Daftar isi
Batuan beku adalah salah satu jenis batuan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup serta industri. Beberapa batuan beku tersebut mungkin banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
Misalnya saja Obsidian yang diolah menjadi perhiasan dan bahan untuk pisau, kemudian ada juga jenis batuan beku Basal yang dijadikan bahan campuran beton. Batuan beku jenis Granit banyak digunakan sebagai ubin di berbagai bangunan, ubin dari granit termasuk ubin yang harga dan kualitasnya cukup mahal.
Batuan beku disebut juga igneus rock, diambil dari kata “Ignis” yang artinya api dalam bahasa latin, batuan beku berasal dari magma cair yang mengkristal. Proses singkat terbentuknya batuan beku yaitu magma cair di dalam bumi mendapatkan tekanan gas yang membuat magma tersebut naik ke area yang lebih rendah pada kerak bumi.
Proses terjadinya batuan beku yang terbentuk dari magma yang mengeras dapat terjadi meskipun tanpa proses kristalisasi, proses tersebut dapat terjadi di bawah permukaan bumi atau di atas permukaan bumi. Jika proses terbentuknya di bawah permukaan bumi disebut batuan intrusif, sedangkan jika terjadi di permukaan bumi disebut batuan ekstrusif.
Struktur batuan beku instrusif memiliki butiran yang kasar, hal ini disebabkan magma berubah menjadi dingin secara perlahan. Sedangkan batuan beku ekstrusif disebut juga batuan vulkanik, merupakan batuan beku yang mengalami proses pembekuan di daratan atau di bawah permukaan laut dan prosesnya lebih cepat.
Tekstur batuan beku ada beberapa jenis, tekstur yang terbentuk tersebut ditentukan oleh granulitas, kristalinitas serta hubungan antar kristal. Kesemuanya berhubungan dengan kerapatan antar mineral yang merupakan bagian dari batuan. Berikut jenis-jenis tekstur batuan beku.
Kristalisasi merupakan merupakan proses mengkristalnya batuan beku, kristalinitas menunjukkan banyak kristal yang terbentuk maupun yang tidak berbentuk. Proses kristalisasi juga dipakai untuk menentukan kecepatan pembekuan magma.
Jika proses pembekuan batuan terjadi secara lambat, maka akan terbentuk kristal besar. Sebaliknya jika proses pembekuan terjadi secara cepat maka akan terbentuk tekstur kristal yang halus. Pembekuan yang prosesnya terjadi sangat cepat akan membentuk kristal berbentuk amorf.
Ada tiga kelas derajat kristalisasi yang dikenal dalam pembentukan batuan beku, yaitu:
Jenis tekstur granularitas adalah ukuran butitan yang ada pada batuan beku. Ada dua kelompok tekstur ukuran butiran yang dibedakan menjadi 2 berdasarkan ukuran teksturnya, yaitu:
Fanerik atau Fanerokristalin adalah tekstur batuan yang besar kristal-kristalnya dapat dibedakan antara satu dengan yang lain meskipun hanya dengan pengelihatan mata biasa (megaskopis).
Ukuran kristal-kristal jenis fanerik ini dapat digolongkan menjadi:
Afanitik adalah batuan beku yang memiliki ukuran kristal sangat kecil (mikroskopis), sehingga dibutuhkan bantuan lensa untuk dapat membedakan tiap-tiap ukuran kristal. Batuan ini tersusun dari kristal, gelas maupun perpaduan antara ke duanya. Batuan Afanitik dapat dibedakan menjadi beberapa ukuran, yaitu:
Bentuk kristal merupakan sebuah sifat dari kristal yang ada di dalam batuan, bisa dikatakan bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ada tiga bentuk kristal dilihat dari visualisasi dua dimensi, yaitu:
Sedangkan dilihat dari visualisasi tiga dimensi ada empat bentuk kristal, yaitu:
Hubungan antar kristal yaitu keterkaitan antara kristal atau mineral satu dengan yang lain di dalam suatu batuan. Ada dua hubungan antar kristal, yaitu:
Equigranular adalah batuan yang ukuran kristalnya membentuk batuan berukuran sama besar. Ada 3 golongan equigranular, yaitu:
Inequigranular yaitu butiran kristal yang menjadi pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut juga fenokris sedangkan yang lebih kecil disebut massa dasar yang berupa kristal atau gelas. Inequigranular terbagi menjadi dua, yaitu: