Daftar isi
Jika udara mengandung uap air dingin maka suhunya akan turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air dan berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air seperti itu disebut dengan udara jenuh.
Kelembaban udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara terbentuk uap air.
Uap air dalam udara hangat memiliki kandungan lebih banyak daripada di dalam udara dingin.
Berbeda dengan kondisi dalam ruangan, kelembaban udara dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Jika dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan.
Kelembaban udara juga dapat terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Kelembaban udara dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Suhu
Suhu merupakan derajat panas suatu benda. Kelembaban udara dipengaruhi oleh suhu udara.
Jika suhu suatu udara semakin tinggi, maka kelembaban udara yang dimiliki semakin rendah.
Begitu pun sebaliknya, jika semakin rendah suhu udara maka kelembaban yang dimiliki pun semakin tinggi.
Tekanan udara dalam tingkat kelembaban udara berbanding lurus. Semakin tinggi tekanan udara di suatu tempat maka udara tersebut semakin memiliki kelembaban yang tinggi karena udara yang ada jumlahnya terbatas.
3. Pergerakan Angin
Pergerakan angin menjadi hal yang berpengaruh bagi kelembaban udara. Karena adanya angin dapat mempengaruhi proses penguapan pada sumber air dan menjadi salah satu faktor dalam pembentukan awan.
4. Kuantitas dan Kualitas Penyinaran
Kuantitas dan kualitas penyinaran mempengaruhi kelembaban udara. Jika penyinaran matahari tinggi, maka kelembaban yang tinggi juga menurun. Hal tersebut dikarenakan kandungan uap air pada suatu udara.
Penyinaran matahari akan menghilangkan kandungan uap air sehingga akan berdampak pada menurunnya tingkat kelembaban udara.
5. Vegetasi
Vegetasi mempengaruhi kelembaban udara karena kerapatannya. Apabila suatu tempat memiliki kerapatan vegetasi yang tinggi, maka kelembaban udaranya juga tinggi.
Hal tersebut terjadi karena adanya seresah yang menutupi permukaan tanah dengan rapat, maka menyebabkan uap air terkunci di dalam nya.
Sebaliknya, apabila kerapatan vegetasinya rendah, maka kelembaban udara ditempat tersebut juga rendah karena seresah yang menutupi permukaan tanah juga jarang.
6. Ketersedian Air
Ketersedian air untuk kelembaban udara diukur dari banyaknya uap air yang terkandung di dalam udara.
Daerah yang memiliki ketersediaan air banyak akan memiliki tingkat kelembaban udara yang tinggi.
Sementara tempat yang memiliki ketersediaan air rendah maka tingkat kelembabannya juga rendah.
7. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat mempengaruhi kelembaban udara. Jika berada ditempat yang tinggi, udara akan terasa lebih dingin daripada ketika berada di tempat yang lebih rendah.
Dikarenakan kandungan uap air yang ada di wilayah ketinggian lebih banyak daripada di wilayah rendah.
Maka dari itu semakin tinggi suatu tempat maka kelembaban udaranya pun semakin tinggi sebaliknya, semakin rendah suatu tempat maka kelembaban udaranya pun semakin rendah.
8. Kerapatan Udara
Kerapatan udara saling berkaitan dengan kelembaban udara. Semakin rapat udara di suatu tempat, maka kelembabannya pun tinggi. Sebaliknya apabila kerapatan udaranya renggang, maka kelembabannya rendah.
Berikut ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara:
Higrometer
Higrometer merupakan alat untuk mengukur tingkat kelembaban udara. Higrometer biasanya dipasang di tempat penyimpanan barang seperti container.
Biasanya digunakan untuk mengetahui kelembaban udara karena jika kelembaban terlalu rendah, organisme lain seperti jamur yang akan muncul dan merusak barang simpanan.
Pada higrometer terdapat dua skala yaitu menunjukan kelembaban dan temperatur atau suhu.
Pada skala kelembaban diberi simbol huruf h sedangkan untuk suhu menggunakan derajat celcius.
Bentuk sederhana higrometer bernama psychrometer yang tersusun atas dua termometer. Adapun jenis-Jenis hygrometer, yaitu:
Higrometer logam atau kertas berguna untuk memberikan indikasi cepat saat terjadi perubahan kelembaban.
Higrometer logam atau kertas merupakan perangkat yang memiliki nilai sangat rendah, tingkat akurasinya terbatas dan akan memberikan hasil yang berbeda-beda meskipun menggunakan alat dan jenis yang sama.
Higrometer regangan rambut menggunakan rambut yang berasal dari manusia ataupun kuda yang telah dihilangkan lemaknya, lalu dikaitkan pada pengungkit yang terhubung dengan jarum penunjuk skala sehingga nantinya dapat memperbesar atau direnggangkan.
Panjang rambut tersebut dapat berubah berdasarkan kelembaban dan juga perubahan panjang rambut mampu diperbesar secara mekanis atau diindikasikan pada skala atau dial.
Higrometer elektronik menggunakan kaca yang telah didinginkan serta mekanis optoelektronik untuk mengetahui kondensasi pada permukaan kaca.
Higrometer elektronik memiliki nilai Akuransi sebesar 0,2 derajat celcius.
Psikrometer merupakan alat ukur yang berguna mengukur kelembaban relatif udara.
Psikrometer terbuat dari dua buah termometer yang merupakan komponen utamanya.
Pada termometer pertama berupa termometer bola kering yang berfungsi mengukur suhu udara sedangkan termometer kedua adalah termometer bola basah yang berguna mengukur suhu udara lembab atau jenuh.
Thermometer ini merupakan higrometer yang berfungsi untuk mengukur kelembaban udara yang terdapat di dalam ruangan atau pun di luar ruangan.
Termometer higrometer ini berguna dalam memonitor kelembaban udara yang terdapat di laboratorium, ruangan IT seperti ruangan server, peternakan atau perkebunan.
Kelembaban udara memiliki jenis-jenis tertentu yang dibagi dalam 3 bentuk, yaitu:
Kelembaban spesifik merupakan banyaknya uap air yang terkandung dalam 1 kilo gram udara.
Diatas lautan, kelembaban spesifik mengikuti tekanan udara, jika tekanan udara tinggi maka kelembaban spesifik tinggi.
Didarat mengalami 2 kali maksimum kelembabannya (pada saat menjelang tengah hari dan saat tekanan maksimum) dan 2 kali minimum kelembaban nya (pada saat tekanan minimum dan pada senja hari) selama 24 jam.
Kelembaban spesifik biasanya tertinggi pada musim panas dan terendah pada musim dingin.
kelembaban spesifik pada daerah bermusim hujan dan kemarau, tertinggi musim hujan dan terendah musim kemarau.
Kelembaban Absolut merupakan Berat uap air persatuan volume udara dengan satuan g/m3.
Kelembaban Udara Nisbi (relatif) merupakan perbandingan antara uap air yang benar ada di udara dengan jumlah uap air di dalam udara.
Kelembaban udara nisbi umumnya berlawanan dengan suhu maksimum pagi hari dan minimum sore hari.
Satuan kelembaban yang umum digunakan adalah RH, yaitu Relative Humidity atau kelembaban relatif.
RH merupakan satuan pengukuran yang merepresentasikan jumlah titik-titik air di udara pada suhu tertentu, lalu dibandingkan dengan jumlah maksimum titik-titik air yang dapat dikandung di udara pada suhu tersebut.
Semakin tinggi nilai RH maka semakin tinggi terjadinya pengembunan. 100% RH berarti bahwa penambahan titik-titik air di udara akan langsung mengembun.
Tingkat kelembaban yang ideal adalah 50-55% RH. 50% RH menunjukkan bahwa udara terisi setengah dari kapasitas maksimum air yang bisa ditampung di udara.
Maka dari itu rumus kelembaban udara sebagai berikut:
LR = e/E ×100%
Keterangan:
LR = Kelembapan relatif.
e = Kandungan uap air aktual di udara.
E = Kemampuan maksimal udara dalam mengandung uap air.
1. Dalam 1 m³ udara pada suhu 20º C terdapat 25 gram uap air. Jumlah uap air maksimum dalam 1 m³ udara pada suhu 20º C adalah 30 gram. Berapa nilai kelembaban relatifnya?
Diketahui :
e: 25 gram
E: 30 gram
Ditanya : LR?
Dijawab:
LR = e/E ×100%
LR = 25/30 ×100%
LR = 83%
2. Jika suhu daerah X dan sekitarnya ± 24° C, setiap 1 m3 udara mengandung uap air sebanyak 17 gram. Pada suhu yang sama kandungan uap air maksimumnya adalah 25 gram, maka kelembaban udara relatif daerah X?
Diketahui :
e: 17 gram
E: 25 gram
Ditanya : LR?
Dijawab:
LR = e/E ×100%
LR = 17/25 x 100 %
LR = 68 %