Sejarah

Kerajaan Tarumanegara: Sejarah – Raja dan Peninggalannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada jaman dahulu di Nusantara terdapat banyak sekali kerajaan yang berdiri dan berkembang. Salah satunya yaitu kerajaan Tarumanegara yang merupakan salah satu kerajaan yang tertua di Nusantara.

Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kerajaan Tarumanegara mulai dari sejarah hingga peninggalan dari kerajaan Tarumanegara.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan di Indonesia dan merupakan tertua setelah kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berdiri pada abad ke 4 hingga 7 masehi. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh sesorang yang berasal dari India yang bernama Jayasingawarman.

Jayasingawarman pergi ke nusantara untuk mengungsi dikarenakan di India terjadi sebuah peperangan yang besar. Banyak pengungsi yang berasal dari India. Setelah mendapatkan persetujuan dari raja di Jawa Barat yaitu Dewawarman VIII, kemudian mereka membuat dan membangun tempat tinggal baru di dekat sungai Citarum.

Pemukiman yang didirikan oleh orang orang India tersebut diberi nama desa Taruma. Seiring dengan perkembangan waktu, desa ini sering sekali dikunjungi oleh orang orang sehingga menjadi desar yang besar.

Lambat laun, desa tersebut berkembang menjadi kota yang perkembangannya sangat pesat, sehingga Jayasingawarman membentuk kerajaan yang kemudian dinamakan kerajaan Tarumanegara

Wilayah kerajaan Tarumanegara membentang mulai dari wilayah Banten, Jakarta hingga Cirebon. Kerajaan Tarumanegara memiliki raja yang paling mahsyur yang bernama Purnawarman.

Pada masa pemerintahan Purnawaman dilakukan penggalian sungai untuk menghindari banjir dan kekeringan yang terjadi pada saat musim kemarau. Penggalian sungai tersebut sepanjang 12 km dengan menggunakan peralatan manual yaitu tombak.

Letak Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara berada di Bogor, Jawa Barat. Tepatnya di lembah Sungai Citarum dan merupakan kerajaan Hindu yang dibangun oleh Jayasingawarman yang merupakan menantu dari raja Dwewawarman VIII.

Jayasingawarman merupakan orang yang berasal dari India dan pergi mengungsi ke Nusantara, lalu ia mendirikan kerajaan Tarumanegara. Ibu kota dari kerajaan Tarumanegara yang berada di Jayasinghapura menggantikan pusat pemerintahan dari kerajaan ayah mertuanya.

Nama dari Tarumanegara diperkirakan berkaitan dengan kata tarung yang memiliki arti nila. Kata tarung tersebut ada di Jawa Barat dan digunakan sebagai nama sungai yaitu sungai Citarum.

Raja Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh 12 raja pada masanya yaitu dari abad ke-4 hingga ke-7. Silsilah raja dari kerajaan Tarumanegara yaitu:

  • Jayasingawarman (358 – 382 M)
  • Dharmayawarman (382 – 395 M)
  • Purnawaman (395 – 434 M)
  • Wisnuwarman (434 – 455 M)
  • Indrawarman (455 – 515 M)
  • Candrawarman (515 – 535 M)
  • Suryawarman (535 – 561 M)
  • Kertawarman (561 – 628 M)
  • Sudhawarman (628 – 639 M)
  • Hariwangsawarman (639 – 640 M)
  • Nagajayawarman (640 – 666 M)
  • Linggawarman (666 -669 M).

Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaannya ketika berada di bawah pimpinan dari raja yang sangat mahsyur yaitu Purnawaman. Pada masa pemerintahannya, luas kerajaan Tarumanegara hampir sama dengan luas wilayah Jawa Barat sekarang ini.

Raja Purnawaman dikenal sebagai raja yang sangat memperhatikan para rakyatnya. Purnawaman melakukan beberapa hal pada masa pemerintahannya, yaitu menyusun undang undang kerajaan, membuat strategi perang, memindahkan ibu kota ke daerah sekitaran tepi pantai, penggalian sungai dan masih banyak lagi.

Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara runtuh dikarenakan adanya masalah keluarga. Pada masa kepemimpinan dari raja Linggawarman ia meneruskan tahtanya kepada sang menantu yang bernama Tarusbawa.

Namun, sang mantu malah meninggalkan kerajaan Tarumanegara dikarenakan menurutnya kerajaan ini sudah tidak lagi memiliki kehebatan seperti di masa lampau. Kemudian Tarusbawa membangun kerajaan yang baru yang bernama kerajaan Sunda.

Faktor lain penyebab dari keruntuhan kerajaan Tarumanegara yaitu adanya gempuran dari kerajaan Majapahit sehingga kerajaan Tarumanegara kesulitan dalam mempertahankan keberadaannya.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara banyak sekali meninggalkan berbagai peninggalan seperti prasasti, topeng, emas dan lain sebagainya. Ada 7 prasasti yang merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara diantaranya:

  • Prasasti Jambu

Prasasti ini merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di kawasan perkebunan jambu, bukit pasir koleyangkak, Kabupaten Bogor. Isi dari tulisan pada prasasti jambu tersebut yaitu:

“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termahsyur Sri Purnawaman, yang sekali waktu memerintah di Taruma dan baju zirahnya yang terkenal dengan warman. Tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota kota musuh, hormat kepada pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh musuhnya.”

  • Prasasti Ciareteun

Pada prasasti ciareteum terdapat ukiran laba laba dan juga telapak kaki dan sajak palawa dalam bahasa Sansekerta. Tulisan dari prasasti ciareteum ini berbunyi:

“Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di duni.”

  • Prasasti Pasir Awi

Prasasti ini ditemukan di pasir asi tepatnya di daerah Bogor. Pada prasasti pasir awi ini terdapat gambar telapak kaki dan juga tulisan ikal. Namun hingga saat ini isi tulisan yang tertulis pada prasasti tersebut belum dapat disimpulkan oleh para ahli.

  • Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini ditemukan di kampung muara hilir, Cibungbulan di daerah Bogor. Pada prasasati kebon kopi ini juga terdapat tulisan yang berisi:

“Di sini nampak sepasang tapak kaki yang seperti Airwata, gajah penguasa taruma yang agung dalam dan kejayaan.”

Prasasti tugu ini ditemukan di Tugu, Cilincing daerah Jakarta dan merupakan perbatasan dengan daerah Bekasi. Pada prasasti tugu tersebut juga terdapat tulisan yang berisi:

“Dahulu sungai bernama candra bhaga telah (disuruh) gali oleh Maharaja Purnamwarman. Maharaja yang mulia memiliki lengan yang kuat. Setelah sampai ke istana kerajaan yang termahsyur, sungai dialirkan ke laut.

Di dalam tahun ke-22 dari takhta yang mulia raja Purnawarman yang gemerlapan karena kepandaian dan kebijaksanannya serta menjadi panji panji dari segala raja raja.

Baginda memerintahkan pula, menggali sungai yang pernah bersih jernih yang bernama gomati setelah sungai itu mengalir di tempat kediaman yang mulia Nenekda sang pendeta (sang Purnamwarman).

Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra, hanya 21 haru saja sedang galian itu panjangnya 6122 tumbak. Upacara (selamatan) itu dilakukan oleh para Brahmaan disertai 1000 ekor sapi yang dikorbankan.”

  • Prasasti Muara Cianten

Prasasti ini hampir mirip dengan prasasti Awi dikarenakan memililiki gambar telapak kaki dan tulisan ikal. Prasasti muara cianten ditemukan di muara Cianten, daerah Bogor. Namun, tulisan dari prasasti ini belum dapat disimpulkan oleh para ahli.

  • Prasasti Lebak

Prasasti lebak ditemukan di kampung yang bernama Lebak di tepi sungai Cidanghiang, Banten. Dalam prasasti ini juga terdapat tulisan yang berbunyi:

“inilah tanda keperwiraan yang mulia Purnawarman. Baginda seorang raja yang agung dan gagah berani. Baginda seorang raja dunia dan menjadi panji sekalian raja.”

Di dalam prasasti ini juga meuat batas batas dari kerajaan tarumanegara yaitu sebelah barat berbatasan dengan laut, sebelah selatan berbatasan dengan laut, sebelah timur berbatasan dengan sungai Citarum dan sebelah utara berbatasan dengan daerah Karawang.

  • Situs Pasir Angin

Situs ini terdapat di desa Cemplang, kecamatan Cibungbulang. Pada bukit tersebut terdapat monolit dengan tinggi 1,2 m. Di bukit tersebut ditemukan berbagai artefak perunggu, emas dan besi. Salah satunya yaitu topeng emas.