Sejarah Kerajaan Majapahit: Raja dan Peninggalannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kerajaan Majapahit berdiri setelah berhasil melawan Kerajaan Singasari dengan membunuh Kartanegara.

Kerajaan ini terkenal dengan kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar dalam sejarah Indonesia dan kerajaan Hindu-Buddha selain Kerajaan Kutai. Kerajaan ini sama besarnya seperti Kerajaan Sriwijaya.

Hanya beda wilayah dan mempunyai kelebihan masing-masing. Masa pemerintahan Kerajaan Majapahit antara tahun 1293-1527. Untuk lebih tahu jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

Latar Belakang Kerajaan Majapahit

Kerajaan ini berdiri didasarkan pada serangan Jayakatwang (Kediri) yang berhasil membunuh Kartanegara karena menolak membayar upeti atau pajak.

Raden Wijaya berhasil melarikan diri ke Madura untuk meminta bantuan kepada Aryawiraraja. Nama Majapahit berasal dari kata buah “maja” dan rasa “pahit”.

Saat pasukan Mongolia masuk ke tanah Jawa, Raden Wijaya memanfaatkan kerja sama dengan pasukan tersebut untuk menyerang Jayakatwang. Penyerangan berhasil dan Jayakatwang terbunuh.

Selang beberapa lama, Raden Wijaya mengusir pasukan Mongolia dari tanah Jawa.

Raden Wijaya kemudian naik tahta dengan gelar Sri Kertajasa Jayawardhana pada tahun 1293.

Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja Majapahit pada tanggal 10 November 1293 (tanggal 15 bulan Kartika 1215).

Dengan adanya penobatan tersebut otomatis Kerajaan Majapahit berdiri. Letak kerajaan ini berada di desa Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Raja-raja yang Pernah Menjabat di Kerajaan Majapahit

Berikut ini adalah raja-raja yang pernah menjabat di Kerajaan Majapahit, antara lain:

1. Raden Wijaya (1293-1309)

Raden Wijaya merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Majapahit.

Pada masa pemerintahan ini, beliau lebih mengedepankan konsolidasi dan memperkuat pemerintahan.

Salah satu caranya adalah dengan menjadikan Majapahit sebagai pusat pemerintahan.

Selain itu juga memberikan posisi penting terhadap pengikut setianya dan menikahi keempat putri Kartanegara. Beliau meninggal dan dimakamkan di Candi Sumberjati atau Simping.

2. Jayanegara (1309-1328)

Pada masa pemerintahan ini, muncul banyak pemberontakan. Beliau masih sangat muda dan berumur 15 tahun. Selain itu, beliau adalah anak dari selir Raden Wijaya.

Pemberontakan dalam masa pemerintahan ini diinisiasi oleh orang-orang istana yang dulunya adalah kepercayaan Raden Wijaya, antara lain Lembu Sura, Ronggolawe, Nambi, dan beberapa pemberontakan lainnya.

3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)

Beliau adalah adik dari Jayanegara dan menggantikan Jayanegara yang wafat dalam keadaan tidak memiliki keturunan. Aslinya tahta diberikan kepada Gayatri atau permaisuri Raden Wijaya.

Tetapi karena Gayatri sudah menjadi bhiksuni, maka diwakilkan oleh anaknya itu.

Pada masa pemerintahan ini, Majapahit mulai merasakan awal kejayaannya.

Suami Tribuana Tungga Dewi, Cakradhara menjabat sebagai Bhre Tumapel dengan gelar Kertawardana. Pemerintahan ini lebih kuat dengan adanya Patih Gajah Mada.

Dengan pemerintahan ini Majapahit melakukan ekspansi ke berbagai wilayah di nusantara.

4. Hayam Wuruk (1350-1389)

Hayam Wuruk adalah raja yang membawa kejayaan Kerajaan Majapahit dibantu oleh Patih Gajah Mada.

Pada masa pemerintahan ini lebih meneruskan ke ekspansi yang dilakukan pada masa sebelumnya.

Hayam Wuruk bergelar sebagai Rajasanegara. Selain dibantu oleh Patih gajah Mada, beliau juga dibantu oleh Adityawarman dan Mpu Nala, yang mampu menjalankan sebuah negara untuk mencapai kemajuan.

Mpu Nala lebih sebagai pimpinan armada laut yang mahir dalam menjalankan strategi.

Dengan kekuasaan tersebut, Majapahit tidak sulit untuk melakukan kerja sama dengan kerajaan tetangga (Mitrekasatat).

5. Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399)

Kusumawardhani merupakan ratu di pusat Majapahit dan putra dari selir Hayam Wuruk (Bhre Wirabumi) dijadikan sebagai raja kecil di Blambangan.

Walaupun beda tempat, raja Blambangan tetap tunduk dengan Majapahit.

6. Suhita (1399-1429)

Pada masa pemerintahan ini, konflik mulai bermunculan yang membawa Kerajaan Majapahit runtuh. Suhita merupakan putra dari Wikramawardhana dengan selirnya.

Konflik ini muncul karena Bhre Wirabumi tidak terima jika Suhita menerima tahta kerajaan tersebut.

Akibatnya, muncullah perang saudara yang terkenal dengan Perang Paregreg (1401-1406).

Dalam pertempuran ini, Wirabumi dibunuh oleh Damar Wulan. Dengan adanya perang ini, banyak wilayah kekuasaan Majapahit memisahkan diri. Majapahit pun semakin terpuruk.

7. Bhre Tumapel atau Kertawijaya 1447-1451)

Kertawijaya adalah putra dari Wikramawardhana dengan selir. Beliau menjadi Bhre Tumapel menggantikan kakaknya yang meninggal pada tahun 1427.

Beliau naik tahta menggantikan Suhita, dan pada masa pemerintahannya sering terjadi gempa bumi dan gunung meletus. Terjadi juga peristiwa pembunuhan oleh keponakannya.

Peristiwa pembunuhan penduduk dilakukan oleh Bhre Paguhan dan Bhre Tumapel. Beliau wafat pada tahun 1451.

8. Rajasawardhana (1451-1453)

Rajasawardhana adalah adik dari Dyah Kertawijaya yang menurut Pararaton naik tahta dikarenakan melakukan kudeta terhadap Kertawijaya dengan disertai pembunuhan terhadap kakaknya tersebut.

Pemerintahan ini pernah terdapat dalam berita Tiongkok, dengan memberitakan bahwa pada tahun 1452 Rajasawardhana mengirim duta besar ke Tiongkok.

9. Purwawisesa (1456-1466)

Setelah masa Rajasawardhana, Majapahit dilanda kekosongan pemerintahan.

Baru pada tahun 1456 Majapahit dipimpin oleh Purwawisesa atau bisa dikenal dengan Bhre Wengker.

Bhre Wengker sendiri naik tahta dengan gelar Bhra Hyang Purwawisesa, Pada masa pemerintahannya terjadi bencana gunung meletus pada tahun 1462.

Pada tahun 1466 Purwawisesa meninggal dunia dan dicandikan di Puri.

10. Bhre Kertabhumi (1466-1478)

Beliau merupakan raja terakhir dari Kerajaan Majapahit. Beliau dikalahkan oleh Raden Patah pada tahun 1400 Saka atau yang terkenal dengan Sirna ilang KERTA-ning BUMI.

Sehingga atas dasar berita tersebut, Prabu Brawijaya (Brawijaya V) identik dengan Bhre Kertabhumi dalam Serat Kanda. Serangan tersebut menandakan Kerajaan Majapahit berakhir.

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Masa kejayaan Kerajaan Majapahit terlihat pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dimana hampir seluruh wilayah Nusantara ditaklukkan oleh beliau.

Majapahit saat itu menjadi kerajaan terbesar serta terkuat pada masanya. Kerajaan Majapahit pada perkembangan waktunya juga bisa menguasai wilayah luar nusantara, yaitu Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Lokasi yang strategis membuat Kerajaan Majapahit menjadi kaya karena pajaknya. Lokasi strategis dijadikan sebagai perdagangan rempah-rempah. Jalannya pemerintahan dibantu oleh Patih Gajah Mada.

Hal tersebut terbukti dengan bersatunya Sumatera, Jawa, dan Bali ke dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Walaupun Patih Gajah Mada meninggal, Majapahit tetap melakukan ekspansi wilayah.

Hasil ekspansi wilayah tersebut meliputi seluruh kepulauan Melayu, kecuali Sriwijaya dan dua koloninya dan Palembang.

Sebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Setelah meninggalnya Patih Gajah Mada dan Hayam Wuruk, maka Majapahit mengalami kemunduran yang sangat drastis. Salah satunya diserang oleh pasukan Islam Kerajaan Demak.

Adanya perang suksesi pada awal abad ke-15 selama empat tahun juga menyebabkan runtuhnya Majapahit.

Keruntuhan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Patih Udara pada tahun 1518.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Berikut adalah peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit yang sampai sekarang bisa ditemui, antara lain:

Candi ini terletak di Dukuh Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Dinamakan Candi Tikus karena saat penemuannya ditemukan banyak sekali sarang tikus liar.

Candi ini berada di situs arkeologi Trowulan.

Candi ini berada di kawasan yang sama di situs arkeologi Trowulan yang candinya dibuat oleh Mpu Sindok digunakan untuk pembakaran jenazah para Majapahit.

  • Gapura Bajang Ratu

Candi Bajang Ratu ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 M, terletak di Desa temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini berfungsi sebagai pintu masuk untuk memasuki tempat suci.

  • Gapura Wringin Lawang

Gapura ini terbuat dari bata merah setinggi 15,5 meter yang berada di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur dengan gaya candi mirip dengan Candi Bentar.

Candi ini berada di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur yang terbuat dari batu bata merah dengan tahan cukup lama.

fbWhatsappTwitterLinkedIn