Daftar isi
Konsep tekanan zat pada makhluk hidup terjadi pada berbagai peristiwa. Beberapa peristiwa yang sesuai dengan konsep tekanan, yaitu :
Air dapat masuk kedalam tubuh tanaman karena diserap oleh akar. Kemampuan tanaman untuk menghisap air melalui akar dibantu oleh daya kapilaritas batang. Gaya kapilaritas dipengaruhi oleh dua hal, yaitu gaya adhesi dan gaya kohesi. Gaya kohesi adalah kemampuan molekul untuk berikatan dengan molekul lain yang tidak sejenis.
Air diserap oleh rambut-rambut akar, kemudian air masuk secara osmosis ke dalam sel epidermis. Air akan terus melewat korteks hingga endodermis dan berakhir di periskel. Setelah berada di periskel, sistem pengangkutan air diambil alih oleh xilem akar. Kemudian, air akan melewati xilem di batang hingga sampai ke xilem di daun untuk proses fotosintesis.
Gaya kapilaritas yang dimiliki oleh batang membuat tanaman dapat menyerap air walau arahnya dari bawah ke atas atau bagian yang lebih tinggi. Sifat kapilaritas menyerupai sifat pipa kapiler. Pipa kapiler berbentuk menyerupai sedotan, namun memiliki diameter yang sangat kecil.
Jika ujung pipa dimasukkan ke dalam air, maka iar uang masuk ke pipa akan lebih tinggi dibanding yang ada disekitar pipa. Prinsip tersebut juga bekerja pada tanaman. Air yang ada pada batang tanaman akan lebih tinggi dibanding air di dalam tanah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi gerakan air ke bagian tanaman, yaitu daya isap daun. Daya isap daun adalah naiknya air ke daun karena adanya aktivitas penggunaan cadangan air yang ada di batang. Penggunaan air di dalam daun akan menyebabkan terjadinya tarikan terhadap air yang berada di xilem sehingga menyebabkan air dapat masuk dan naik ke daun.
Air tersebut digunakan untuk proses fotosintesis. Air juga dapat dikeluarkan dari tanaman melalui proses transpiraso dan gutasi. Pengangkutan nutrisi hasil dari proses fotosintesis berupa gula dan asam amino ke seluruh tubuh dilakukan oleh floem. Hasil fotosintesis yang terletak di daun akan diedarkan ke seluruh bagian tanaman melalui pembuluh floem secara osmosis.
Manusia memiliki sistem peredaran darah secara tertutup, sebab darah yang mengalir berada di dalam pembuluh. Hal tersebut sesuai dengan hukum pascal mengenai tekanan yang terdapat pada ruang katup. Tekanan darah dibagian aorta akan sama dengan tekanan darah pada arteri atau pembuluh nadi.
Hal tersebut sama seperti bunyi hukum Newton sebagai berikut.
“Tekanan yang diberikan dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama”. Proses terjadinya peredaran darah sebagai berikut :
Tekanan darah dalam keadaan maksimum disebut dengan tekanan sistol, sedangkan tekanan darah dalam keadaan minimum disebut dengan tekanan darah diastol.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah pada manusia disebut spigmomanometer. Kisaran tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg bagi dewasa. Jika tekanan darah manusia berada di kisaran 170/100 mmHg maka orang tersebut mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah.
Tekanan darah tinggi disebabkan karena sering mengkonsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi. Bila tingkat keparahan semakin buruk maka penderita dapat mengalami stroke. Tekanan darah rendah dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar zat besi yang tinggi. Tekanan rendah dapat menyebabkan penderitanya menjadi mudah lelah, lemas, dan psuing.
Di dalam organ paru-paru terjadi pertukaran antara gas oksigen dengan karbon dioksida yang terjadi secara difusi. Proses perpindahan antara gas oksigen dengan karbon dioksida memiliki konsentrasi dan tekanan parsial dari tinggi ke rendah.
Tekanan parsial adalah tekanan yang dihasilkan oleh gas tertentu dalam campuran gas tersebut. Campuran gas antara O2 dan CO2 merupakan tekanan parsial yang terlarut dalam darah. Darah yang masuk ke dalam paru-paru melalui arteri pulmonamais memiliki tekanan parsial oksigen yang lebih rendah dan tekanan parsial karbon dioksida yang lebih tinggi dibanding dengan udara di dalam alveolus.
Ketika darah mengalir menuju alveoli, karbon dioksida yang terkandung dalam darah menuju alveol dan oksigen yang terkandung di dalam udara di alveol menuju ke dalam darah secara difusi. Hal ini menyebabkan tekanan parsial oksigen dalam darah menjadi naik dan tekanan parsial karbon dioksida membawa banyak oksigen.
Kandungan gas karbob dioksida dalam jaringan tubuh menjadi lebih besar dibanding kandungan karbon dioksida dalam darah, sehingga gas karbon dioksida dalam jaringan tubuh keluar menuju darah secara difusi.
Setelah sistem peredaran darah melepaskan oksigen dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh, darah mengalir kembali melalui pembuluh darah melepaskan oksigen dan membawa karon dioksida dari jaringan tubuh, darah mengalir kembali melalui pembuluh balik menuju paru-paru dan jantung untuk mengalami pertukaran gas.