Perahu Kertas merupakan novel karya Dewi Lestari yang terbit pada tahun 2009. Novel bertema drama romantis ini merupakan novel ke-6 dari Dewi Lestari atau yang tenar dengan nama Dee.
Novel Perahu Kertas menceritakan mengenai seorang remaja yang bernama Keenan. Keenan yang baru lulus SMA di Amsterdam terpaksa pulang ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi, Bandung, karena keinginan ayahnya agar ia menjadi seorang pebisnis meski sebenarnya Keenan ingin menjadiseorang pelukis. Bakat melukis Keenan didapatkannya dari sang ibu. Di sisi lain, ada seorang perempuan bernama Kugy yang memiliki cita-cita menjadi juru dongeng meski dia tetap melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra.
Keduanya, Keenan dan Kugy, dipertemukan oleh Eko dan Noni . Eko adalah sahabat Keenan sementara Noni merupakan sahabat Kugy. Selepas perkenalan itu, Kugy dan Keenan akhirnya bersahabat. Seiring waktu, tanpa disadari kedekatan mereka menumbuhkan rasa saling suka, namun keduanya tidak pernah ada yang mau mengungkapkan perasaan mereka.
Persahabatan antara Keenan dan Kugy mulai merenggang saat Noni berniat untuk mendekatkan Keenan dengan sepupunya yang bernama Wanda. Mengetahui hal itu, Kugy hanya bisa memendam rasa cemburu. Kugy kemudian mencoba untuk menyibukkan diri dengan menjadi guru relawan di Sakola Alit yang merupakan sebuah sekolah darurat. Hal itu membuat Kugy dan Keenan menjadi jarang bertemu lagi.
Keenan sendiri masih melanjutkan hobi melukisnya, bahkan dia juga mampu menjual beberapa lukisannya. Namun, ketika Keenan mengetahui bahwa ternyata yang selama ini membeli lukisannya adalah Wanda, hubungannya dengan Wanda hancur begitu saja.
Keenan kemudian pergi meninggalkan Jakarta menuju Bali, tepatnya di Ubud. Disana dia tinggal di tempat Pak Wayan yang merupakan mantan pacar ibunya. Keenan kemudian bertemu dengan seorang gadis yang anggun dan lembut bernama Luhde Laksmi yang adalah keponakan Pak Wayan. Keenan yang masih merasa terpuruk selalu mendapatkan semangat untuk melanjutkan mimpinya dari Luh.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Kugy mulai merasa kesepian tanpa sahabat-sahabatnya. Dia pun mencoba melamar kerja di kantor milik Remigius Aditya yang merupakan sahabat dari kakaknya sendiri. Hanya dalam beberapa bulan, keberadaan dan kontribusi Kugy di kantor tersebut ternyata bisa meningkatkan performa kantor. Remigius pun menaruh hati kepada Kugy dan Kugy menerima cintanya.
Suatu ketika, kondisi ayah Keenan memburuk sehingga Keenan harus kembali ke Jakarta untuk melanjutkan perusahaan ayahnya. Di Jakarta kembali bertemu dengan Kugy dan juga sahabat mereka lainnya, yaitu Noni dan Eko. Persahabatan lama mereka pun terjalin kembali. Hingga kemudian, Keenan mengetahui bahwa ternyata Kugy telah memendam rasa pada dirinya sejak lama, sama seperti apa yang dia rasakan. Pada akhirnya, persahabatan antara Kugydan Keenan berujung pada pernikahan.
Sebuah karya sastra, termasuk novel, dibangun dengan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun sebuah cerita dari dalam cerita itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra meliputi tema cerita, alur, setting, tokoh dan penokohan, sudut pandang cerita, serta amanat atau pesan dalam cerita tersebut. Berikut adalah unsur intrinsik dari novel Perahu Kertas
Unsur ekstrinsik karya sastra adalah unsur-unsur yang membangun karya dari luar karya tersebut. Dalam novel Perahu Kertas ini ada beberapa unsur ekstrinsik yang menonjol, diantaranya adalah kenyataan yang sering terjadi dalam dunia riil, seperti konflik orang tua dan anak ataupun budaya ngekos remaja yang menempuh bangku kuliah.
Kelebihan novel Perahu Kertas adalah pada temanya yang sangat dekat dengan realitas banyak orang, terutama anak muda. Maka tak heran jika kemudian cerita dalam novel ini mampu menghanyutkan para pembacanya.
Gaya bahasa dan penceritaan yang ringan dan lugas serta sesuai dengan kondisi masyarakat membuat cerita dan pesan dalam novel ini mudah dipahami dan dinikmati oleh pembacanya dari berbagai kalangan usia.
Selain itu, penggambaran karakter bahkan nama tokoh yang unik, penyajian latar yang mendetail tetapi tidak berlebihan, serta alur yang kreatif membuat pembaca bisa menghadirkan imajinasinya selama membaca novel ini.
Kelebihan lainnya adalah nilai-nilai positif yang termuat dalam novel Perahu Kertas ini, yang tidak hanya menceritakan kisah percintaan remaja semata, namun di dalamnya juga termuat dinamika hidup tokoh-tokoh di dalam cerita yang mengajarkan tentang banyak hal seperti persahabatan, hubungan keluarga terutama dengan orang tua, tanggung jawab, serta sikap tidak mudah putus asa dalam mengejar mimpi.
Novel Perahu Kertas menggunakan banyak setting yang bukannya tidak mungkin akan menyebabkan kebingungan pembaca. Oleh karena itu, dalam menikmati cerpen ini diperlukan fokus dan konsentrasi yang cukup. Selain itu, ada beberapa bagian novel yang terkesan agak monoton yang bisa menimbulkan kebosanan bagi pembacanya.