Dongeng: Pengertian – Ciri dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai dongeng, berikut pembahasannya.

Pengertian Dongeng

Dongeng merupakan karya sastra lama yang di dalamnya termuat cerita khayalan dan disebarkan secara lisan. Dongeng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).

Pada umumnya dongeng berisi cerita yang mengandung pesan moral walaupun kebenarannya seringkali dipertanyakan karena seringkali peristiwa yang disajikan bersifat aneh dan mustahil.

Dongeng merupakan karya sastra lama yang perlu dilestarikan karena dongeng merupakan warisan dari nenek moyang kita. Dongeng termasuk sastra lisan yang disebarkan dari mulut ke mulut sejak zaman dahulu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah karya sastra lama yang menyajikan cerita khayalan, aneh, atau bersifat tidak masuk akal tetapi seringkali mengandung pesan moral atau hanya untuk menghibur saja dan pada umumnya dongeng tidak diketahui siapa penulisnya.

Ciri-ciri Dongeng

Dongeng memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Penyebarannya dilakukan secara lisan atau dari mulut ke mulut sehingga terdapat berbagai versi cerita.
  • Disebarkan di dalam kelompok tertentu dan dalam waktu yang cukup lama.
  • Penulisnya bersifat anonim atau tidak diketahui siapa penulisnya.
  • Alur cerita yang disajikan sederhana.
  • Pada umumnya dongeng mengandung pesan moral untuk pembacanya.
  • Cerita yang disajikkan bersifat fiktif, khayalan, atau tidak masuk akal.
  • Dongeng terdiri dari pembuka, peristiwa, dan penutup serta penekannya ada pada peristiwa.
  • Memiliki kalimat pembuka dan penutup yang khas dan klise, seperti pada zaman dahulu, pada suatu hari, dan mereka hidup bahagia selamanya.
  • Merupakan milik bersama atau milik kolektif
  • Memiliki fungsi sebagai hiburan atau pelipur lara, alat pendidik, protes sosial atau sindiran.

Fungsi Dongeng

Dongeng merupakan karya sastra yang mengandung pesan moral di dalamnya. Dengan demikian, fungsi dongeng tidak jauh adalah untuk memberikan pesan moral kepada pembacanya. Berikut ini beberapa fungsi dongeng, yaitu:

  • Sebagai penghibur atau pelipur lara bagi para pembacanya
  • Sebagai alat bantu untuk mendidik
  • Sarana untuk mewariskan nilai-nilai khususnya nilai moral kepada generasi berikutnya
  • Sebagai saranan protes sosial salah satunya melalui sindiran
  • Sebagai proyeksi keinginan yang terpendam.

Struktur Dongeng

Secara umum, dongeng terdiri atas tiga bagian, yaitu pembuka, peristiwa, dan penutup.

  • Pembuka (Orientasi)
    Tahap ini merupakan tahap pengenalan cerita. Pada tahap ini pembaca mulai memahami peristiwa yang disajikan. Tahap pembuka seringkali disebut juga dengan tahap pengantar cerita. Pada umumnya tahap ini menceritakan tokoh atau karakter tokoh.
  • Peristiwa
    Tahap ini merupakan isi cerita. Tahap yang memuat urutan peristiwa , yang mana pada bagian ini berisi inti dari cerita. Pada tahap ini diceritakan rangkaian kejadian secara runtut dan secara rinci agar pembaca memahami peristiwa yang diceritakan. Oleh karena itu, tahap ini merupakan inti cerita.
  • Penutup (Reorientasi)
    Tahapan terakhir, yaitu berisi penyelesaian dan penutup. Pada bagian ini ditekankan betapa pentingnya peristiwa yang diceritakan. Dalam bagian ini juga termuat pesan moral penulis kepada pembacanya.

Unsur-unsur Dongeng

  • Tema
    Tema merupakan pokok pikiran atau dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang. Dari tema ini lah cerita kemudian dikembangkan menjadi sebuah dongeng yang utuh. Tema yang disajikan dalam dongeng biasanya berisi tentang putri, pangeran, kerajaan, penyihir, binatang dan masih banyak lagi.
  • Tokoh dan Penokohan
    Tokoh merupakan seseorang yang mengalami peristiwa di dalam cerita, sedangkan penokohan adalah watak tokoh atau karakter tokoh yang diberikan pengarang di dalam cerita atau teks.
  • Latar Cerita (Setting)
    latar merupakan unsur cerita yang menunjukan tempat kejadian, kapan terjadinya, suasana serta keadaan ketika cerita atau peristiwa di dalam cerita berlangsung. Latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
    • Latar tempat adalah tempat terjadinya peristiwa di dalam cerita. Misalnya di suatu kerajaan, di sebuah desa, dan sebagainya.
    • Latar waktu merupakan waktu terjadinya peristiwa di dalam cerita, misalnya pagi hari, saat matahari terbenam, saat matahari terbit, dan sebagainya.
    • Latar suasana adalah suasana yang terjadi saat peristiwa terjadi di dalam cerita, misalnya suasanya menyedihkan, menggembirakan dan sebagainya.
  • Alur Cerita/ Jalan Cerita
    Alur merupakan rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk suatu cerita.
    • Alur maju merupakan alur yang menyajikan peristiwa secara berurutan dari awal hingga akhir.
    • Alur mundur merupakan alur yang menyajikan peristiwa dengan cara diceritakan kembali
    • sedangkan alur campuran merupakan gabungan alur maju dan mundur.
  • Sudut Pandang (Point of view)
    Sudut pandang yang dimaksud adalah sudut pandang yang digunakan pengarang saat menyajikan tokoh, penokohan, latar, tindakan, dan peristiwa-peristiwa yang membentuk cerita. Sudut pandang yang umumnya digunakan dalam cerita dongeng adalah sudut pandang orang ketiga.
  • Amanat
    Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pada umumnya amanat termuat baik secara implisit atau eksplisit pada akhir cerita. Bisanya amanat yang ingin disampaikan di dalam dongeng adalah tentang kebaikan yang berhasil melawan kejahatan, mantra ajaib dan makhluk ajaib yang memberi pertolongan kepada orang baik, kecemburuan saudara tiri, kebaikan dan kecantikan seseorang, dan sebagainya.

Kaidah Kebahasaan Dongeng

Dongeng memiliki kaidah kebahasaan sebagi berikut:

  • Menggunakan kalimat pembuka:
    • Pada zaman dahulu kala …..
    • Pada suatu hari …..
    • Beribu-ribu tahun yang lalu …..
    • Pada zaman dahulu, di negeri yang jauh …
    • Pada zaman dahulu, di negeri antah brantah …
  • Menggunakan kalimat penutup:
    • mereka hidup bahagia selamanya ….. (biasanya berisi peran moral untuk pembacanya)
  • Penggunaan konjungsi temporal dan konjungsi pengurutan
    Dongeng merupakan salah satu cerita yang menceritakan peristiwa lampau sehingga banyak menggunakan konjungsi temporal dan konjungsi pengurutan. Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dari peristiwa yang sedang terjadi. Conroh dari konjungsi temporal antara lain: saat, sejak, ketika, sebelum, dan setelah.
    • Konjungsi pengurutan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan peristiwa secara kronologis (menurut urutan waktu). Contoh dari konjungsi pengurutan antara lain: pertama, kedua, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, lalu.
  • Penggunaan majas
    Majas atau kiasan merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Penggunaan majas ini bertujuan untuk membuat dongeng menjadi lebih menarik.
  • Penggunaan pronomina (kata ganti)
    Sudut pandang yang digunakan cerita dongeng adalah sudut pandang orang ketiga. Oleh karena itu, banyak digunakan pronomina persona ketiga.
    • Pronomina persona ketiga tunggal, misalnya: iadia
    • Pronomina persona ketiga jamak, misalnya: mereka

Jenis Dongeng Beserta Contohnya

Dongeng digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu:

Mite

mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa.

Mite atau mitos merupakan dongeng tentang kekuatan ghaib seperti makhluk halus, dan dewa-dewi. Contohnya: Nyi Roro Kidul

Legenda

Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Legenda dianggap menceritakan kejadian yang pernah terjadi. Contohnya: legenda Danau Toba

Fabel

Fabel adalah dongeng ini menceritakan tokoh yang berupa binatang liar atau binatang peliharaan. Dalam ceritanya, binatang tersebut dapat bertingkah, berpikir, dan berbicara seperti manusia.

Dalam fabel terdapat pesan moral yang diperoleh dari tokoh binatang. Contoh fabel: si Kancil, Kancil dan Buaya

Dongeng Jenaka

Dongeng ini merupakan jenis dongeng yang menceritakan tingkah laku orang yang malas, bodoh, atau cerdik, dengan cara lucu atau humor. Contoh dongeng jenaka: Pak Belalang

Parabel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parabel adalah cerita rekaan untuk menyampaikan ajaran agama, moral, atau kebenaran umum dengan menggunakan perbandingan atau ibarat. Contoh parabel: Malin Kundang

Sage

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sage adalah cerita rakyat berdasarkan cerita sejarah yang sudah ditambah imajinasi masyarakat. Cerita sejarah yang disajikan telah tercampur dengan imajinasi masyarakat. Contoh sage: Jaka Tingkir

Hikayat

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat: Hikayat Hang Tuah

fbWhatsappTwitterLinkedIn