Daftar isi
Apa sih tembang macapat itu? Tembang macapat yaitu puisi tradisional jawa. Tembang macapat berasal dari kata “ma” dan “cepat”. Setiap bait dari tembang macapat terdapat baris kalimat yang sering disebut gatra.
Disetiap gatra memiliki sejumlah suku kata yang disebut guru wilangan. Kemudian terdapat bunyi sajak akhir yang disebut guru lagu.
Tembang Macapat ada 11, urutan tembang Macapat sama seperti manusia mulai dari lahir berupa bayi merah sampai dengan mati. Berikut ini macam-macam tembang Macapat beserta sifatnya.
Berasal dari kata “Mas” dan “Kumambang”. Mas yang berarti belum diketahui laki-laki atau perempuan.
Kumambang yang berarti mengambang. Artinya bayi tersebut mengambang di dalam rahim ibunya. Selama 9 bulan bayi tersebut tumbuh dan berkembang di dalam rahim Ibunya.
Artinya sudah lahir atau keluar. Merupakan ilustrasi dari kelahiran manusia, keluar dan sudah jelas laki-laki atau perempuan.
Dari kata “kanthi” atau menuntun atau tuntun, yang artinya seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang harus dituntun oleh orang yang lebih dewasa dan tidak dibiarkan begitu saja.
Maka seseorang anak yang tumbuh dan berkembang membutuhkan bimbingan agar kelak menjadi seseorang yang bisa dibanggakan di masa depan.
Anak anak juga harus mendapatkan pendidikan yang layak agar memiliki kecerdasan dan wawasan yang luas. Anak- anak juga harus memiliki keterampilan agar bisa mengasah apa yang ada di dalam dirinya.
Anak-anak juga harus memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa semua itu didalam bimbingan orang dewasa (orang tua).
Pemuda/anak muda. Mengisahkan tentang anak muda yang memasuki masa pubertas.
Masa ini mengisahkan perubahan fisik, psikis dan perubahan sifat-sifat yang ada pada dalam diri anak muda.
Pada masa pubertas biasanya anak muda mencari jati diri, identitas diri dan selalu ingin tahu dengan berbagai hal yang menurutnya baru. Biasanya dalam mencari identitas diri mereka tidak mau ditentang, mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak lagi.
Pada masa ini juga biasanya anak muda memasuki fase dimana suka terhadap lawan jenis, tetapi masih sebatas suka-sukaan biasa atau sering kita sebut cinta monyet. Biasanya cinta monyet tidak akan bertahan lama.
Rasa cinta, cinta terhadap lawan jenis (pria-wanita), semua itu sudah menjadi takdir Ilahi.
Berasal dari kata “jumbuh” atau setuju yang artinya kalau sudah setuju lalu disatukan antara pria dengan wanita yang memiliki rasa cinta tadi, agar bisa hidup bersama.
Didalam rumah tangga seharusnya saling menjaga, melindungi, menghormati satu sama lain agar rumah tangga menjadi harmonis dan baik di mata Tuhan.
Menggambarkan hidup seseorang yang sedang bahagia-bahagianya, apa yang diinginkan terwujud.
Terwujud memiliki pasangan hidup, memiliki anak, dan hidup layak untuk keluarga. Selalu bersyukur itu adalah kunci dari kebahagiaan di dalam keluarga.
Berasal dari kata “darma”, seseorang yang sudah mampu hidupnya, memiliki rasa welas asih kepada orang lain.
Membantu orang lain jikalau orang itu tidak mampu. Kita sebagai manusia juga harus selalu peduli terhadap orang disekitar kita.
Dari kata mungkur yang artinya menyingkirkan hawa nafsu terhadap amarah/murka. Kita seharusnya bisa mengontrol amarah yang ada di dalam diri kita.
Dari kata “megat roh”, sudah waktunya untuk kembali kepada Tuhan. Manusia sekaya, secantik apapun itu kalau sudah waktunya akan kembali kepada sang pencipta-Nya.
Artinya kalau sudah mati dan menjadi mayat lalu dibungkus menggunakan kain kafan sebelum dikubur. Semua manusia akan mati jika sudah waktunya.