Mad Arid Lissukun merupakan salah satu hukum yang penting untuk dipahami dalam mempelajari Tajwid. Karena Mad Arid Lissukun erat kaitannya dengan panjang pendeknya suatu bacaan.
Mad Arid Lissukun di Tajwid adalah bagian dari salah satu hukum Mad Far’i. Hukum Mad Arid Lissukun makna dimana Mad merupakan membaca panjang surat-surat di dalam Al-Qur’an. Sedangkan Arid artinya bertemu dan Lissukun artinya dimatikan karena wakaf.
Mad Arid Lissukun adalah bacaan panjang yang akan disebabkan huruf mad yang bertemu dengan tanda sukun karena adanya waqof di akhir ayat Alquran.
Jadi apabila bacaan tersebut ternyata tidak diwaqofkan maka tetap akan menjadi mad asli ataupun yang biasa dikenal atau disebut dengan mad tabi’i.
Pengertian lainnya dari Mad Arid Lissukun yaitu apabila ada suatu mad tabi’i bertemu dengan satu huruf yang bertanda sukun dan disebabkan adanya suatu waqof atau berhenti.
Pembahasan mad arid lissukun dalam ilmu tajwid termasuk pembahasan mad tingkat yang lebih tinggi. Sebab, untuk memahami jenis mad seperti ini, pembaca Al-Qur’an atau qari harus terlebih dahulu memahami konsep mad thabi’i atau mad asli terlebih dahulu.
Hal ini karena mad arid lissukun merupakan turunan atau cabang dari mad aslinya. Pemahaman mad asli ini pada awalnya menentukan bahwa konsep mad arid lissukun dipahami dengan baik.
Mad asli itu sendiri adalah kata-kata dari Al-Qur’an yang memiliki harakat fathah diikuti oleh alif (ا), atau harakat kasrah diikuti oleh ya sukun (ي), dan harakat dammah diikuti oleh waw sukun (و), seperti dikutip dari Basics of Ilmu Tajwid (2020) ditulis oleh Marzuki dan Sun Choirul Ummah
Cara membaca mad asli atau mad thabi’i yaitu dengan bacaan panjang 2 harakat. Contoh berbunyi sebagai berikut. كتَا بٌ (Dibaca: kitaabun) يَقُوْلُ (yaquulu) سمِيْعٌ (samii’un).
Setelah memahami asal muasal mad asli atau mad thabi’i, Anda bisa melanjutkan belajar mad arid lissukun. Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (14) menulis bahwa mad arid lisukun terjadi ketika pembaca waqaf Al-Qur’an atau berhenti di akhir ayat sehingga surat terakhir mati, sementara itu nantinya sebelum huruf yang akan dimatikan terdapat tanda mad asli.
Hukum bacaan mad arid lissukun dibaca dalam 2, 4 atau 6 harakat. Qori atau pembaca Al-Qur’an bebas memilih salah satu dari ketiga jenis harakat tersebut. Namun, jika Anda telah memilih 2 harakat, kalimat berikut juga harus dibaca 2 harakat. Sama jika Anda telah memilih 4 atau 6 harakat.
Contoh dari hukum bacaan mad arid lissukun ini terdapat dalam setiap akhir dari ayat surah Al-Maun yaitu sebagai berikut:
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ
Bacaan latinnya: “Ara`aitallażī yukażżibu bid-dīn”
Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?” (QS. Al-Maun [107]: 1)
فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ
Bacaan latinnya: “Fa żālikallażī yadu”ul-yatīm”
Artinya: “Itulah orang yang menghardik anak yatim,” (QS. Al-Maun [107]: 2)
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
Bacaan latinnya: “Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa’āmil-miskīn
Artinya: “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin,” (QS. Al-Maun [107]: 3)
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
Bacaan latinnya: “Fa wailul lil-muṣallīn”
Artinya: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,” (QS. Al-Maun [107]: 4)
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Bacaan latinnya: “Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhụn”
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,” (QS. Al-Maun [107]: 5)
ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ
Bacaan latinnya: “Allażīna hum yurā`ụn”
Artinya: “Orang-orang yang berbuat riya,” (QS. Al-Maun [107]: 6)
وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ
Bacaan latinnya: “Wa yamna’ụnal-mā’ụn”
Artinya: “Dan enggan (menolong dengan) barang berguna,” (QS. Al-Maun [107]: 1)
Contoh Mad Arid Lissukun yang terdapat dalam Al-Quran
Hukum bacaan dari mad arid lissukun juga terdapat banyak sekali di dalam Al-Quran, di antaranya yaitu sebagai berikut:
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Bacaan latinnya: “Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn”
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,” (QS. Al-Fatihah [1]: 2).
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Bacaan latinnya: “Ar-raḥmānir-raḥīm”
Artinya: “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,” (QS. Al-Fatihah [1]: 3).
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Bacaan latinnya: “Dzālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn”
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS. Al-Baqarah [2]: 2).
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Bacaan latinnya: “Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn”
Artinya: “(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” (QS. Al-Baqarah [2]: 3).
ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Bacaan latinnya: “Allażīna yaqụlụna rabbanā innanā āmannā fagfir lanā żunụbanā wa qinā ‘ażāban-nār”
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (QS. Ali Imran [3]: 16).
َمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ
Bacaan latinnya: “A lam yaj’al kaidahum fī taḍhlīl”
Artinya: “Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?” (QS. Al-Fiil [105]: 2).
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Bacaan latinnya: “Wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl”
Artinya: “Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,” (QS. Al-Fiil [105]: 3).
Bacaan latinnya: “Qul a’ụżu birabbin-nās”
Artinya: “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia,” (QS. An-Nas [114]: 1).
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ Bacaan latinnya: “Qul yā ayyuhal-kāfirụn”
Artinya: “Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir,” (QS. Al-Kafirun [109]: 1).
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
Bacaan latinnya: “Wat-tīni waz-zaitụn”
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,” (QS. At-Tin [95]: 1).