Bahasa Indonesia

Majas Simbolik: Pengertian, Fungsi dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Majas simbolik mewakili sekian banyak majas perbandingan. Bila ditilik berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau bisa disebut sebagai kiasan. Beberapa ahli juga memberikan pengertian majas.

Pengertian Majas Simbolik

Pengertian majas simbolik Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas diartikan sebagai cara mengutarakan pikiran melalui bahasa secara khusus yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian si penulis tersebut.

Goris Keraf mengartikan majas yang baik apabila memenuhi tiga dasar, yakni kejujuran, sopan-santun dan menarik.

Majas simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menyerupakan dengan simbol atau lambang. Simbol tersebut dapat berupa benda, hewan, ataupun tokoh. Pengertian masing-masing benda atau hewan atau tokoh yang digunakan tergantung pada pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Pengertian lain tentang majas simbolik yakni salah satu bentuk majas perbandingan yang membandingkan suatu hal dalam sebuah gambaran berupa simbol, lambang, tokoh, benda ataupun hewan.

Pada majas ini suatu hal tersebut dibandingkan dengan hal lain yang dapat digantikan dengan kata, namun tetap mempunyai makna sama berupa simbol yang sudah akrab dan mudah dipahami oleh pembaca maupun pendengar.

Ciri-Ciri Majas Simbolik

Majas simbolik mempunyai ciri yang berbeda dengan majas lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:

  • Menggunakan lambang atau simbol dalam menunjukan hal tertentu yang mempunyai makna sama.
  • Terdapat sifat untuk membandingkan dua hal berbeda akan tetapi memiliki makna sama berupa simbol.
  • Lambang atau simbol yang digunakan mudah dipahami dan cukup terkenal oleh pembaca atau pendengar.

Tujuan dan Syarat Majas Simbolik

Majas simbolik dibuat agar penulis dapat mengungkapkan suatu hal seperti gagasan, opini, ataupun kritik terhadap hal tertentu secara halus tanpa harus menggunakan makna sesungguhnya.

Dengan menggunakan majas simbolik, sebuah tulisan akan menjadi menarik untuk didengar dan dibaca meskipun dengan menggunakan simbol atau lambang yang sudah diketahui oleh banyak orang tanpa menghilangkan makna tulisan tersebut.

Syarat majas simbolik:

  • Menggunakan simbol atau lambang umum yang mudah dipahami oleh para pembicara maupun pendengar.
  • Majas simbolik biasanya tidak diikuti oleh kata perumpamaan lainnya.

Fungsi Majas Simbolik

Majas simbolik yang digunakan dalam suatu tulisan berfungsi untuk memperhalus makna sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh penulis. Sehingga tulisan menjadi enak dibaca dan dapat menarik minat pembaca.

Jenis majas ini sering digunakan untuk menyampaikan kritik, gagasan atau opini tentang seseorang ataupun pemerintah. Dengan kata lain, majas ini digunakan untuk menyampaikan pesan secara implisit.

Teknik Membuat Majas Simbolik

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa majas simbolis digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau pendapat penulis secara halus dengan mengganti makna sesungguhnya menggunakan simbol atau lambang bermakna sama.

Tidak heran jika penyampaian kalimat menggunakan majas simbolik terkesan implisit.

Dalam membuat majas simbolik yang baik penulis harus tahu bagaimana mengganti sebuah kata menggunakan lambang atau simbol tertentu namun masih memiliki makna yang sama.

Selain itu, pemilihan simbol sebagai kata ganti juga harus mudah dipahami oleh orang lain agar maknanya tidak berubah antara penulis dan pembaca.

Contoh Majas Simbolik dalam Kalimat dan Puisi

Sesungguhnya, majas simbolik telah umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam percakapan dengan teman sebaya.

Untuk memahami majas simbolik dengan lebih baik, berikut beberapa contoh penggunaan majas simbolik dalam sebuah kalimat:

  1. Bendera Indonesia menggunakan perpaduan warna merah dan putih. (Merah berarti berani dan putih berarti suci)
  2. Putri tak menyangka telah terjebak rayuan si buaya darat. (Buaya darat berarti laki-laki yang memiliki banyak pasangan)
  3. Arie merupakan kembang desa, tak ayal banyak pria yang mendekatinya. (Kembang desa berarti gadis tercantik)
  4. Jangan sampai terlibat dengan si lintah darat! Karena bisa menyengsarakan hidupmu. (Lintah darat sama dengan orang yang suka memberikan pinjaman dana dengan bunga besar)
  5. Narkoba dan seks bebas seperti lingkaran setan yang menjebak siapa saja yang memulainya. (Lingkaran setan berarti area yang berbahaya dan merugikan).
  6. Dia selalu menjadi buah bibir di kantor karena tingkah lakunya. (Buah bibir artinya bahan pembicaraan)
  7. Ayah sudah angkat tangan dengan kelakuan tetangga yang dzalim. (Angkat tangan artinya menyerah)
  8. Dina mungkin sudah berada di pantai indah kapuk hingga teleponnya tak kunjung diangkat. (pantai indah kapuk artinya kasur)
  9. Sebagai keturunan darah biru, perilaku dan gaya hidup keluarga keraton Yogyakarta menjadi sorotan masyarakat. (Darah biru artinya ningrat)
  10. Omongan salah satu pegawai dianggap seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. (Tong kosong artinya omongan tanpa isi)
  11. Kemiskinan membuat Pardi gelap mata, hingga ia rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. (Gelap mata artinya hilang kesabaran)
  12. Dengan tebal muka, Zea meminta tolong pada orang yang pernah ia sakiti hatinya. (Tebal muka artinya tidak punya rasa malu)
  13. Akibat banjir yang melanda Jakarta, beberapa toko harus gulung tikar karena dagangannya hanyut dan terendam. (Gulung tikar berarti bangkrut)
  14. Paijo selalu dianggap sebagai benalu di keluarganya. (Benalu artinya orang yang merugikan)
  15. Pelecehan terhadap burung garuda akan mendapatkan sanksi dari pemerintah maupun masyarakat. (Burung garuda adalah lambang negara Indonesia)

Contoh Majas Simbolik dalam Puisi

Contoh majas simbolik yang terdapat pada sebuah puisi, salah satunya berjudul “Karangan Bunga” karya Taufik Ismail

Karangan Bunga

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembah mati
Siang tadi.”

Dari contoh puisi di atas dapat dijabarkan bahwa terdapat penggunaan majas simbolik di beberapa kata dan kalimatnya. Mulai dari judulnya yakni “Karangan Bunga” yang menggambarkan sebuah kedukaan pada sebuah peristiwa.

Contoh majas simbolik lainnya yaitu “Tiga anak kecil”, melambangkan beberapa pihak tidak bersalah dan juga tidak tahu apa yang telah dialami oleh mahasiswa saat berdemo waktu itu. Namun yang “tiga anak kecil” ketahui bahwa telah terjadi peristiwa penembakan.

Terdapat pula kata “pita hitam pada karangan bunga” yang mempertegas suasana duka. Warna hitam bagi sebagian besar orang melambangkan kesedihan, kepedihan, kedukaan, dan kehilangan, sehingga bisa diartikan bahwa pita hitam yang terdapat pada karangan bunga menggambarkan kedukaan yang amat mendalam.

Contoh puisi lainnya yang menggunakan majas simbolik terdapat pada puisi yang berjudul “Gerak Sunyi” karya Adri Sandra

Gerak Sunyi

Pagi, sunyi tersandar di dinding cahaya
Kulihat engkau meminum embun, menangkap gigil dingin
Dan melepaskan kembali, bergulung dalam rangka-rangka angin
“O, gerak sunyi; suatu ketika engkau memandang dirimu
Merayap dalam pendar cerminku”
Hanya bayang-bayang memantul, dan di sayap burung
Kita catat seluruh ikhwal dan tanda-tanda membuhulkan di dahan waktu
Dari awal kelahiran, ke awal kematian, bermuara di tangan yang Satu

Dari puisi yang berjudul “Gerak Sunyi” terdapat majas simbolik pada bait kedua, baris kedua yakni “Merayap dalam pendar cerminku” mempunyai arti refleksi diri terhadap masa lalu.

Selain itu, cermin di sini dapat digunakan untuk menggambarkan diri agar memperbaiki dari hal-hal negatif.

Majas simbolik lainnya terdapat pada baik ketiga, baris pertama yaitu “Hanya bayang-bayang memantul, dan di sayap burung” kata sayap burung di sini adalah simbol dari suatu tempat perlindungan atau bernaung.

Dan pada bait ketiga, baris ketiga yakni “Dari awal kelahiran, ke awal kematian, bermuara di tangan yang Satu” di mana kata yang Satu melambangkan Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh di atas hanya sebagian dari penggunaan kata yang bisa digunakan sebagai majas simbolik.