Di dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai macam jenis kalimat atau kiasan yang bermakna seperti puisi, syair, pantun hingga majas. Biasanya kalimat atau kiasan tersebut kita gunakan dalam berbagai karya sastra.
Kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya, yaitu majas. Nah bagi teman – teman yang belum mengetahui tentang majas, simak pengertian tentang majas disertai jenis dan contohnya berikut ini :
Majas adalah suatu gaya bahasa atau gaya penulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk memperkuat kesan dari kalimat yang dibuat agar tercipta nuansa imajinatif bagi pembaca.
Majas memiliki makna kalimat yang luas dan berupa kiasan (konotasi). Sebenarnya majas tidak hanya ada di dalam bahasa Indonesia, penggunaan majas juga terdapat dalam bahasa asing lain seperti bahasa Arab, Inggris, Jerman dan lainnya. Biasanya majas digunakan dalam suatu karya puisi.
Sebenarnya terdapat beragam majas yang dipergunakan di bahasa Indonesia, namun dalam penggunaannya terdapat 4 kelompok besar yang paling sering digunakan.
Pembagian kelompok majas ini berdasarkan tujuan penggunaan kiasan dalam majas. Diantaranya yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan dan majas sindiran.
1-10 Majas Perbandingan
Majas perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk membandingan suatu objek dengan objek lainnya. Kelompok majas perbandingan ini terdiri dari :
Majas personifikasi ini gaya bahasanya seolah – olah menggantikan orang dengan benda mati. Majas ini menuliskan perbandingan antara manusia dengan benda.
Ciri – ciri dari majas personifikasi adalah sebagai berikut :
- Menggambarkan benda mati ataupun makhluk hidup seolah – olah hidup.
- Menggambarkan tentang situasi dengan bayangan angan ataupun citra yang terasa nyata. Memberikan pilihan kata tentang sifat manusia kepada suatu benda mati.
- Matahari pun tersenyum menyambut kedatanganku di kota ini.
Majas metafora adalah majas yang menggunakan sebuah benda ataupun objek sebagai perumpaan yang menyiratkan arti yang sama dengan yang ingin diungkapkan.
Ciri – ciri dari majas metafora adalah sebagai berikut :
- Menggunakan kata atau frasa yang memiliki makna kiasan untuk membandingkan beberapa objek.
- Tidak menggunakan kata-kata pembanding secara langsung, seperti kata bagai, bak, laksana, atau ibarat.
- Tidak menggunakan kata penghubung atau konjungsi dalam kalimatnya.
Majas metafora dibagi menjadi dua bagian yaitu :
- Majas Metafora in Praesentia, Majas ini membandingkan obyek secara langsung. Contoh majas ini adalah: Gadis kembang desa itu menjadi pusat perhatian para pemuda (kembang desa sudah menunjukkan secara jelas bahwa gadis itu sangat cantik).
- Metafora in Absentia, Majas ini membandingkan obyek secara tidak langsung sehingga pembaca bisa memberikan makna yang berbeda. Contoh majas ini adalah : Banyak pria yang berusaha mempersunting mawar desa itu (mawar desa bermakna gadis cantik atau gadis yang belum menikah).
Contoh dari majas metafora adalah sebagai berikut :
- Ayah membanting tulang (bekerja keras) untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
- Sejak dulu, Rudi adalah tangan kanan (orang kepercayaan) dari pemimpin perusahaan tersebut.
- Si jago merah (api) telah membunuh banyak korban dan melahap puluhan rumah.
Majas asosiasi ini memiliki gaya bahasa yang membandingkan dua buah objek yang berbeda tetapi dianggap memiliki kesamaan dengan menyematkan kata sambung bak, bagaikan dan seperti.
Ciri – ciri majas asosiasi adalah kalimat yang digunakan berbentuk perumpamaan dan mengandung kata – kata sambung seperti, bak, bagaikan, laksana, ibarat, bagai. Contoh dari majas asosiasi adalah sebagai berikut :
- Semenjak diketahui adanya kasus penyuapan, mantan anggota DPR tersebut menghilang bak ditelan bumi.
- Wajahnya sungguh teduh dan bersinar ibarat malaikat turun dari langit.
- Tina terkenal pintar berhitung bagaikan kalkulator.
- Sinta mampu menyesuaikan diri dimanapun seperti seekor bunglon di suatu tempat.
Pengertian majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang dilebih-lebihkan. Majas ini dalam penulisannya melebih lebihkan suatu objek dan terkandang membandingkannya dengan perumpamaan yang tidak masuk akal.
Ciri – ciri majas hiperbola adalah sebagai berikut ini :
- Menggunakan kata-kata yang dramatis.
- Penyampaian makna yang cenderung tidak masuk akal.
- Gaya bahasa yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap pendengar atau pembacanya.
Contohnya :
- Ibu rela bekerja banting tulang menghidupi aku dan adik sejak ayah meninggal.
- Rina memperjuangkan seluruh hak yang harus diperolehnya sampai titik darah penghabisan.
- Perawatan wajah dan produk kosmetik kecantikan itu membuat kulitnya sehalus sutra.
- Saya mendengar teriakan ibu seperti suara kilatan petir saat memarahi adik.
5. Majas Eufemisme
Gaya bahasa majas ini menukar kata yang terdengar kasar ke katta yang lebih halus.
Contohnya : Tiap tahunnya pemerintah selalu membuka jalur khusus untuk difabel pada setiap intansi penerimaan CPNS.
Gaya yang digunakan dalam majas ini yaitu mengganti suatu objek dengan menyebutkan merek tertentu.
Contohnya : Setiap hari sehabis olahraga aku selalu minum Pocari Sweat untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
7. Majas Simile
Pengertian majas simile beserta contohnya adalah suatu gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara jelas dan berbeda sifatnya dan disampaikan secara eksplisit.
Majas ini juga sering dikaitkan dengan contoh majas perumpamaan karena dalam majas ini menggunakan perumpamaan.
Tetapi, majas ini berbeda dengan majas karena majas perumpamaan membandingkan secara implisit sedangkan majas ini secara eksplisit.
Ciri utama dari majas simile adalah membandingkan dua hal dengan menggunakan kata – kata laksana, seperti, bagaikan, semisal, serupa.
Contoh dari majas simile adalah sebagai berikut :
- Kedua anak itu sangat mirip bagaikan pinang dibelah dua.
- Putri dan Ayu selalu bertengkar setiap hari semisal seekor anjing dan kucing.
- Tubuh Anto bagaikan tiang listrik yang menjulang tinggi.
Pada majas simile penulisannya lebih ke membandingkan suatu kegiatan dengan ungkapan yang memiliki makna yang sama.
Contohnya : Gadis itu sangat gemar berbicara bagaikan anjing yang menggonggong, berisik sekali.
Majas alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu hal dengan menggambarkannya atau mengibaratkannya dan secara tidak langsung. Majas alegori biasanya digunakan dalam beberapa alur cerita karya non fiksi seperti unsur intrinsik dalam cerpen ataupun novel. Di dalam majas alegori objek digantikan dengan suatu kiasan.
Ciri – ciri majas alegori adalah sebagai berikut :
- Menggunakan kata-kata kiasan ataupun penggambaran dalam perbandingannya.
- Bentuk gaya bahasanya terdapat dalam sebuh urutan ataupun uraian dalam sebuah cerita.
- Merujuk kepada penggunaan keterampilan berbahasa secara efektif.
Contohnya :
- Ketua kelas adalah nahkoda di dalam kelas, dia harus pandai mengatur dan bertanggung jawab terhadap teman – teman di kelas.
- Seorang anak bayi yang baru lahir ibarat sebuah kertas putih yang belum bernoda.
- Hidup ini bagaikan roda. Terkadang kita berada di bawah dan terkadang kita berada di atas.
- Pertandingan politik ini membutuhkan kapten yang cukup kuat.
9. Majas Sinekdok
Majas ini terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu majas sinekdok totem pro parte,
- Majas Sinekdode Pars Pro Toto
majas yang memiliki gaya bahasa dengan menuliskan keseluruhan suatu hal untuk menjelaskan sebagian peristiwa. Majas ini mengungkapkan sebagian dari obyek untuk menyatakan keseluruhan obyek.
Ciri utama dari majas ini adalah penggunaan kalimat yang mengungkapkan sebagian makna dari obyek.
Contoh majas ini adalah sebagai berikut :
- Ibu membeli kue – kue itu di pasar, harga yang harus dibayar sebesar Rp 5.000 per kuenya.
- Hanya dengan suaranya, dia berhasil untuk membuat Ana terus menagis.
- Tini tidak keliatan batang hidungnya sejak minggu lalu.
- Majas Sinekdode Totem Pro Parte
Majas ini mengungkapkan keseluruhan dari obyek untuk menyatakan sebagian obyek. Ciri majas ini adalah penggunaan kata yang mengungkapkan keseluruhan dari obyek.
Contoh majas ini adalah sebagai berikut :
- membuat keonaran dan menimbulkan perselisihan.
- Indonesia berhasil mengalahka Thailand dalam pertandingan itu.
- Musik keroncong sangat disukai oleh masyarakat Indonesia.
10. Majas Simbolik
Majas simbolik merupakan suatu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan suatu simbol atau lambang.
Ciri utama dari majas ini adalah sebuah kata digantikan dengan suatu simbol atau lambang. Majas simbolik ini memiliki gaya bahasa dengan membandingkan manusia dengan karakter dari hewan ataupun tumbuhan.
Contohnya :
- Sungguh malang nasip pak Sabar, beliau dijadikan kambing hitam dalam sebuah kasus pembunuhan.
- Semua murid mengikuti upacara pengibaran sang merah putih (bendera Indonesia) setiap hari Senin.
- Perselisihan Rina dan Rani berujung di meja hijau (pengadilan).
- Seluruh harta Andi dilahap habis oleh si jago merah (api).
11-18 Majas Pertentangan
Kelompok majas pertentangan ini menuliskan kata – kata yang berlawanan arti dengan maksud yang ingin di sampaikan pengarang. Kelompok majas ini diantaranya yaitu :
11. Majas Litotes
Majas litotes adalah suatu gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan segala sesuatu dengan bahasa yang lebih halus dan rendah hati padahal maksud sebenarnya adalah tinggi. Majas ini berbanding terbalik dengan majas hiperbola, karna penggunaan katanya solah – olah merendah pada suatu hal.
Ciri – ciri majas litotes adalah sebagai berikut :
- Menggunakan kata-kata kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lainnya.
- Menggunakan kata-kata abstrak untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari cerita tersebut.
- Menggunakan kata ataupun kalimat yang tersusun secara halus dan bukan maksud yang sebenarnya.
Majas litotes beserta contohnya adalah sebagai berikut :
- Silahkan datang berkunjung ke gubuk keluargaku bila anda memiliki waktu luang.
- Jika kamu memiliki waktu senggang, silahkan mampir ke gubukku.
- Setelah bekerja keras 5 tahun, akhirnya Rudi mampu membeli mobil rongsokan ini.
- Ibu mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan Rina.
12. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan kalimat yang saling bertentangan dan berlawanan dengan pernyataan umum tetapi menyatakan kebenaran. Disini gaya bahasa yang digunakan adalah membandingkan suatu kejadian dengan hal yang sebaliknya.
Ciri – ciri majas ini adalah :
- Terdiri dari dua kata yang mana sifatnya berlawanan atau bertentangan.
- Terdiri dari dua kata yang berbeda tetapi mempunyai makna kebenaran yang sama.
Contoh dari majas paradoks adalah sebagai berikut :
- Ditengah keramaian stasiun kereta api ini aku justru merasa sepi.
- Buku ini sangat mahal harganya tetapi tidak berkualitas.
- Beberapa wanita sengaja menunjukkan kecantikan dirinya untuk menutupi kebusukan hatinya.
- Meskipun hidup dalam kekurangan, Andi selalu berbagi dengan orang lain.
13. Majas Anitesis
Majas ini menyandingkan dua kata yang berlawanan dalam satu kalimat.
Contohnya : Malam minggu memang menjadi waktu yang paling digemari oleh muda-mudi untuk berkencan.
14. Majas Kontradiksi Interminis
Gaya bahasa kontradiksi interminis menggunakan kata konjungsi berupa kecuali atau hanya saja untuk menyangkal ungkapan yang ditulis sebelumnya.
Contohnya : Pemerintah telah memberikan bantuan dana BOS untuk sekolah – sekolah di Indonesia, hanya saja bantuan tersebut belum merata hingga ke pelosok.
15. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah suatu gaya bahasa yang menyatakan suatu frasa yang sama tetapi mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata–kata yang berlawanan.
Ciri – ciri dari majas ini sendiri adalah hal – hal yang keliatan sangat berbeda terdapat dalam sebuah kalimat dan jenis majas ini adalah jenis pertikaian.
Contoh dari majas oksimoron adalah sebagai berikut :
- Cinta itu membuat seseorang sedih namun membuat bahagia.
- Kakek tua itu sudah merasakan manis pahitnya kehidupan ini.
- Susi adalah teman Rina dalam keadaan baik dan buruk.
16. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan dan memadukan dua kata yang berlawanan dalam suatu susunan kata yang sejajar sehingga menonjolkan perbedaan yang kontras.
Ciri – ciri dari majas adalah sebagai berikut :
- Terdapat dua kata yang berlawanan dan bertolak belakang dalam satu klausa dan dituliskan secara berurutan atau disambung dengan kata penghubung.
- Biasanya menggunakan dua kata yang bersifat antonim dan muncul secara bersamaan dan tidak bersifat implisit.
Contoh majas antitesis adalah sebagai berikut :
- Naik turunnya nilai seorang siswa ditentukan dari cara belajar dan keaktifan siswa tersebut di kelas.
- Jangan menilai seseorang dari cantik jeleknya tampang seseorang.
- Kepala sekolah sangat bertindak adil dan tidak pilih kasih, beliau memperlakukan sama murid laki-laki atau perempuan di sekolah tersebut.
17. Majas Kontradiksi Interminus
Majas kontradiksi interminus adalah suatu gaya bahasa yang menyatakan penyangkalan atas pernyataan yang telah diucapkan dengan menyertakan suatu pengecualian sesudahnya.
Ciri – ciri majas ini adalah sebagai berikut :
- Menjabarkan beberapa jenis sangkalan dengan adanya pengecualian yang sebelumnya telah dipaparkan.
- Menggunakan kata hanya dan terkecuali atau kecuali.
Contoh dari majas kontradiksi interminus adalah sebagai berikut :
- Semua makanan di acara ini boleh dimakan, kecuali makanan yang ada di meja depan.
- Lowongan kerja itu ditujukan untuk semua orang yang sudah lulus, terkecuali yang sudah menikah.
- Potongan harga ini berlaku untuk semua barang ini, hanya potongannya berlaku untuk pembelian barang yang kedua.
Majas anakronisme adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan ketidaksesuaian antara waktu kejadiannya dengan peristiwa. Majas ini jarang digunakan dalam percakapan sehari – hari. Ciri utama majas ini adalah berhubungan waktu dan menceritakan masa lalu.
Contoh dari majas anakronisme adalah sebagai berikut :
- Rudi lupa mematikan lampu ketika dia pergi berlibur ke luar kota.
- Pada tahun 1855, Presiden Indonesia menyampaikan pidato dengan lantang (pada tahun 1855 belum ada presiden di Indonesia).
- Para pers sebelum kemerdekaan pertama Indonesia mengumumkan berita dari Internet (pada waktu itu tidak ada internet).
19-43 Majas Penegasan
Dalam gaya bahasanya majas ini menggunakan kata – kata yang memiliki arti sama untuk menegaskan apa yang ingin disampaikan. Kelompok majas ini terbagi lagi dalam beberapa jenis,diantaranya yaitu :
19. Majas Apofasis
Majas apofasis sering disebut juga dengan majas preterisio. Majas apofasis adalah suatu gaya bahasa yang memberikan kesan penolakan, namun justru majas ini memberikan suatu ketegasan.
Ciri utama dari majas ini adalah penggunaan kalimat yang seolah menyembunyikan sesuatu tetapi justru menegaskan suatu makna.
Contoh dari majas apofasis adalah :
- Saya sebenarnya tidak mau mengatakan bahwa kamulah yang telah menabrak mobil itu.
- Saya tidak pintar meski saya selalu meraih peringkat pertama di kelas.
- Rudi tidak mau mengungkapkan bahwa Tina yang telah mengambil uang ibu di lemari.
20. Majas Asonansi
Majas asonansi adalah suatu gaya bahasa yang memberikan pengulangan huruf vokal kata pertama pada kata berikutnya. Majas ini biasanya digunakan dalam sebuah puisi dan berfungsi untuk memberikan penekanan, kehalusan dan kemerduan pada puisi, prosa atau pantun.
Contoh dari majas asonansi dalam sebuah puisi adalah sebagai berikut :
Itulah anak – anak cinta,
buah dari perjuangan, akibat dari kebebasan,
tiga masifestasi Tuhan, dan
Tuhan adalah ungkapan dari alam yang bijaksana. (Mimpi – Kahlil Gibran)
21. Majas Pleonasme
Kata pleonasme, berasal dari kata yang ada di dalam bahasa Yunani ‘pleonasmus’ yang berarti ‘kata yang berlebihan’. Sehingga, majas Pleonasme adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan kata, klausa atau frasa yang berlebihan untuk menegaskan makna dari kalimat tersebut.
Majas pleonasme menggunakan kata yang telah jelas namun ditambahkan kata lain untuk memperjelas lagi terhadap hal yang ingin disampaikan.
Ciri – ciri beserta contoh dari majas pleonasme adalah sebagai berikut :
- Terdapat satu kata yang ditambahkan, dimana sebenarnya makna kata tersebut sudah terdapat di dalam kata yang lain.
Contoh : Tina naik ke atas tangga. - Terdapat kata yang berbentuk jamak sebanyak dua kali.
Contoh : Semua anak-anak bermain di halaman sekolah. - Terdapat dua atau lebih kata dalam kalimat yang memiliki persamaan.
Contoh : Demi untuk istri dan anaknya, Tono rela bekerja siang dan malam. - Terdapat suatu hiponim (suatu kata khusus atau memiliki arti khusus yang terkandung dalam kelompok, jenis, atau satuan tertentu.
Contoh : Ibu membeli berbagai buah, seperti buah semangka, buah jeruk, buah anggur, dan buah pepaya. - Terdapat kata penanda jamak diikuti oleh kata benda jamak.
Contoh : Berbagai-bagai jenis buku dijual di toko itu.
22. Majas Repitisi
Majas repetisi adalah suatu gaya bahasa dimana melakukan pengulangan kata, frasa ataupun klausa untuk mempertegas suatu makna dari kalimat ataupun didalam karya sastra tersebut.
Ciri utama dari majas ini adalah setiap kata yang diulang memiliki arti yang sama tetapi membentuk suatu makna yang tersirat di akhir kalimat.
Contoh dari majas repetisi adalah sebagai berikut ini :
- pagi bermain, siang bermain, dan malampun dia masih fokus bermain dengan ponsel genggamnya.
- Ayah terus bekerja, bekerja dan bekerja untuk memenuhi keperluan kami.
- Beberapa hari ini aku hanya bangun tidur, bangun tidur dan bangun tidur supaya kesehatanku pulih kembali.
- Hatiku akan selalu sakit, sakit dan sakit setiap mengingat kejadian itu.
23. Majas Pararima
Majas pararima adalah suatu gaya bahasa yang memiliki pengulangan konsonan awal dan akhir dalam suatu kata atau suatu bagian kata yang berlainan.
Ciri utama majas ini adalah adanya pengulangan kata tetapi terjadi perubahan satu konsonan dalam kata yang kedua.
Contoh dari majas pararima adalah sebagai berikut :
- Rina harus bolak – balik Malang – Bandung untuk merawat ibunya.
- Warna – warni kehidupan harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.
- Semua pengemis langsung kocar – kacir saat ada razia dari satpol PP.
24. Majas Aliterasi
Pengertian majas aliterasi adalah suatu gaya bahasa yang memiliki pengulangan konsonan awal kata pada kata yang berikutnya baik secara berurutan maupun tidak berurutan.
Ciri – ciri majas ini adalah adanya pengulangan ‘huruf mati’ konsonan awal kata setidaknya dalam dua kata dan biasanya majas ini digunakan dalam puisi.
Contoh dari majas aliterasi adalah sebagai berikut ini :
- Putra membeli baju baru berwarna biru.
- Toni tidur terlentang di bawah pohon yang tenang.
- Salam hangat untukmu sahabat.
25. Tautologi
Majas tautologi adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan beberapa kata yang bersinonim untuk menegaskan makna dari sesuatu. Ciri utama majas ini adalah terdapat beberapa kata yang bersinonim. Majas ini menggunakan kata sinonim dalam satu kalimat sebagai penegasan.
Contoh dari majas tautologi adalah sebagai berikut :
- Rumah ini terasa sunyi dan sepi ketika adik tidak berada di rumah.
- Rina merasa marah dan kesal saat mendengar semua kejujuran Tina.
- Andi begitu pintar dan cerdas karena mendapat peringkat pertama lagi di kelas.
26. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme adalah suatu gaya bahasa yang memiliki pengulangan bunyi ‘s’ untuk bagian tertentu. Ciri utama majas ini adalah terdapat pengulangan bunya ‘s’ dalam kata berikutnya.
Contoh dari majas sigmatisme adalah sebagai berikut :
- Tina meringis saat ibu sedang menangis.
- Putra menulis surat ini saat hujan gerimis.
- Kisah sadis ini membuat hati Rina teriris dan terluka.
27. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah suatu gaya bahasa yang memiliki pengulangan kata tetapi memiliki makna yang berbeda. Ciri utama majas ini adalah terdapat beberapa kata yang sama dalam kalimat, tetapi makna yang diberikan berbeda.
Contoh dari majas antanaklasis adalah sebagai berikut ini :
- Rudi membeli buah semangka untuk buah hatinya.
- Berhati – hatilah dalam menggunakan hati dan perasaan!
- Tono melalui proses tawar menawar yang panjang untuk membeli ikan tawar itu.
28. Majas Inversi
Majas inversi adalah suatu gaya bahasa yang menegaskan sesuatu hal dengan struktur kalimat yang terbalik. Ciri utama majas ini adalah kata kerja disebutkan terlebih dahulu dalam kalimat dan diikuti oleh subyek.
Contoh dari majas inversi adalah sebagai berikut ini :
- Dikejar oleh polisi, perampok itu berlari – lari hingga terjatuh.
- Dimarahi oleh ayah, Sinta menangis dengan histeris.
- Diberikan bunga oleh pacarnya, Tina merasa sangat senang.
29. Majas Retoris
Majas retoris adalah suatu gaya bahasa yang menegaskan sesuatu hal dengan sebuah pertanyaan dalam kalimatnya. Ciri utama dari majas ini adalah terdapat sebuah kalimat tanya yang sudah memiliki jawaban di dalam kalimat.
Contoh dari majas retoris adalah sebagai berikut ini :
- Apakah ini yang dinamakan dengan bahagia?
- Manusia mana yang tidak membutuhkan orang lain?
- Siapa yang ingin hidup susah dan menderita?
30. Majas Klimaks
Majas klimaks adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan suatu proses atau hal yang berurutan dari awal hingga akhir. Ciri utama dari majas klimaks adalah adanya tahapan – tahapan dari hal yang paling sederhana atau awal hingga hal yang paling kompleks atau akhir.
Contoh dari majas klimaks adalah sebagai berikut :
- Semua penduduk desa itu mulai dari remaja, orang dewasa hingga kakek dan nenek turut memeriahkan perayaan itu.
- Semua jenis berlian dari harga 1 juta hingga harga 1 milyar tersedia di toko itu.
- Ibu memulai pembahasan materi dari pembukaan, isi hingga penutup.
31. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks merupakan kebalikan dari majas klimaks. Majas antiklimaks adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan suatu proses secara berurutan dari akhir hingga awal.
Ciri utama dari majas ini adalah terdapat urutan proses dari akhir atau penting hingga urutan proses awal atau sederhana.
Contoh dari majas antiklimaks adalah sebagai berikut ini :
- Acara itu dihadiri oleh pemilik perusahaan, direktur, manajer, dan para karyawan.
- Seluruh rakyat harus memilih presiden, wakil presiden, gubernur, dan camat saat proses pemilihan berlangsung.
- Ibu memanggil anaknya dari yang tertua hingga yang termuda untuk berdiskusi.
Kebalikan dari klimaks, majas ini mengurutkan dari yang terbesar ke terkecil.
Contohnya : Mulaidari ketua rt, kepala desa hingga camat harusnya dapat bersinergi memberikan penyuluhan agar warga pedesaan tidak tertinggal di bidang teknologi.
32. Majas Pararelisme
Majas Paralelisme adalah suatu gaya bahasa dimana menggunakan kata, frasa ataupun klausa untuk mengungkapkan tentang sesuatu hal yang memiliki tingkat kedudukan yang sama meskipun sering dianggap berbeda karena karakteristik yang berbeda.
Majas ini biasanya terdapat dalam bait puisi karna mengulang suatu kata dengan artian yang berbeda.
Ciri – ciri majas ini adalah penggunaan kata yang memiliki sifat berbeda tetapi memiliki kedudukan yang sama dan majas ini biasanya mengungkapkan perasaan penyair dalam sebuah puisi.
Contoh dari majas paralelisme adalah sebagai berikut :
- Cinta itu indah, Cinta itu berwarna, Cinta itu kasih
- Wanita berambut ikal ataupun berambut lurus, keduanya sama cantiknya.
- Secangkir kopi dapat dinikmati dengan keadaan dingin ataupun panas.
- Kamu tidak akan pernah datang, tidak peduli kamu jauh ataupun dekat.
Contoh dari majas retoris adalah sebagai berikut ini :
- Apakah ini yang dinamakan dengan bahagia?
- Manusia mana yang tidak membutuhkan orang lain?
- Siapa yang ingin hidup susah dan menderita?
33. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah suatu gaya bahasa yang menghilangkan elemen kalimat, yang seharusnya ada dalam susunan normal kalimat. Ciri utama majas ini adalah terdapat beberapa kata yang hilang dalam kalimat tersebut tetapi tidak mengubah makna dari kalimat tersebut.
Contoh dari majas elipsis adalah sebagai berikut :
- Sati pagi – pagi sudah ke kantor (seharusnya ada kata ‘berangkat’).
- Sita sudah berusia 17 saat ini (seharusnya ada kata ‘tahun’).
- Saya ke rumah Rendi untuk belajar (seharusnya ada kata ‘pergi).
34. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan kalimat keliru, setelahnya disebutkan kalimat yang sebenarnya. Ciri utama majas ini adalah terdapat kalimat keliru atau kurang tepat dan diikuti kalimat untuk mengungkapkan maksud yang tepat.
Contoh dari majas koreksio adalah sebagai berikut :
- Saya sudah mematikan ponsel sebelum masuk kelas, maaf ternyata saya belum mematikannya.
- Sekian lama tidak bertemu mungkin Astri telah memiliki rambut yang panjang, atau mungkin memiliki rambut pendek.
- Rina sepertinya sudah pernah datang ke rumah Indri, tetapi sepertinya Rina belum pernah datang ke rumah Indri.
35. Majas Polisindenton
Majas polisindenton adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan suatu kalimat dengan kata penghubung. Ciri utama kalimat ini adalah terdapat beberapa kata penghubung dalam kalimat.
Contoh dari majas polisindenton adalah sebagai berikut :
- Setelah dimarahi ibu, Tina langsung beranjak ke kamar, setelah itu langsung menutup pintu kamar, lalu menangis.
- Putri membeli bunga, lalu membawa bunga itu ke rumah, dan memberikan bunga itu kepada ayah.
- Toni tidak mengerjakan tugasnya di rumah, lalu dihukum guru, kemudian baru boleh kembali ke kursinya.
36. Majas Asindeton
Majas asindeton adalah kebalikan dari majas polisindenton. Majas asindenton adalah suatu gaya bahasa yang tidak menggunakan kata penghubung dalam kalimatnya. Ciri utama majas ini adalah penggunaan tanda koma (,) sebagai penghubung kata yang satu dengan kata lainnya yang saling berkaitan.
Contoh dari majas asindeton adalah sebagai berikut ini :
- Toko itu menjual banyak jenis barang, sabun, pasta gigi, pembersih lantai.
- Kiki membeli banyak jenis buah, semangka, anggur, apel, jambu.
- Nenek, kakek, tante, paman, semuanya datang ke acara syukuran kelulusan Rini.
37. Majas Interupsi
Majas interupsi adalah suatu gaya bahasa yang memiliki penyisipan tambahan kata dalam suatu kalimat. Ciri utama kalimat ini adalah terdapat kata keterangan tambahan yang disisipkan untuk memperjelas suatu kata dalam kalimat.
Contoh dari majas interupsi adalah sebagai berikut :
- Tina, sahabat Lusi, sedang menjalani operasi di luar kota.
- Pak Tono, guru matematika, adalah guru yang sangat disenangi oleh para siswi.
- Tere Liye, penulis novel terkenal, berencana akan mengeluarkan novel terbaru.
38. Ekslamasio
Majas ekslamasio sering juga disebut dengan majas seruan. Majas ini adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan suatu kalimat dengan kata–kata seru. Ciri utama kalimat ini adalah diakhiri dengan tanda seru (!).
Contoh dari majas ekslamasio adalah sebagai berikut ini :
- Luar biasa sekali tarianmu hari ini!
- Sungguh indah lukisan yang Tina berikan kepadamu!
- Kamar ini sungguh sangat bersih dan menarik!
Majas enumerasio sering disebut dengan majas pencacahan. Majas enumerasio adalah suatu gaya bahasa yang menegaskan sesuatu hal dengan menguraikan bagian demi bagian dari suatu keseluruhan. Ciri majas ini adalah penjelasan secara lengkap dan rinci dari suatu peristiwa.
Contoh dari majas enumerasio adalah sebgai berikut :
- Banjir hebat, rumah terendam, warga mengungsi, menunggu bantuan makanan.
- Mengirimkan berkas lamaran, menunggu panggilan, mengikuti serangkaian tes dari perusahaan.
- Perkelahian seru, Tina dan Rini saling menyalahkan, ibu berusaha melerai, Tini meminta maaf kepada Rini.
39. Preterito
Majas preterito adalah suatu gaya bahasa yang menegaskan sesuatu hal atau kejadian dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Ciri utama majas ini adalah memberikan suatu kalimat yang memiliki makna untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Contoh dari majas preterito adalah sebagai berikut :
- Jangan bilang siapa – siapa, kalau aku akan pindah ke luar kota.
- Tolong berbicara dengan pelan, agar tidak terdengar oleh orang lain.
- Tina tidak akan memberitahukan ibu kalau Tina tidak lulus dalam ujian tersebut.
40. Majas Alonim
Majas alonim adalah suatu gaya bahasa yang menegaskan sesuatu dengan menggunakan varian dari nama. Ciri utama majas ini adalah diawali ataupun diikuti dengan singkatan varian nama.
Contoh dari majas alonim adalah sebagai berikut ini :
- Kak, hari ini kita akan makan apa?
- Bu, saya ingin membeli baju baru.
- Dok, anak saya sudah siuman dan berbicara.
41. Majas Kolokasi
Majas kolokasi adalah suatu gaya bahasa yang memiliki asosiasi tetap antara satu kata dengan kata yang lainnya yang saling berdampingan dalam kalimat. Contoh dari majas kolokasi adalah sebagai berikut :
- Nasibku, untuk terus bertemu dengannya dimanapun.
- Beruntungnya, suaraku tidak terdengar oleh ayah.
- Bodohnya, bukannya bertanya malah terus saja mengikuti arah yang salah.
42. Majas Silepsis
Majas silepsis adalah suatu gaya bahasa yang mengandung penggunaan satu kata yang memiliki makna lebih dari satu dan yang berfungsi dalam lebih dari satu susunan sintaksis. Contoh dari majas silepsis adalah sebagai berikut :
- Toni selalu membersihkan kaki dan tangannya sebelum tidur di malam hari.
- Rina telah kehilangan harkat dan harga dirinya karena permasalahan itu.
- Tina sedang membicarakan martabat dan martabat dari dirinya.
43. Majas Zeugma
Majas zeugma adalah suatu gaya bahasa yang memiliki penggunaan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk susunan kalimat yang kedua. Ciri utama majas ini adalah memiliki makna yang rancu atau terdapat kebingungan dari makna pada kalimat yang kedua.
Contoh dari majas zeugma adalah sebagai berikut :
- Tina boleh memilih hadiah yang mana saja, tetapi tidak boleh yang mahal.
- Sita adalah orang yang pendiam tetapi dia juga bisa mengomel kepada adik.
- Rina memberikan bantuan kepada warga, tetapi tidak semua warga.
44-62 Majas Sindiran
Kelompok majas ini sesuai dengan namanya bertujuan untukn memberikan sindiran kepada suatu objek ataupun perilaku. Kelompok majas ini terbagi menjadi tiga, diantaranya yaitu :
44. Majas Ironi
Pada majas ironi menggunakan kata yang berlawanan dengan apa yang terjadi. biasanya juga dapat anda temukan di resensi, mengenai apa itu resensi bisa di baca di pengertian resensi.
Contohnya :
- Toko kue itu menjual kue dengan harga yang sangat murah sehingga toko itu selalu sepi.
- Hubungan Rudi dan Rani sangat harmonis, tiada hari tanpa pertengkaran.
- Baju Rina sungguh sangat indah sehingga membuat semua orang menertawakannya.
- Kamu terlalu baik untuk selalu membuat ibumu menangis.
- Makanan ini terlalu lezat sampai membuatku tidak ingin memakannya.
45. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah gaya bahasa yang memberikan sindiran secara langsung, tanpa memperhalus gaya bahasanya. Majas ini merupakan majas kebalikan dari majas ironi.
Ciri – ciri majas sinisme adalah sebagai berikut ini :
a. Menggunakan kata sindiran yang tidak halus tetapi tidak kasar.
b. Menyampaikan makna sindiran secara langsung.
c. Diakibatkan oleh suatu kejadian ataupun sebuah peristiwa.
Contoh dari majas sinisme adalah sebagai berikut :
- Tidak ada satu pun orang yang akan percaya kepada orang sombong sepertimu.
- Tingkah konyol Tina sungguh membuat Astri malu di acara itu.
- Anti sungguh pelit karena tidak mau membelikan susu kepada Indri.
46. Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah gaya bahasa yang memberikan sindiran secara kasar dan keras. Majas ini merupakan majas tertinggi dalam kelompok majas sindiran.
Ciri – ciri dari majas sarkasme adalah sebagai berikut :
- Menggunakan kata-kata yang kasar, celaan bahkan mengarah kepada hujatan.
- Terkadang membandingkan dengan hewan ataupun benda mati.
Contoh dari majas sarkasme adalah sebagai berikut :
- Memang kau tidak punya mata? Sampai kau harus menjatuhkan makanan ini.
- Tina sungguh tolol sehingga membuat Anto muak.
- Rumah ini sungguh kumuh dan jorok seperti tempat pembuangan sampah.
47. Majas Satire
Majas satire adalah gaya bahasa yang memberikan sindiran untuk mengecam ataupun menertawakan suatu tindakan, kejadian ataupun gagasan.
Ciri majas ini terletak pada gaya bahasa yang digunakan berupa sarkasme, ironi ataupun parodi. Contoh dari majas satire adalah sebagai berikut :
- Bagaimana seseorang bisa mendapatkan mobil, jika tidak pernah bekerja? Kamu adalah orang seperti itu, seperti seekor keledai yang ingin berlari seperti kuda.
- Mengapa semua harga mahal, apa karena badut – badut sudah pindah ke gedung DPR?
- Tindakanmu sungguh sangat konyol dan bodoh, seperti seekor keledai yang jatuh ke dalam lubang yang sama.
48. Majas Innuendo
Majas innuendo adalah gaya bahasa yang mengecilkan makna dari fakta yang sebenarnya. Ciri – ciri majas ini adalah terdiri dari dua kalimat yang bertentangan. Contoh dari majas innuendo adalah sebagai berikut :
- Dia orangnya pintar tetapi dia suka berbohong kepada orangtuanya.
- Sebenarnya keberhasilannya bukan dari hasil jerih payahnya sendiri.
- Tina memang cantik dan kaya raya. Cuma etika dan moralnya saja yang kurang.
49. Majas Alusio
Majas alusio adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan suatu ungkapan yang sudah diketahui secara umum.
Ciri – ciri majas ini adalah sebagai berikut :
- Penggunaan ungkapan tidak diselesaikan dalam majas ini.
- Menggunakan ungkapan atau kiasan yang sudah pernah dipakai sebelumnya.
- Menyampaikan maksud secara tersembunyi atau diam – diam.
Contoh majas alusio adalah sebagai berikut :
- Sudah hampir seminggu, Anti tidak kelihatan batang hidungnya.
- Kisah hidup Sita seperti cinderella, setelah menikah dengan pengusaha kaya.
- Kisah cinta Tina dan Putra seperti dalam kisah cinta Romeo dan Juliet.
50. Majas Antropomorfisme
Kata antropomorfisme berasal dari bahasa Yunani ‘anthropos berarti manusia dan morphe berarti bentuk’. Sehingga, majas antropomorfisme adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan bentuk lain atau kata lain dari manusia untuk hal yang bukan manusia.
Ciri – ciri dari majas ini adalah sebagai berikut :
- Berbentuk seperti majas metafora.
- Menggunakan kata – kata yang berhubungan dengan manusia misalnya anggota tubuh manusia atau sifat manusia.
- Subyek dari kalimat dengan majas antropomorfisme bukan berupa manusia tetapi benda mati ataupun hewan.
Contoh dari majas ini adalah sebagai berikut :
- Kucing itu sungguh pintar dan cerdik.
- Mulut gua itu sungguh gelap dan kecil.
- Kelakuan anjing itu sungguh bodoh.
51. Majas Sinestesia
Majas sinestesia adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan ungkapan dan berkaitan dengan alat indera.
Ciri – ciri majas ini adalah berbentuk seperti majas metafora dan perbandingan dilakukan dengan segala sesuatu yang dirasakan oleh panca indera.
Contoh dari majas sinestesia adalah sebagai berikut :
- Wajahnya begitu manis, sehingga Toni tidak berhenti menatapnya.
- Anti selalu mengeluarkan kata-kata pedas ketika dia sedang memarahi karyawannya.
- Muka Anton seketika merah padam ketika mengetahui bahwa mobilnya telah dirusak oleh orang lain.
Kata antonomasia berasal dari bahasa Yunani ‘antonomazein’ berarti ‘nama yang berbeda’. Secara umum,majas antonomasia adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan sifat ataupun karakteristik seseorang yang paling menonjol sebagai panggilan atau sebutannya.
Ciri – ciri majas ini adalah digunakan untuk percakapan sehari – hari sehingga tidak monoton dan penggunaan kata sifat sebagai nama diri.
Contohnya adalah sebagai berikut :
- Si Gemuk itu sudah tidak menangis lagi karena ditinggal oleh ayahnya.
- Rudi menatap si cantik itu sedang berjalan ke arah gerbang sekolah.
- Si manis itu sedang memarahi semua anak laki – laki di kelasku.
53. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah suatu gaya bahasa yang memberikan julukan ataupun panggilan terhadap seseorang.
Ciri – ciri utama majas ini adalah julukan yang diberikan berupa pekerjaan atau sifat yang menggambarkan orang tersebut.
Contohnya adalah sebagai berikut :
- Mbak Sri si tukang jamu sering berjualan di depan rumah Tina setiap pagi.
- Tari si pemurung selalu sendirian di dalam kelas.
- Siti si biduan sedang menyanyi di acara pernikahan tetanggaku.
54. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan label, nama barang ataupun mereka dagang untuk mendeskripsikan suatu kata atau benda.
Ciri – ciri majas ini adalah majas ini berasosisasi kepada benda secara keseluruhan.
ntoh dari majas metonimia adalah :
- Saya mencuci tangan dengan Dettol (sabun cair).
- Tina dan ibu berbelanja di Indomaret (toko swalayan).
- Rini membelikan silverqueen (cokelat) untuk adik.
55. Majas Hipokorisme
Majas hipokorisme adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan kata yang menunjukkan kedekatan seseorang. Ciri dari majas ini adalah penggunaan kata timangan dalam kalimatnya.
Contoh dari majas hipokorisme adalah sebagai berikut :
- Tina hanya memandangi untaian berlian itu, yang membuat Tina terkesima.
- Dodi gemar main bulutangkis di lapangan.
- Wajahnya begitu lembut dan manis, itu alasan Putra sangat menyukainya.
56. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah suatu gaya bahasa yang membuat manusia seolah – olah tidak hidup. Majas ini merupakan kebalikan dari majas personifikasi.
Ciri utama majas ini adalah pengungkapan manusia memiliki sifat – sifat yang bukan manusia.
Contoh dari majas depersonifikasi adalah sebagai berikut :
- Sita tidak bisa menerima saran dari orang lain karena hatinya sudah membatu.
- Mulut Tino terkunci rapat saat Todo mempertanyakan permasalahannya.
- Kiki hanya mematung dan tak bergerak saat dia mendengar berita kematiannya Putra.
57. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah sebuah gaya bahasa yang menggantikan ungkapan yang kasar menjadi ungkapan yang lebih halus dengan menggunakan kata-kata yang lebih baik dan sopan.
Ciri – ciri dari majas eufimisme adalah sebagai berikut :
Majas eufimisme adalah sebuah gaya bahasa yang menggantikan ungkapan yang kasar menjadi ungkapan yang lebih halus dengan menggunakan kata-kata yang lebih baik dan sopan.
Ciri – ciri dari majas eufimisme adalah sebagai berikut :
- Terdapat kata-kata yang memiliki makna yang halus dan sopan.
- Memiliki gaya bahasa yang formal.
- Memiliki tujuan untuk menghormati lawan bicara agar tidak merasa direndahkan.
- Sering digunakan dalam kegiatan resmi ataupun dokumen resmi.
- Memiliki makna atau ungkapan yang lebih halus.
Contoh dari majas eufimisme adalah sebagai berikut :
- Banyak anak yang kurang mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya (miskin).
- Adik sedang buang air kecil di rumah tetangga (pipis).
- Putri bekerja sebagai pramusaji di restoran yang baru dibuka hari ini (pelayan).
58. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan kata – kata yang kurang pantas untuk disampaikan kepada pendengar. Ciri utama dari majas ini adalah penggunaan kata – kata yang dianggap tabu atau kurang enak didengarkan.
Contoh dari majas disfemisme adalah sebagai berikut :
- Sering-seringlah bergaul dengan orang lain, sehingga kamu tidak seperti kura – kura dalam tempurung.
- Tina minta izin keluar kelas untuk pipis.
- Dodi adalah anak durhaka karena dia selalu melawan orang tuanya.
59. Majas Fabel
Majas fabel adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan binatang memiliki perilaku dari seorang manusia. Ciri utama majas ini adalah seekor binatang diibaratkan dapat berpikir dan berbicara.
Contoh dari majas fabel adalah sebagai berikut :
- Seekor burung bertanya kepada seekor kupu – kupu sebelum terbang ke suatu tempat.
- Para semut berbaris rapi dan bergotong royong untuk mendapatkan makanan.
- Dua ekor serigala sedang berdiskusi setelah memburu seekor binatang.
60. Majas Parabel
Majas parabel adalah suatu gaya bahasa yang mengandung sebuah pelajaran atau kiasan yang memiliki nilai didikan yang disamarkan dalam cerita.
Ciri utama dari majas ini adalah gaya bahasa yang digunakan dalam sebuah cerita yang memberikan nilai didikan di dalamnya.
Contoh dari majas parabel adalah sebagai berikut :
- Cerita Si Malin Kundang mengajarkan untuk bersikap hormat dan menyayangi ibu kita.
- Cerita Mahabrata memberikan pesan bahwa semua kebenaran akan selalu benar.
- Hikayat Bayan Budiman mengisahkan suatu kebaikan dan teladan.
61. Majas Perifrasa
Majas Perifrasa adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan suatu ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek.
Ciri utama dalam majas ini adalah penggunaan ungkapan yang lebih panjang padahal memiliki ungkapan yang lebih pendek.
Contoh dari majas perifrasa adalah sebagai berikut :
- Lala memilih untuk berkuliah di salah satu universitas di kota kembang (Bandung).
- Ayah telah beristirahat dengan damai untuk selamanya (meninggal).
- Tak seorang pun dari keluargaku yang pernah berlibur ke negeri matahari terbit (Jepang).
62. Majas Eponim
Majas Eponim adalah suatu gaya bahasa yang membandingkan sesuatu hal atau nama seseorang dengan sifat yang ingin diungkapkan.
Ciri utama dari majas ini adalah perbandingan sifat tertentu dengan nama seseorang yang dikenal memiliki sifat yang dimaksudkan tersebut.
Contoh majas eponim adalah sebagai berikut :
- Anggi merupakan seorang wanita yang memiliki kecantikan seperti cleopatra.
- Ibu berharap agar adik menjadi orang yang sangat cerdas seperti Einstein.
- Setiap wanita saat ini dituntut untuk menjadi wanita seperti Kartini.
Itu tadi macam macam majas disertai pengertian dan contoh – contohnya.