Menentukan Bagian Teks Cerpen dan Fabel Beserta Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cerita pendek atau cerpen merupakan salah satu jenis prosa yang menceritakan satu kejadian seorang tokoh. Cerpen bisa bersifat imajinasi dan juga sesuai dengan kenyataan. Sebuah cerpen memiliki unsur-unsur intrinsik (unsur pembangun) sebagi berikut.

  • Tema

Tema adalah pokok masalah yang dibahas dalam cerpen. Setiap cerpen pasti terdapat sebuah tema. Tema merupakan inti dari sebuah cerita. Misalnya : tema kekeluargaan, kasih sayang, kepahlawanan, dan sebagainya. Tema dapat diketahui kita membaca dab memahami keseluruhan isi cerpen.

  • Tokoh dan penokohan

Tokoh merupakan orang yang ada di dalam cerpen. penokohan adalah watak atau sifat yang terdapat dalam seorang tokoh. Tokoh baik disebut protagonis sedangkan tokoh jahat antagonis. Penggambaran watak tokoh dapat melalui tindakan tokoh, pikiran tokoh, tanggapan tokoh lain, dialog antar tokoh, digambarkan langsung oleh pengarang.

Alur merupakan jalannya suatu cerita. Dalam cerpen hanya menggunakan alur mundur atau maju saja. Secara garis besar, alur diawali dengan pengenalan masalah, kemudian masalah memuncak, penyelesaian masalah, selesai.

  • Latar

Latar terbagi menjadi latar tempat, latar suasana, dan latar waktu.

Sudut pandang merupakan cara seorang pengarang dalam menyajikan ceritanya kepada para pembaca. Dalam menyajikan cerita, pengarang bisa masuk sebagai tokoh utama, bisa juga sebagai pencerita cerpen, bisa juga cerita dari tokoh cerpen.

  • Amanat

Pesan yang disampaikan pengarang pembaca cerpen. Amanat berisi nilai-nilai kehidupan yang ada di sekitar kita. Dalam setiap cerpen pasti terdapat amanat. Amanat suatu cerpen selalu berhubungan dengan isi cerpen.

Secara garis, unsur intrinsik fabel sama dengan unsur intrinsik cerpen. Selain itu, kita harus memahami struktur teks cerpen dn fabel karena dalam soal sering muncul pertanyaan tentang bagian/struktur teks.

Contoh 1 :

Serayu, seindah apakah senja yang kau bilang mengendap perlahan-lahan di depan permukaan sungai sehingga tampak air yang hijau itu tercampur warna merah kekuningan dan memantulkan cahaya matahari bundar lalu koyak karena aliran menabrak batuan besar dasar sungai ?

O, Serayu, sesedih apakah perasaan seornag wanita yang melihat senja itu dari balik jendela kereta ketika melintas di jembatan panjang sebelum stasiun Kebasen ?

Pembahasan :

Kutipan cerpen tersebut termasuk bagian perkenalan. Teks tersebut merupakan teks cerpen. Struktur cerpen adalah orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Teks tersebut merupakan bagian perkenalan atau orientasi.

Perkenalan merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya. Paragraf tersebut berupa pengenalan latar dan tokoh sebuah cerita.

Contoh 2 :

Tak ada yang istimewa, bintang bertaburan seperti biasanya ditemani bulan separuh yang berwarna putih. Sesekali terdengar suara lolongan anjing yang sedikit membuat bulu roma merinding. No body special! padahal aku sangat menginginkan kehadiran tiga sosok inspiratif bagiku. Aku ingin bercengkrama, melihat indah senyumnya, dan kelembutan tangannya. Ayah, ibu, nenek, aku merindukanmu.

Pembahasan :

Latar tempat dan suasana kutipan cerita tersebut adalah malam hari, sepi. Latar waktu dan suasana pada kutipan cerita tersebut adalah malam hari dan sepi. Hal ini bisa dilihat dari kata bintang bertaburan dan sesekali terdengar lolongan anjing.

Contoh 3 :

Alvina berjalan dipayungi cahaya merah yang makin memudar, tak tahu masalah apa yang betah berada di benaknya. Teringat akan kejadian kemarin sore, tatkala melihat anak kecil, kisaran usia 7 tahun yang dengan gigihnya menawarkan jasa payungnya pada kerumunan orang pabrik. Namun, tak ada orang yang menyewanya, sungguh miris dan menyayat hati. Seandainya, waktu bisa berputar, yang ada di dalam tas akan diberikannya kepada anak itu. Apa daya, waktu berlalu begitu cepat dan singkat berlalu.

“Seandainya, seandainya, dan seandainya, uang ini pasti akan kuberikan pada anak itu”. Kata-kata yang terngiang di benak Alvina.

“Hey, Vin, kok ngelamun, wah, bahaya ini. “Suara Tarisa bak suara yang menggelegar.

Lamunannya pun buyar tak karuan, bagai bulu yang tersapu angin ribut.

Pembahasan :

Tokoh Alvina mempunyai watak baik hati, melalui pikiran tokoh. Penggambaran watak tokoh bisa digambarkan melalui pemaparan langsung atau tidak langsung (pikiran tokoh, diceritakan tokoh lain, perbuatan tokoh, dan dialog antartokoh). Dalam cerita tersebut, tokoh Alvina mempunyai watak baik hati, yang digambarkan melalui pikiran tokoh/pikiran Alvina. Dia memikirkan tentang kejadian pengemis yang ditemuinya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn