Pada zaman modern ini, maraknya penjualan secara online atau munculnya market place di berbagai penjuru membuat para konsumen menjadi tidak terkendali dalam membeli sebuah produk tertentu.
Mayoritas konsumen menjadi kurang memperhatikan rencana dan agenda kebutuhan mereka, karena minat dan godaan yang tinggi untuk membeli suatu produk yang dirasa kurang begitu penting dan dilakukan secara terus-menerus. Dalam dunia ekonomi hal tersebut sering dijuluki sebagai pembelian impulsif.
Namun tahukah Anda apa sebenarnya pembelian impulsif tersebut dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan kita khususnya dalam hal finansial? Mari simak penjelasan berikut.
Pengertian Pembelian Impulsif
Pengertian Pembelian Impulsif Secara Umum
Secara umum, pembelian impulsif merupakan keputusan yang muncul tiba-tiba dari konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa tanpa adanya perencanaan dan terdapat dorongan positif dalam prosesnya sehingga tidak memikirkan dampak kedepan.
Pengertian Pembelian Impulsif Menurut Para Ahli
- Rook & Fisher (1995) mendefinisikan bahwa pembelian impulsif adalah spontanitas konsumen yang cenderung melakukan pembelian barang yang didorong secara emosional oleh faktor psikologis dan persuasi pemasar sehingga tidak tereflesksi serta tiba-tiba muncul.
- Beatty & Ferrel (1998) mengartikan bahwa pembelian impulsif sebagai suatu pembelian yang bersifat tiba-tiba dan tidak terencana diikuti dengan tidak terdapat niat sebelumnya, serta memiliki tujuan untuk segera membeli produk secara spesifik demi memenuhi kebutuhan tertentu.
- Hausman (2000) menyatakan bahwa pembelian impulsif adalah fenomena dimana konsumen melakukan pembelian secara mendadak dan muncul dorongan yang sangat signifikan kuat agar segera membeli.
- Samuel (2006) menjabarkan bahwa pembelian impulsif adalah kegiatan individu dalam melakukan pembelian tidak terencana menggunakan uang secara tidak terkontrol dan barang-barang hasil pembelian cenderung tidak dibutuhkan dan kurang penting.
- Solomon & Rabolt (2009) menjelaskan bahwa pembelian impulsif adalah sebuah kondisi ketika individu merasa terdesak dan tidak dapat melawan dorongan untuk segera melakukan pembelian.
Karakteristik Pembelian Impulsif
- Munculnya perasaan yang sangat kuat saat melihat suatu produk tertentu.
- Terdapat dorongan dari dalam diri untuk segera membeli produk tertentu.
- Tidak memikirkan atau mengabaikan dampak dan konsekuensi setelah melakukan pembelian.
- Memiliki perasaan senang, bahagia bahkan euforia sebelum dan setelah mendapatkan produk yang diinginkan.
- Terselip perselisihan atau konflik antara pengontrolan diri (self-control) dengan hobi maupun gaya hidup.
Aspek Pembelian Impulsif
Kognitif
Aspek pembelian impulsif ini berkaitan dengan permasalahan kognitif dari individu atau konsumen diantaranya:
- Keputusan pembelian dengan tidak mempertimbangkan harga suatu barang atau jasa.
- Proses pembelian yang tidak memperhatikan kegunaan dan manfaat yang akan didapat dari barang atau jasa terkait.
- Perilaku individu atau konsumen yang tidak melakukan perbandingan produk berupa barang atau jasa lain yang serupa.
Emosional
Aspek pembelian impulsif ini berhubungan dengan keadaan emosional dari dalam diri individu atau konsumen, diantaranya:
- Terciptanya perasaan yang memotivasi agar segera membeli.
- Adanya rasa kecewa dan penyesalan setelah melakukan pembelian.
- Gerakan perilaku yang bersifat spontan tanpa pikir panjang dan rencana.
Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif
Faktor Internal
Faktor yang memfokuskan pada kepribadian konsumen yang mendukung dan mempengaruhi perilaku hingga mereka dalam mengambil keputusan dalam membeli suatu produk tertentu.
Hal tersebut biasanya berkaitan dengan perasaan atau mood, motif, hedonisme, hobi, dan lain sebagainya.
Faktor Eksternal
Sementara itu, untuk faktor dari luar yang dapat mempengaruhi dan mengubah kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian dibagi menjadi dua, diantaranya:
- Faktor Produk, yaitu faktor yang berpusat pada produk seperti harga yang murah, kemasan menarik atau penampilan luar yang mengikat mata, ringan hingga praktis.
- Faktor Pemasaran, yaitu faktor yang berpusat pada cara atau strategi pemasar dalam menawarkan produk mereka kepada konsumen seperti promosi yang dilakukan secara terus-menerus, pemberian diskon dan voucher, product display yang menonjol, dan lain sebagainya.
Jenis Pembelian Impulsif
Pure Impulsive
Merupakan pembelian impulsif yang dilakukan secara murni karena mempunyai keinginan untuk mencari model atau variasi baru, suasana baru diluar kebiasaan konsumen sebelumnya.
Suggestion Impulsive
Merupakan pembelian impulsif yang muncul karena stimulus dari saran teman atau orang-orang terdekat konsumen dan lingkungan sekitarnya serta ajakan dari pemasar.
Remider Impulsive
Merupakan pembelian impulsif yang dilakukan dengan alesan produk terkait mengingatkan pada masa lalu atau kenangan hingga pengalaman tertentu konsumen.
Planned Impulsive
Merupakan pembelian impulsif dengan rencana karena faktor jadwal penawaran seperti periode voucher, jadwal diskon, jam lelang dan lain sebagainya.
Dampak Pembelian Impulsif
Bagi Kehidupan Finansial
- Pengeluaran dana menjadi tidak terkendali.
- Rasio keinginan lebih besar dari pada kebutuhan.
- Penghasilan atau uang saku habis sebelum masanya.
- Beresiko terjadi hutang.
- Tidak ada sisa dana untuk disisihkan demi keperluan menabung dan kebutuhan darurat.
Bagi Keadaan Psikologis
- Dapat memberikan tekanan pada mental konsumen.
- Muncul perasaan menyesal.
- Timbul rasa tidak percaya diri dan ketidakpuasan atas diri sendiri.
- Mengubah kebiasaan hingga perilaku sebelumnya.
- Membentuk sifat dan karakter baru dalam diri konsumen.
Contoh Pembelian Impulsif
Katy adalah salah satu mahasiswi di universitas A yang kebetulan mengekost karena jauhnya jarak antara kampus dan rumah. Katy diberi uang saku dengan jatah jumlah Rp 1000.000, 00 per bulan.
Suatu hari Katy tidak sengaja melihat jaket yang lucu dipajang depan sebuah toko. Selain itu pihak toko juga menawarkan potongan harga apabila pembelian dilakukan hari itu juga.
Tanpa pikir panjang Katy memutuskan untuk membeli jaket tersebut seharga yang awalnya Rp. 500.000,00 menjadi Rp 430.000,00.
Lalu pada hari berikutnya, Katy menemukan kaos dengan harga Rp.100.000,00 di sebuah online shop yang dianggap akan cocok apabila dikenakan dengan jaket yang telah ia beli tempo hari lalu. Dengan segera Katy membeli kaos tersebut diikuti rasa senang.
Hingga tiba hari dimana Katy merasa menyesal karena pada saat itu sedang musim panas sehingga jaket tersebut tidak terpakai, begitu pula dengan kaos yang kurang diperlukan serta sisa uang saku yang berjumlah Rp 450.000,00, tentu akan terancam kehabisan uang saku sebelum bulan berikutnya datang.
Cara Menghindari Pembelian Impulsif
- Membuat daftar pengeluaran tetap dan belanja harian, mingguan, atau bulanan.
- Mengubah pola pikir untuk tidak atau mengurangi melakukan hal-hal dengan kepuasan jangka pendek.
- Usaha untuk menggunakan uang tunai dalam melakukan pembelian agar terdapat rasa sedikit menyesal dan mendorong untuk tidak mengulanginya.
- Atur frekuensi melihat secara offline atau online terkait informasi tentang penawaran produk.
- Tetapkan tujuan dengan percaya diri dan penuh komitmen.