4 Peninggalan Kerajaan Funan yang Saat Ini Masih Ada

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kerajaan Funan merupakan kerajaan Hindu pertama yang ada di Asia Tenggara yang mendapatkan pengaruh dari India. Kata Funan sendiri berasal dari bahasa China Modern yakni dari dua kata B’iun -nam. Kerajaan Funan diperkirakan telah ada sejak abad pertama tahun 75 Masehi.

Pusat kerajaannya berada di sepanjang sungai Mekong antara Chaudoc dan Phnom Penh. Penduduk Funan berasal dari bangsa Melayu yang menyebar seperti Vietnam Selatan dan Kamboja. Letak Kerajaan Funan menurut berita cerita sekitar 120 mil dari pantai.

Kerajaan ini memiliki sebuah pelabuhan yang berada di dekat sungai Mekong pantai teluk Siam yakni pelabuhan Oc-Eo. Ketika itu pelabuhan ini memiliki peranan yang sangat penting karena sebagai pusat perdagangan internasional pertama pada abad ke-1.

Pada masa itu, kerajaan Funan menjadi kerajaan yang penting karena menghubungkan China dan India. Tidak heran jika nantinya kebudayaan pada kerajaan ini memiliki banyak pengaruh karena banyak berinteraksi dengan budaya lain dalam perdagangan.

Banyak bukti sejarah yang menjelaskan mengenai kerajaan ini seperti pada sumber-sumber China dan artefak peninggalan kerajaan Funan sendiri yakni catatan dan prasasti. Adapun sumber yang membuktikan keberadaan kerajaan ini ialah Catatan China.

Di dalam berita China yang ditulis oleh K’ang T’ai dan Chu-ying, dijelaskan bahwa pendiri kerajaan Funan adalah Kaundinya yang dalam bahasa China bernama Hun-t’ien. Sebagai kerajaan Hindu pertama, kerajaan ini meninggalkan beberapa peninggalan sejarah.

Berikut, peninggalan sejarah dari kerajaan Funan adalah sebagai berikut.

1. Prasasti

Prasasti Kerajaan Funan

Kerajaan Funan telah meninggalkan banyak prasasti yang kemudian menjadi sumber sejarah dari keberadaan kerajaan ini. Terdapat sekitar 200 buah prasasti bersurat yang di mana 80 di antaranya menggunakan bahasa Non Khmer purba.

Jumlah prasasti ini dihitung dari prasasti yang direkam oleh Majumdar pada tahun 1953. Sebelum abad ke-6 Masehi, prasasti kerajaan Funan sebetulnya telah diceritakan oleh pengkaji gigih kemasyhuran Finan di UKM yakni Muhammad Alinor. Ia mengatakan bahwa kerajaan Funan telah memiliki 11 buah prasasti yang didalam menggunakan bahasa Sanskrit dan Non Khmer.

Awal abad 17 Masehi terdapat beberapa prasasti kerajaan Funan dengan simbol sifat yang sangat tua yang berasal dari kerajaan Fuan Chenla. Funan sendiri memiliki bahasa sendiri yaitu rumpun melayu. Bahasa yang di buat pada prasasti berasaskan aksara Sanskrit.

2. Arkeologi Kerajaan Funan

Arca Kerajaan Funan

Sumber cina menyebutkan bagaimana kehalusan dari budaya Funan. Istana raja Funan terbuat dari kayu-kayu berharga yang dilengkapi dengan mebel mewah. Selain itu, orang-orang Funan juga membuat patung-patung suci dari perunggu.

Kaundinya Jayavarman pernah mengikutkan sebuah arca Budha dari arca karang dan sebuah stupa dari gading kepala Maharaja China pada tahun 503 Masehi. Tidak hanya itu, kemewahan peninggalan kerajaan Funan juga nampak dari pendirian patung-patung yang terbuat dari perunggu yang dilapisi emas oleh Ratu Funan.

Sayangnya, patung-patung tersebut tidak tersisa dan tidak ditemukan. Di wilayah lain ditemukan pula beberapa penemuan-penemuan gabungan dari beberapa wilayah Cochin China. Penemuan tersebut menunjukkan awal masa peradaban Kerajaan Funan.

Bukti arkeologi dari kerajaan Funan sebagian besar berasal dari catatan China. Orang China menggambarkan masyarakat Funan sebagai sosok yang tinggal di rumah panggung, senang menanam Adi dan mengirimkan upeti berupa emas, gading, perak dan binatang eksotis.

Menurut Catatan Tiongkok, pada tahun 263 Masehi sekelompok musisi Funan datang mengunjungi China. Kaisar China yang merasa terkesan pun memerintahkan untuk mendirikan sebuah institut musik Funanese di dekat Nanking.

3. Patung-patung Kerajaan Funan

Patung Kerajaan Funan

Dari hasil temuan pada peninggalan kerajaan Funan maka disimpulkan bahwa karya-karya India memiliki pengaruh yang besar dalam Kerajaan Funan. Kelompok arca pertama yang menjadi hasil karya kerajaan Funan dibuat pada seperempat pertama abad ke-6 Masehi.

Adapun arca yang dimaksud adalah arca-arca Wisnuyang yang sebagian besar berasal dari Phnom Da. Phnom Da merupakan tempat suci yang berada dekat dengan Angkor Borei. Arca-arca ini diperkirakan berasal dari pemerintahan Rudhavarman yang menganut agama Wisnu sebagaimana yang dijelaskan pada prasasti-prasasti.

Di antara arca yang ditemukan adalah dua buah arca Krishna Givardhana yang sangat memukau mata, koleksi Stoklet di Brussels dan arca dari museum Phnom Da. Di daerah Bathe ditemukan sebuah kepala arca Budha dengan gaya Gandhara.

Arca tersebut termasuk ke dalam arca kuno pada seri itu. Ditemukan pula beberapa perhiasan dari emas seperti cincin yang dihiasi sapi berpunuk, atau cincin yang berstempel dengan tulisan istilah dagang dalam bahasa sansekerta dengan aksara bahmi.

Benda-benda tersebut diperkirakan hasil kesenian masyarakat Funan pada abad ke-2 hingga 5 Masehi. Sama seperti pada cincin, ditemukan pula tulisan pada batu yang keras. Pada batu tersebut terlihat jelas menggunakan teknik cukilan. Hal ini menandakan teknik tersebut merupakan teknik yang populer ketika itu.

Tidak hanya berupa tulisan, terdapat juga beberapa adegan keagamaan yang dihasilkan dari teknik cukilan. Seperti seorang wanita yang sedang mempersembahkan air suci di atas sebuah altar untuk memuja laut atau ada seseorang yang memberikan sekuntum bunga.

Ada pula gambar yang menunjukkan seorang tokoh tengah duduk di atas singgasana yang rendah dengan satu kaki dilipat pada tempat duduk. Sementara kaki satu lagi dibiarkan menggantung bebas di depannya. Gambar ini dikenali sebagai raja gunung yang sempat memerintah Kerajaan Funan.

Ditemukan juga lempengan-lempengan timah yang menunjukkan penampilan penduduk Funan seperti tidak berpakaian, berambut panjang dan dikepang. Kesenian kerajaan Funan tidak hanya bercorak India saja melainkan juga dipengaruhi China.

Ditemukan sebuah fragmen-fragmen cermin yang terbuat dari perunggu. Fragmen tersebut kemungkinan berasal dari dinasti Han. Ada pula patung-patung Buddha yang berukuran kecil terbuat dari perunggu yang diperkirakan berasal dari Wei.

4. Rumah Panggung

Sebagian besar rumah di kerajaan Funan terbuat dari kayu yang berbentuk panggung. Rumah berbentuk panggung berfungsi sebagai jaringan-jaringan air dan untuk menghindari banjir. Bangunan-bangunan pada rumah juga telah dikuti dan dilengkapi dengan peralatan mewah seperti pada bangunan pra angkot.

Di mana bangunan terbuat dari bahan yang tahan lama dan syarat akan nilai agama. Biasanya menggunakan bata dan batu yang langka yang hanya digunakan untuk para dewa. Bangunan-bangunan rumah diperkirakan dibangun pada masa terakhir dari peradaban Kerajaan Funan yakni sekitar abad ke-5 Masehi.

Pendirian rumah panggung bagi masyarakat Kerajaan Funan bukan tanpa alasan. Hal ini mengingat letak geografis dari kerajaan Funan. Kerajaan berada di sepanjang Sungai Mekong yakni antara Choudoc dan Phnom Penh. Hal ini diperkuat dengan kegiatan ekonomi masyarakat Funan yang mengandalkan sektor perdagangan.

Di mana ketika Funan memiliki sebuah pelabuhan penting tempat bertemunya para pedagang asing. Bahkan Funan menjadi penghubung antara China dan India ketika itu. Keberadaan rumah panggung sangat diperlukan bagi masyarakat Funan karena wilayah pemukiman yang dekat dengan perairan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn