Arab dikenal juga dengan penyair-penyair yang menghasilkan banyak karya terkenal. Berikut diantaranya:
Abu Nuwas al-Hasan ibn Hani al-Hakami atau biasa dikenal dengan Abu Nuwas adalah seorang penyair Arab klasik dan perwakilan terkemuka dari puisi modern (muhdath) yang berkembang selama beberapa tahun di awal masa kekhalifahan Abbasiyah. Ia lahir di Ahvaz, Iran pada tahun 756 M dan meninggal pada tahun 814 M.
Reputasi yang dimiliki Abu Nawas di dunia Arab muncul karena rasa kagumnya terhadap anggur wine dan sebagai penyair cinta gay. Karya-karyanya terlihat spontan dan penuh kejutan dalam cerita mengenai kekasih laki-laki, anggur, dan musik serta menghindari perang atau bentrokan.
Beberapa karyanya yang diubah dan diterjemahkan, yaitu Diwan Abu Nu’as, khamriyyat Abu Nu’as, O Tribe That Loves Boys, Carousing with Gazelles Homoerotic Songs of Old Baghdad, Poems of Wine and Revelry: The Khamriyyat of Abu Nuwas, dan The Khamriyyat of Abu Nuwas: Medieval Bacchic Poetry.
Penyair yang lahir pada tahun 796 di dekat Damaskus (sekarang Syiria) dan meninggal pada 807 di Mosul, Iraq ini memiliki nama lengkap Habib ibn Aws al-Ta’i. Ia adalah penyair Arab yang lahir dari orang tua kristiani, tetapi akhirnya beragama Islam.
Karya yang dihasilkan oleh Abu Tammam adalah Hamasah, sebuah antologi Arab yang dibuat pada sekitar abad ke-9. Nama Hamasah digunakan karena puisi-puisinya menggambarkan ketabahan dalam pertempuran, kesabaran menghadapi musibah, ketabahan dalam membalas dendam, dan keteguhan di bawah celaan.
Antologi tersebut memiliki 10 buku yang di dalamnya terdapat 884 puisi, di antaranya yaitu Al-Hamasah, Al Marathi, Al-Adab. Al-Nasib, Al-Hija’ (Satir), Al Adyaf wa al-madih (Keramahan dan Kepanikan), Al-Sifat, Al-Sayr wa al-Nu’as (Perjalanan dan Mengantuk), Al-Mulah (Kesenangan), serta Madhammat al-nisa (Penghinaan Wanita).
Wanita ini bernama asli Tumadir bint ‘Amr ibn al-Harith ibn al-Sharid al-Sulamiyah ini dikenal dengan sebutan al-Khansa yang berarti berhidung pesek. Ia menjadi salah satu penyair yang paling berpengaruh pada masa pra-Islam dan awal periode Islam.
Al-Khansa mendapatkan rasa hormat dan menjadi terkenal karena kemampuannya dalam menulis elegi yang bahkan secara luas dianggap sebagai penulis elegi Arab terbaik sekaligus penyair asal Arab terbesar dan yang paling terkenal sepanjang masa.
Elegi Al-Khansa yang tersisa hampir seribu baris puisi dikumpulkan oleh Ibn al-Sikkit, seorang sarjana sastra dari era Abbasiyah awal. Karya-karya Al-Khansa yang memiliki gaya dan ekspresi khas membuat jenis tulisannya dijuluki puisi ritha.
Selanjutnya terdapat Abu al Thayyib Ahmad ibn Husayn Al-Mutanabbi Al-Kindi yang merupakan penyair asal Kufah, Iraq dan sangat berpengaruh serta terkemua.
Ia lahir pada tahun 915 M da meninggal pada tahun 965 M. banyak karyanya yang dianggap merupakan puncak kesusastraan Arab dibanding masa-masa sebelum atau sesudahnya.
Pada usia 17 tahun, Al-Mutanabbi sempat mengaku sebagai nabi dan memimpin pemberontakan Qarmatian di Suriah. Akibatnya, ia ditangkap dan masuk penjara selama dua tahun. Ia juga mendapat julukan Al-Mutanabbi atau calon nabi.
Al-Mutanabbi menghasilkan berbagai puisi dan syair yang berjumlah sekitar 300 folio dan sebagian besar sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 20 bahasa. Puisi-puisinya dikenal menunjukkan kecerdasan serta kecerdikan yang tajam sehingga mendapat popularitas yang tinggi pada saat itu.
Penyair, seiman, penulis, pelukis, pemahat, filsuf, sekaligus pakar teologi yang lahir di Bsharri, Lebanon pada 6 Januari 1883 ini mengawali perjalanan karirnya dengan menjadi penulis drama di tahun 1901-1902, yakni Spirits Rebellious.
Dalam dunia kepenulisan, karya pertamanya adalah buku Nymphs of the Valley yang terbit pada 1910, Broken Wings yang terbit pada tahun 1912, dan A Tear and a Smile yang terbit pada tahun 1914. Ia juga memiliki karya yang belum dipublikasikan, seperti The Banshee, The Last Unction, dan The Hunchback or the Man Unseen.
Setelah itu, karena kemampuannya dalam berbahasa Inggris yang semakin membaik, ia juga menerbitkan buku berjudul The Madman (1918) yang ditulis seluruhnya dalam bahasa inggris dan dilanjutkan dengan buku-buku berbahasa Inggris lainnya, seperti Twenty Drawing (1919) serta The Forerunner (1920).
Sementara buku karya Kahlil Gibran yang paling terkenal adalah The Prophet yang diterbitkan pada tahun 1923. Buku tersebut menceritakan kisah Almustafa, orang suci yang sedang pulang ke rumah setelah diasingkan selama 12 tahun. Terdapat juga masalah percintaan, kesedihan, serta agama dengan lebih dari 26 esai puitis.
Mahmoud Darwish adalah seorang penyair sekaligus penulis yang dianugerahi sebutan penyair nasional Palestina. Ia lahir pada 13 Maret 1941 dan meninggal pada 9 Agustus 2008. Darwish juga berperan sebagai editor dalam beberapa majalah sastra yang ada di Palestina.
Gaya menulis Darwish adalah klasik Arab dan dipengaruhi oleh penyair-penyair Iraq, seperti Abd al-Wahhab Al-Bayati dan Badr Shakir al-Sayyab.
Banyak puisi Darwish yang dijadikan sebagai musik oleh komposer Arab. Beberapa yang paling terkenal yaitu Rita and the Riffle, I Lost a Beautiful Dream, Birds of Galilee, dan I Yearn for my Mother’s Bread.
Seorang komposer Israel-Amerika bernama Tamar Muskal memasukkan karya Darwish yang berjudul I Am from There dalam komposisinya. Lalu, pada 2002, Klaus Huber, seorang komposer asal Swiss mengadakan konser dengan menggabungkan The Soul Must Descend from its Mount and Walk on its Silken Feet milik Darwish