Sosiologi

6 Peran Keluarga dalam Proses Sosialisasi

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Saat kamu lahir, sekumpulan orang pertama kali mengenalmu adalah keluarga. Mereka juga merupakan kelompok paling kecil yang mengajarkan kamu bersosialisasi sejak masih berusia bayi. Perannya sangat menentukan dan mengajarkan agar dapat berinteraksi kepada masyarakat di sekitar.

Semua norma, aturan sosial serta nilai budi pekerti pertama kali diajarkan dari keluarga. Peran orang tua tidak jauh dari mendidik atau mempersiapkan agar anak mampu menaati aturan atau tata krama dalam melakukan interaksi terhadap orang di sekitarnya. Karena, bersosialisasi adalah hal penting agar selalu menjalin hubungan dengan sesamanya.

Karenanya, peran mereka dalam proses sosialisasi cukup penting jika melihat uraian yang ada di atas. Ingin tahu perannya apa saja? Jawabannya dijelaskan secara lengkap di bawah ini.

6 Peran Keluarga dalam Berprosesnya Sosialisasi

  • Mendidik Mengenai Norma Sosial

Seperti yang sudah dibahas secara singkat di paragraf atas, keluarga adalah sekumpulan individu bertanggung jawab dalam mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan menaati norma sosial berlaku. 

Pengajaran norma yang berasal dari keluarga biasanya dapat membentuk kepribadian atau bagaimana anak berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya sampai ia dewasa.

Karena, ia lebih dekat bersama keluarganya serta mendapat pengajarannya terus menerus. Contohnya, seorang biasanya berkarakter sopan jika sudah diajari oleh keluarganya secara konstan.

  • Mengajarkan Bagaimana Berinteraksi dengan di Sekitarnya

Kamu mungkin menemukan situasi sosial berbeda baik saat bersama keluarga, teman sebaya, di sekolah atau di tempat umum. Cara berinteraksinya pun tidak sama, misalnya dapat santai jika bersama teman seumuran tetapi harus menjaga sikap jika berkomunikasi bersama guru atau orang lebih tua.

Oleh karena itu, keluarga memiliki peran dalam mengajarkan anaknya memahami situasi sosial tertentu. Misalnya, mengajarkan agar selalu berbagi dan memaafkan agar hubungan bersama teman erat serta tidak berlaku tidak sopan terhadap guru di sekolah.

  • Memberi Tahu Apabila Anak Berbuat Salah

Jika kamu pernah ribut bersama teman sekolahmu hingga mendapat teguran dari sekolah, tentunya orang tuamu juga ikut menegurmu. Demikian saat kamu sedang berkonflik dengan kakak atau adikmu, kalian pastinya akan mendapat teguran agar segera berbaikan.

Hal tersebut dilakukan karena keluarga berperan mengoreksi apabila anak melakukan kesalahan dalam proses sosialisasinya. Karena, apabila dibiarkan maka kemungkinan menjadi kebiasaan saat sudah besar dan menghambat kemampuan sosialisasinya.

  • Memberikan Contoh yang Tepat

Agar mampu memberikan contoh nyata dalam bersosialisasi secara tepat, pastinya keluarga dapat memperagakannya agar menggambarkan cara sosialisasi yang benar. Keluarga perlu memberikan pengarahan supaya anak bisa bersosialisasi bersama orang di lingkungannya. 

Hal ini juga dikarenakan orang tua lebih memilki pengalaman dalam melakukan interaksi. Orang tua tentunya sudah terbiasa bersikap baik dan sesuai norma setempat, supaya dapat menjadi teladan baik untuk anaknya. 

  • Membuat Aturan 

Supaya anggota keluarga lainnya mampu mempraktekkan melakukan interaksi bersama di sekitarnya secara benar dan efektif, keluarga bisa menciptakan aturan. Karena, pada saat berinteraksi dengan masyarakat di sekitar banyak menemukan peraturan atau norma yang harus diikuti. 

Misalnya, memperingati agar anak seharusnya bersikap sopan kepada orang yang lebih tua atau tidak mudah berkonflik bersama saudara kandungnya. Jika hal tersebut tidak dipenuhinya, maka ia mendapat sanksi berupa pengucilan dari lingkungan sosial di sekitarnya. 

  • Memberikan Pengajaran Pembentukan Karakter

Peran keluarga sangat menentukan kepribadian anaknya di masa yang akan datang. Karena, keluarga selalu dekat dan sering berinteraksi dengannya. Sehingga kebiasaan atau kepribadiannya tidak menutup kemungkinan menular ke anaknya. 

Misalnya, jika kedua orang tua membiasakan menjaga kerukunan dan sering mengajak anaknya untuk berkumpul atau berdiskusi bersama, maka akan membentuk karakternya yang suka bersosialisasi. Karenanya, ia mampu menjaga tali pertemanan dalam jangka waktu panjang.