Daftar isi
Psikologi forensik merupakan aplikasi ilmu pengetahuan psikologi yang erat kaitannya dengan dunia sipil, kriminal, serta pengadilan.
Adapun yang menjadi klien dapat beraneka ragam seperti dari usia anak-anak hingga dewasa. Berikut ini peran psikologi forensik.
Keputusan apakah seseorang layak diberikan status saksi ahli merupakan hak dari pihak pengadilan, yakni dengan mempertimbangkan penguasaan yang dimiliki saksi tersebut.
Berikut 4 kriteria yang dapat menentukan diterimanya kesaksian ahli oleh hakim dalam proses pengadilan.
Relevance, kesaksian akan membantu membuktikan atau menyangkal isu penting dalam kasus.
Reliability, kesaksian harus dapat dipercaya dan valid.
Helpfulness, kesaksian akan membantu juri dalam memahami bukti dan memutuskan masalah fakta.
Fit, kesaksian harus “fit” dengan kasus yang ditangani dan membantu juri dalam melakukan tugasnya.
Dalam kasus ini, para psikolog forensik akan diberi tugas untuk berhadapan dengan para pelaku kriminal (terdakwa).
Tujuannya ialah mendapatkan jawaban apakah terdakwa memang bertanggung jawab atas perbuatannya, ataukah mereka sedang dalam kondisi mental yang terganggu.
Pada prosesnya, psikolog akan memeriksa banyak faktor termasuk riwayat hidup terdakwa, keadaan keluarga terdakwa, status intelektual, dan faktor neuropsikologis.
Selain itu, kemampuan untuk diadili, kemampuan membaca, kepribadian dan mengukur apakah orang ini berpura-pura atau tidak.
Salah satu contoh kasus sipil yang membutuhkan peran psikolog forensik ialah pemeriksaan pada pasien yang akan masuk atau keluar (pulang) dari institusi kejiwaan.
Hal-hal penting yang harus diamati pada kasus ini adalah keadaan umum pasien, kejelasan berpikir apakah masih terdapat delusi/halusinasi, seberapa baik pasien memahami keluhan.
Selain itu, penggunaan obat-obatan atau alkohol, status pekerjaan, riwayat masalah mental dan kriminal, serta kerabat dari pasien juga harus diperiksa.
Contoh kasus lain ialah pada hak asuh anak dalam keluarga yang bercerai. Dalam kasus ini, hak asuh hukum dapat diberikan kepada satu orang tua, sedangkan orang tua lainnya diberikan hak kunjungan.
Peran psikolog ialah membuat evaluasi dimana tujuan utamanya untuk mengidentifikasi situasi dimana kepentingan terbaik anak akan terpenuhi
Pengawasan peradilan semakin serius untuk menangani hak-hak mental dari pasien rawat inap atas fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit.
Para psikolog berperan untuk mengevaluasi kebutuhan-kebutuhan yang dinilai berpengaruh kepada percepatan sembuhnya pasien.
Salah satu contoh yang dapat diperankan para psikolog forensik ialah mempertimbangkan apakah sebuah publikasi (umumnya di siaran TV) menunjukkan hal-hal yang berbau kekerasan atau tidak.
Terkhusus bagi para tahanan, secara legal diberikan hak untuk menjalani pengobatan psikis ataupun rehabilitasi. Contohnya, proses terapi oleh psikolog akan dapat membantu para tahanan dalam mengontrol keadaan mentalnya.
Selain itu, fasilitas ini akan menjadi pendukung emosional para tahanan dalam menghadapi dunia pemasyarakatan. Namun fasilitas ini masih jarang terjadi di negara-negara berkembang.
Banyak penelitian telah dilakukan pada bagaimana juri memproses informasi, menanggapi instruksi dari bangku cadangan, dan bereaksi terhadap beberapa jenis argumen.