Daftar isi
Salah satu bulan Hijriyah menyimpan sejumlah peristiwa besar adalah bulan Rajab. Bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah ini ternyata memiliki sejumlah peristiwa penting dan bersejarah di mana salah satunya yaitu Perang Tabuk.
Perang Tabuk adalah perang yang terjadi antara tantara Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad melawan tantara Romawi. Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab 9 H (630 Masehi) dan berakhir pada bulan Ramadhan dengan tahun yang sama. Perang ini menjadi perang terakhir pada masa Nabi Muhammad SAW.
Namun pada perang ini tidak terjadi pembunuhan atau apapun bentuk kontak fisik. Hal ini dikarenakan pasukan musuh (tantara Romawi) yang menyerah sebelum berperang. Perang yang terjadi di antara lembah al-Qura dan Syam di Tabuk ini menghabiskan waktu kurang lebih selama 50 hari terhitung sejak pasukan muslim berangkat dari Madinah (sekitar 778 kilometer).
Penaklukkan musuh oleh pasukan muslim di lokasi peperangan selama 20 hari. Sementara 30 harinya untuk perjalanan pulang pergi dari Madinah menuju Tabuk. Perang Tabuk inilah perang kedua yang dilakukan oleh kaum muslimin dan kaum Romawi setelah terjadinya perang Mu’tah.
Terjadinya Perang Tabuk ini disebabkan oleh adanya rencana invasi yang dilakukan kaisaran Bizantium Romawi dan sekutu Ghassaniyah kepada negeri Hijaz, yang terletak di sebelah barat laut dari Arab Saudi dengan kota utama Damaskus. Selain itu, ada pula penyebab lain timbulnya perang ini yaitu dendam sang kaisar akibat kekalahan pasukan Romawi saat Perang Mu’tah.
Dari tujuan tersebut, kemudian pasukan tantara Romawi menyiapkan pasukan besar untuk menguasai Hijaz. alasan mengapa melakukan invasi di Jazirah Arab, yaitu karena kaisar Romawi Heraklius menganggap bahwa kekuasaan kaum muslim di Jazirah Arab telah berkembang sangat pesat. Selain itu, ia juga menganggap wilayah Arab harus secepatnya ditaklukkan sebelum kaum muslimin menjadi sangat kuat dan bisa menimbulkan masalah bagi Bizantium Romawi.
Kemudian terdengar berita dari sekelompok pedagang dari Syam ke Madinah yang mengabarkan bahwa Heraklius, sang kaisar Romawi telah menyiapkan pasukan besar dengan kekuatan sebanyak 40.000 prajurit. Hal itu dibantu pula dengan kabilah-kabilah Arab Nasrani seperti Lakhm, Judzam dan banyak lagi.
Akhirnya, berita yang sampai ke telinga Rasulullah itu membuatnya segera mengambil keputusan setelah melalui serangkaian pertimbangan militer yang cukup matang. Beliau tidak ingin pasukan kaum muslim hanya menunggu pasukan tantara Romawi datang ke Madinah dan membiarkan mereka menguasai wilayah-wilayah yang telah berada di bawah kekuasaan muslim.
Beliau bersama dengan pasukannya kemudian memutuskan untuk keluar dari kota Madinah dan menyerang imperium terkuat pada kala itu. Inilah yang kemudian memicu terjadinya Perang Tabuk.
Para sahabat Nabi telah menyumbangkan harta bendanya untuk kelancaran perang. Mulai dari Utsman bin Affan yang memberikan sebanyak 900 ekor unta dan 100 ekor kuda (belum termasuk uang tunai), Abdurrahman bin Auf yang memberikan sekitar 200 uqiyah perak, Abu Bakar yang menyumbangkan seluruh hartanya senilai 4.000, dan banyak lagi.
Setelah persiapan perang sudah matang, lalu pasukan kaum muslim pun akhirnya berangkat ke arah utara menuju Tabuk. Jumlah pasukan kaum muslimin pada Perang Tabuk ini berjumlah 30.000 prajurit, di mana 10.000 lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah prajurit Romawi.
Karena saking kekurangannya kebutuhan yang dibutuhkan, sampai-sampai 18 prajurit hanya mendapatkan satu ekor untas saja. Bahkan untuk minum saja, pasukan muslim harus menyembelih unta supaya dapat mengambil air yang tersimpan di punuknya dan dagingnya untuk dimakan. Sedangkan Rasulullah sendiri menitipkan keluarganya kepada Ali bin Abi Thalib
Namun setelah sampai di Tabuk, tidak terjadi peperangan karena pasukan Romawi mundur dan menarik semua pasukan mereka. Selain jaraknya yang jauh dari Madinah, Perang Tabuk ini juga dikategorikan sebagai perang tersulit karena harus menempuh jalur rumit dan terjal.
Mulanya, pasukan Romawi mengira bahwa Rasulullah beserta pasukan muslim lainnya tidak akan mampu melewati pada pasir yang kala itu kondisinya sedang dilanda oleh cuaca sangat eksterm yakni panas yang sangat terik dan medan yang terjal.
Akan tetapi, kaisar Heraklius sangat kaget setelah mendengar pasukan kaum muslimin sudah tiba di Tabuk. Mereka terheran akan kekuatan kaum muslimin yang mampu menaklukkan medan Tabuk tersebut. Akhirnya mereka mundur dan mengajak berdamai dengan cara membayar upeti.
Dengan demikian, kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Sejak saat itu, pasukan kaum muslin semakin jaya karena berhasil mengalahkan imperium raksasa Romawi. Kabilah-kabirah Arab Nasrani pun kini bergabung dengan pasukan muslim.
Bila kita melihat sejarah terjadinya Perang Tabuk, maka akan ditemukan faktor-faktor kemenangan kaum muslimin melawat pasukan Romawi. Adapun beberapa hal yang menjadi faktor atas kemenangan pasukan muslim di Perang Tabuk yaitu:
Adapun beberapa dampak positif dari terjadinya Perang Tabuk yaitu:
Perang Tabuk merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah islam. Perang yang malawan tantara besar yakni Romawi inilah menjadi perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah. Salah satu pemicu terjadinya perang ini karena dendam Raja Romawi yakni Heraklius pada perang Mut’ah. Bahkan ia ingin menguasai hampir seluruh wilayah di Jazirah Arab.
Akan tetapi ternyata rencana itu terdengar oleh Rasululullah, kemudian beliau bergegas mengerahkan semua pasukan muslim untuk mempertahankan wilayah yang berada di bawah kekuasaan islam. Faktor kemenangan umat muslim pada perang ini karena adanya kegigihan dari pasukan muslim untuk melawan kaum zalim dan strategi Rasulullah yang berhasil.
Akhirnya, dari peristiwa Perang Tabuk ini telah menimbulkan beberapa dampak salah satunya adalah tunduknya kaum zalim kepada islam dengan meluasnya wilayah kekuasaan islam. Dengan demikian, kita sebagai umat muslim penting untuk mengetahui perang bersejarah ini.