Fenomenologi dan studi kasus adalah dua kata memang lekat hubungannya dalam dunia penelitian. Penelitian terhadap suatu hal tentunya seharusnya memerlukan cara untuk menunjang penelitian tersebut. Fenomenologi dan studi kasus masuk dalam langkah-langkah untuk mencapai kesuksesan dalam penelitian. Kata studi kasus sudah melanglang buana di kalangan telinga publik, terutama bagi pelajar, mahasiswa, dan juga peneliti. Studi kasus memang digunakan ketika hendak melakukan sebuah penelitian. Selain studi kasus, langkah lainnya digunakan dalam hal penelitian yaitu fenomenologi.
Fenomenologi dan studi kasus memang menjadi jalan demi mencapai tujuan sebuah penelitian. Kedua hal ini faktanya bagai pinang dibelah dua. Sama-sama dapat digunakan sebagai jalan bagi penelitian, fenomenologi dan studi kasus memiliki cara pandang berbeda terhadap hasil penelitian. Secara umum, fenomenologi memiliki makna suatu hal dan dikaitkan serta berhubungan dengan manusia. Penelitian fenomenologi memberikan gambaran mengenai fenomena dan atau peristiwa/kejadian serta dialami oleh berbagai pandangan.
Hasil penerapan fenomenologi juga memberikan informasi dan cara pandang berbeda masing-masing individu terhadap suatu fenomena/kejadian. Jadi, penelitian memfokuskan pada cara pandang dan pengalaman berbagai individu terhadap peristiwa/kejadian. Jika fenomenologi digambarkan secara singkat, studi kasus menggambarkan suasana ke arah lebih kompleks. Studi kasus diterapkan memberikan gambaran hasil penelitian lebih utuh dan detail. Jadi, penelitian studi kasus mengorek secara detail dan mendalam sebuah fenomena atau kejadian serta peristiwa di kalangan umum.
Fenomenologi dan studi kasus memang bak anak kembar. Meski demikian, kedua kata ini memiliki perbedaan mendasar.