Pengertian Peribahasa
Peribahasa merupakan ungkapan ataupun kalimat yang menyatakan maksud dan disampaikan secara tersirat. Peribahasa juga dapat diartikan sebagai bentuk ungkapan tidak langsung, akan tetapi tersirat dalam menyampaikan hal-hal yang dapat dimengerti.
Berdasarkan kamus linguistik, peribahasa adalah penggalan kalimat yang telah membeku bentuk, makna dan fungsinya di dalam masyarakat dan pendengar.
Ciri-Ciri Peribahasa
Adapun ciri-ciri dari peribahasa yakni:
- Susunan kata yang terdapat pada peribahasa mempunyai struktur tetap, artinya peribahasa tidak dapat diubah.
- Umumnya peribahasa diciptakan dan dibentuk berlandaskan pandangan serta perbandingan yang amat teliti terhadap alam dan juga peristiwa yang berlaku di masyarakat.
- Peribahasa dibentuk dengan ikatan bahasa yang indah dan padat, tidak heran peribahasa akan selalu melekat di mulut masyarakat hingga turun temurun.
- Digunakan dengan tujuan untuk menyindir atau memperindah bahasa. Kata-kata yang digunakan lebih teratur dan mempunyai makna tersendiri.
Jenis-Jenis Peribahasa
Peribahasa terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
Merupakan jenis peribahasa yang mempunyai makna atau nasihat dari orang tua, biasanya digunakan untuk mematahkan lawan bicara. Contoh: biar lambat asal selamat, bagai kejatuhan bulan, kecil-kecil cabai rawit, dan sebagainya.
Peribahasa ini mengandung makna sindiran, ejekan atau peringatan kepada para pendengar dan pembaca. Contoh: malu bertanya sesat di jalan.
Peribahasa yang mengandung makna kiasan tentang keadaan dan kelakuan yang dinyatakan menggunakan pepatah atau beberapa kata saja. Contoh: panjang tangan, kabar angin, ringan kaki, dan lain sebagainya.
Peribahasa yang berisi kelompok kata dalam mengungkapkan kondisi atau perbuatan seseorang dan membandingkannya dengan alam sekitar. Perumpamaan ini biasanya diawali dengan kata “bak”, “bagai”, “seperti”, dan lain sebagainya.
Semboyan adalah frasa atau kalimat yang digunakan sebagai bentuk gambaran prinsip hidup atau pedoman.
Ibarat atau tamsil yakni kalimat kiasan yang menggunakan kata ibarat dalam membandingkan sesuatu.
Contoh Peribahasa
- Ada udang dibalik batu (artinya: ada maksud tersembunyi).
- Cepat kaki ringan tangan (artinya: orang yang suka tolong menolong dalam suatu kebaikan).
- Dari telaga yang jernih tak akan mengalir air yang keruh (artinya: orang-orang yang baik pasti akan melahirkan keturunan yang baik pula).
- Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi (artinya: sejajar dalam tingkatan/martabat/kedudukan).
- Bagai air di atas daun talas (artinya: orang yang tidak memiliki pendirian yang tetap atau plin-plan).
- Ada asap ada api (artinya: segala akibat pasti ada bahaya).
- Ada gula ada semut (artinya: di mana ada kesenangan, di situlah pasti orang berkumpul atau ada keramaian).
- Bagai pungguk merindukan bulan (artinya: mengharapkan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan).
- Dikasih hati minta jantung (artinya: orang yang tidak tahu terima kasih).
- Anjing menggonggong, khalifah berlalu (artinya: meskipun banyak halangan dalam usaha, kita tidak boleh berputus asa).
- Besar pasak dari pada tiang (artinya: besar pengeluaran daripada pendapatan).
- Belum beranak sudah ditimang (artinya: belum berhasil namun sudah bersenang-senang terlebih dahulu).
- Tak ada rotan akar pun jadi (artinya: apabila yang baik tidak ada, yang kurang baik pun dapat dimanfaatkan).
- Bagai api dalam sekam (artinya: perbuatan jahat yang tidak terlihat).
- Bagai pinang dibelah dua (artinya: orang kembar atau memiliki sifat dan karakter yang sama).
- Tak ada gading yang tak retak (artinya: tidak ada sesuatu yang tak ada cacatnya).
- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing (artinya: selalu bersama-sama dalam suka dan duka, baik dan buruk, sama-sama ditanggung).
- Air beriak tanda tak dalam (artinya: orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak pengetahuannya).
- Seperti katak dalam tempurung (artinya: orang yang tidak memiliki banyak pengetahuan).
- Genggam bara api biar menjadi arang (artinya: bila melakukan sesuatu harus dilakukan dengan kesabaran agar mendapatkan hasil yang maksimal).
- Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi (artinya: orang tua yang berperilaku seperti anak muda).
- Air tenang menghanyutkan (artinya: orang yang diam biasanya banyak pengetahuan).
- Kalah jadi abu, menang jadi arang (artinya: pertandingan yang tidak akan dimenangkan oleh siapapun).
- Karena nila setitik rusak susu sebelanga (artinya: akibat kesalahan kecil, hilang segala kebaikan yang telah dilakukan).
- Mencabik baju di dada (artinya: menceritakan aib sendiri kepada orang lain).
- Ombak kecil jangan dibaikan (artinya: permasalahan kecil yang mungkin mendatangkan bahaya harus diperhatikan juga).
- Bagai cacing kepanasan (artinya: selalu gelisah, tidak tenang karena malu, susah).
- Utang emas boleh dibayar, utang budi dibawa mati (artinya: budi baik orang hanya dapat dibalas dengan kebaikan juga).
- Terpegang di abu hangat (artinya: memperoleh atau mencampuri hal yang menyusahkan).
- Setinggi-tinggi bangau terbang, surutnya ke kubangan (artinya: sejauh-jauh orang merantau, akhirnya kembali lagi ke tempat asal atau kampung halaman lagi).
- Menegakkan benang basah (artinya: melakukan pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan).
- Kaki naik kepala turun (artinya: selalu sibuk dengan pekerjaan).
- Harimau mati karena belang (artinya: mendapatkan musibah karena menunjukan keunggulannya).
- Gayung bersambut, kata berjawab (artinya: menangkis serangan musuh, menjawab perkataan orang).
- Gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama (artinya: orang baik akan selalu meninggalkan nama baik dan orang jahat akan meninggalkan nama buruk).