Saham Blue Chip

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perusahaan yang menerbitkan saham blue-chip sangat dihargai di pasar bursa dan cenderung memiliki catatan keuangan dan kredibilitas yang stabil.

Selain reputasi mereka, fakta bahwa perusahaan semacam itu memberikan pembayaran dividen yang menarik dapat dikreditkan untuk semakin populernya saham tersebut. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan blue-chip, individu harus membekali diri sendiri dengan beberapa pengetahua penting tentang saham tersebut.

Pengertian Saham Blue Chip

Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan blue-chip, yaitu perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar disebut sebagai perusahaan blue-chip.

Perusahaan yang menerbitkan saham ini sudah mapan dan menikmati reputasi pasar yang bagus; oleh karena itu, saham yang dikeluarkan oleh mereka sangat dihargai di pasar.

Individu dapat berinvestasi dalam saham Blue-chip di Indonesia baik secara langsung atau melalui Reksa Dana.

Ciri-Ciri Saham Blue Chip

Di BEI, sebagian investor menganggap saham-saham unggulan adalah saham-saham yang menjadi komponen Indeks LQ45 (indeks yang merepresentasikan pergerakan saham-saham paling likuid di pasar, dan jumlah sahamnya empat puluh lima). Namun faktanya, sebagian besar saham LQ45 adalah blue chips, namun tidak semuanya. Karena suatu saham dapat dikatakan sebagai blue chip jika memenuhi kriteria di atas, dan bukan hanya karena likuid.

Dan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya, berikut rincian kriterianya:

  • Perusahaan itu besar (atau apa pun). Ada tiga ukuran untuk menentukan ukuran suatu perusahaan, yaitu kapitalisasi pasar (atau kapitalisasi pasar), aset, dan aset bersih (ekuitas).

    Karena kapitalisasi pasar hanya mencerminkan harga perusahaan di pasar dan bukan nilai perusahaan yang sebenarnya, maka Anda harus memesan pengukuran sebagai berikut: Pertama, lihat ekuitasnya, lalu asetnya, dan terakhir kapitalisasi pasarnya. .
  • Bereputasi tinggi dan dikenal masyarakat. Sebuah perusahaan akan bereputasi baik jika dapat memberikan kontribusi (dengan kontribusi nyata) kepada masyarakat. 

    Misalnya Indofood (INDF), karena produk utamanya, mie instan Indomie, telah memberikan banyak manfaat bagi banyak orang seperti pemilik sembako, kafe makanan ringan, atau mahasiswa yang tidak punya uang untuk membeli makanan lain (Indomie begitu murah tapi enak). Dan yang jika ditilik dari merknya, ‘Indofood’, tentu semua orang mengetahuinya.

  • Memiliki kinerja keuangan yang baik dan konsisten dalam jangka panjang, tidak hanya hari ini tetapi juga di masa lalu, atau setidaknya lima tahun ke belakang. 
     
  • Pemimpin industri dan produknya menjadi pemimpin pasar– Misalnya Unilever Indonesia (UNVR), karena produknya seperti sabun, sampo, dll, menjadi market leader di bidangnya masing-masing.

  • Stoknya likuid. Tentu saja, likuiditas suatu saham adalah angka subjektif, tetapi untuk ukuran pasar saham Indonesia, sebuah saham dapat dikatakan likuid jika nilai perdagangan hariannya sekitar Rp5 miliar (sekitar US$ 500 ribu). 

    Jadi untuk saham yang diperdagangkan Rp1.000 per saham, volume transaksinya harus di atas 5 juta saham per hari. Kurang dari itu, maka saham tersebut bukanlah saham blue chip lagi.

Contoh Saham Blue Chip

Saham blue chip, biasanya telah dikelompokkan dalam sebuah indeks saham, misalnya saja seperti saham yang masuk dalam indeks Dow Jones Industrial Average, Standard & Poor’s (S&P) 5000, serta Nasdaq-100 untuk bursa saham Amerika Serikat. Sementara, di bursa saham Kanada, terdapat indeks TSX-60, serta ada indeks FTSE di nggris. Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip berada pada daftar indeks LQ45.

Sementara itu, berikut adalah rincian daftar saham LQ45 periode Agustus 2021-Januari 2022:

  • ACES Ace Hardware Indonesia Tbk.
  • ADRO Adaro Energy Tbk.
  • AKRA AKR Corporindo Tbk.
  • ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
  • ASII Astra International Tbk.
  • BBCA Bank Central Asia Tbk.
  • BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
  • BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
  • BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
  • BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
  • BRPT Barito Pacific Tbk.
  • BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
  • CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
  • ERAA Erajaya Swasembada Tbk.
  • EXCL XL Axiata Tbk.
  • GGRM Gudang Garam Tbk.
  • HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
  • ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
  • INCO Vale Indonesia Tbk
  • INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
  • INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
  • INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
  • ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
  • JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
  • JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
  • KLBF Kalbe Farma Tbk.
  • Dan masih banyak lagi

Kelebihan dan Kekurangan Saham Blue Chip

KEUNTUNGAN

  • Stok blue chip mudah diakses. Kita bisa membeli dan menjual saham seperti itu dengan sangat mudah.
  • Investor saham blue chip mendapatkan pengembalian mereka sebagai dividen triwulanan terlepas dari kondisi pasar
  • Konsistensi pengembalian terjamin dalam saham blue chip. Saham ini akan membantu investor untuk mendiversifikasi portofolionya.
  • Pembebasan pajak adalah manfaat lain dari saham semacam itu. Keuntungan modal jangka panjang melebihi Rs. 1 Lakh dikenakan pajak dengan tarif 10%.

KEKURANGAN

Saham blue chip sebenarnya tidak cocok untuk investasi jangka pendek. Sebagian besar perusahaan blue chip berada pada fase pertumbuhan yang stabil dan matang. Oleh karena itu pertumbuhan masa depan mereka tidak secepat itu. 

Apalagi harga saham blue chip sangat tinggi karena dimiliki oleh perusahaan besar. Juga tidak ada perusahaan yang akan terus berada di posisi utama selama-lamanya. Ada kemungkinan perusahaan blue chip kehilangan kepemimpinannya di pasar seperti Reliance Communication, Nokia, dll.

Perbedaan antara Saham Blue Chip dengan LQ45

1. Kriteria Pasar

Kriteria pasar yang dimiliki antara saham-saham LQ45 dan blue chip memiliki kesamaan. Meskipun tak semua saham di indeks LQ45 disebut sebagai saham blue chip sebagai saham blue chip memiliki kriteria yaitu saham yang menjadi market leader atau pemimpin pasar di setiap sektornya.

2. Jangka Waktu Emiten

Perbedaan saham blue chip dengan saham di indeks LQ45 yaitu saham blue chip relatif lebih lama berada di pasar modal dibandingkan dengan saham di LQ45. Sejumlah saham di indeks LQ45 biasanya telah mengalami peningkatan laba dan perkembangan yang signifikan.

3. Rasio Utang dan Aset yang Stabil

Berbeda dengan LQ45, saham blue chip memiliki rasio utang dan aset yang lebih stabil. Tentunya, hal tersebut penting diperhatikan oleh invetor karena sebanding dengan risiko yang nantinya akan diterima investor. Saham blue chip juga dapat dikatakan sebagai saham yang konsisten membagikan dividen kepada investor dan memiliki kinerja yang solid.

Kesimpulan Pembahasan

Saham blue chip terkenal dengan perusahaan berkekuatan produktif yang handal dan bertumbuh dari waktu ke waktu. 

Berikut ini adalah karakteristik umum dari blue chips:

  • Jual produk dan layanan yang beragam dan berkualitas tinggi di berbagai lokasi geografis
  • Keunggulan kompetitif di pasar melalui reputasi dan efisiensi biayanya
  • Permintaan konsumen yang stabil akan produk dan jasa karena tidak terpengaruh oleh perubahan teknologi atau perubahan selera konsumen
  • Share jangka panjang harga kembali
  • Pembayaran dividen yang konsisten kepada pemegang saham biasa dengan kecenderungan untuk meningkatkan hutang dividen untuk setiap saham
  • Neraca yang solid dengan aset yang aman dan tingkat utang yang minimal memungkinkan mereka untuk meminjam uang dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaing
  • Peringkat kredit yang sangat baik
  • Dikenal untuk mengatasi profitabilitas operasi dalam kemerosotan ekonomi
  • Aliran pendapatan dan kapitalisasi pasar yang besar dan stabil

Saham blue chip bisa menjadi salah satu investasi terbaik di pasar karena memberikan pembayaran dividen yang konsisten dan pengembalian harga jangka panjang. Sementara banyak yang menganggap blue chips membosankan dan ketinggalan zaman, saham-saham ini secara konsisten menunjukkan pertumbuhan dan keuntungan.

Dow Jones Industrial Average memberikan daftar tiga puluh perusahaan blue chip paling bergengsi di seluruh dunia. Editor Wall Street Journal menganalisis dan memilih daftar blue chips untuk Dow Jones. Daftar ini jarang berubah karena stabilitas saham blue chip.