Sejarah Hari Valentine Menurut Katolik

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah hari Valentine menurut Katolik memilikisebuah kisah mendalam, memilukan, juga mengharukan jika kembali ditilikmengenai munculnya hari Valentine tersebut.

Pada setiap tanggal 14 Februari selalu dijadikan sebagai hari kasih sayang untuk siapa saja, kepada siapa saja, entah pasangan atau orang tua dengan menunjukkan rasa sayangnya yang terdalam.

Dalam sejarah yang mendasari adanya hari Valentine sebagai tradisi di Gereja Katolik adalah dengan adanya beberapa St. Valintine yang dikenal.

Namun, nama Valentinus merujuk pada tiga martir atau orang suci yang berbeda, yaitu pastur di Roma, seorang Uskup Interamna, dan juga martir di provisi Romawi Afrika. Antara ketiga martir ini pada dasarnya memang tidak jelas hubungannya dengan lahirnya hari raya Valentine.

Paus Gelasius I di tahun 496 sendiri sebenarnya tidak mengetahui tentang martir-martir ini, tetapi di tanggal 14 Februari setiap tahunnya dirayakan hari Valentine, tepat sehari sebelum hari raya Lupercalia.

Bahkan tak sedikit pro dan banyak sekali yang kontra mengenai hadirnya hari Valentine di setiap tanggal 14 Februari. Banyak yang menyatakan bahwa bagi yang memeluk agama lain dan setuju dengan merayakan hari Valentine, berarti mendukung ajaran agama Katolik.

Adapula yang menganggap bahwa hari kasih sayang bisa dilakukan di hari apapun dan juga kapanpun, tidak perlu menunggu sampai tanggal 14 Februari saja. Namun, pada dasarnya ini hanyalah keyakinan masing-masing orang saja.

Jika memang ingin merayakan hari Valentine pun bukan berarti sepenuhnya menyetujui tentang ajaran agama lain bukan? Kita hanya sekadar ingin merayakan hari kasih sayang yang kebetulan memiliki hari tersendiri, di tanggal 14 Februari.

Dua Versi Sejarah Hari Valentine

Jadi, jika ditarik dengan benang yang panjang memanglah sejarah hari raya Valentine menurut Katolik memiliki sejarah yang panjang dan beragam, salah satunya seperti yang telah dijelaskan di atas.

Namun ternyata, masih ada beberapa versi cerita mengenai sejarah hari Valentine yang masih simpang siur di masyarakat tentang siapa pencetusnya. Lewat beberapa versi cerita yang ada, berikut ini dirangkum dua versi sejarah hari Valentine menurut Katolik yang beredar di masyarakat:

  • Sejarah nama Valentine dari Santo Valentinus (268-270 M)

Bermula saat raja Caludius II (268-270 M) mempunyai sebuah kebijakan yang melarang prajurit-prajuritnya untuk menikah. Menurutnya, apabila sudah menikah rasa agresif, semangat, dan potensial para prajurit-prajuritnya akan berkurang saat melakukan perang.

Namun, tentu saja ada pihak yang menentang pemikiran ini, yaitu Santo Valentine dan Santo Marius. Keduanya meski sudah mengetahui bahwa pernikahan dilarang, tetap saja menikahkan secara diam-diam para prajurit dan juga muda-mudi.

Lambat laun kegiatan keduanya pun ketahuan oleh sang raja Claudius, hingga membuatnya naik pitam dan memberikan hukuman mati untuk Santo Valentine dan Santo Marius. Hukuman mati tersebut tidak dilakukan secara langsung, tetapi keduanya dijebloskan ke dalam penjara terlebih dahulu.

Hingga suatu saat, terdapat seorang gadis yang merupakan anak dari sipir penjara yang berkenalan dengan Valentine dan rutin menjenguk Valentine sampai menjelang kematiannya berlangsung. Sebelum Valentine menemui ajalnya, ia menuliskan surat bagi sang gadis yang berjudul From Your Valentine.

Dengan adanya surat cinta dan kematian Santo Valentine bersama Santo Marius, menjadikan keduanya selalu diingat dan merayakan hari kasih sayang Valentine. Pada akhirnya di tahun 496 M, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Februari sebagai hari Valentine untuk semua kalangan.

Tanggal ini pun dijadikan sebagai hari di mana mengenang dua orang suci Kristen Katolik, yang bersedia mengorbankan nyawa demi kasih sayang.

  • Masa Romawi Kuno

Lain halnya di masa Romawi Kuno yang menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk memperingati sang Dewi Juno. Dewi Juno merupakan seorang ratu dari segala dewa dan dewi, yang mana dirinya pun diyakini sebagai dewi bagi kaum perempuan dan juga perkawinan atau yang lebih dikenal sebagai dewi cinta.

Pada tanggal 14 Februari tersebut, dirayakanlah hari untuk mencari jodoh antara lelaki dan perempuan yang masih belum memiliki tambatan hati. Di hari pencarian jodoh, kaum lelaki dan perempuan dilarang untuk bersama dan harus dipisahkan.

Selanjutnya, para kaum lelaki dan perempuan diharuskan menuliskan nama mereka pada potongan kertas yang telah disediakan. Kemudian, potongan kertas tersebut pun digulung dan dimasukkan ke dalam botol, yang mana kaum lelaki diminta untuk mengambil satu kertas dengan satu nama pilihannya.

Setelah mendapatkan satu nama perempuan yang sesuai dengan hati masing-masing dan ternyata terdapat kecocokan, maka keduanya bisa melangsungkan pernikahan di kemudian hari.

Maka dari itu, banyak pula yang menjadikan tanggal 14 Februari sebagai ajang mencari cinta dengan mengungkapkan perasaannya pada sang pujaan hati. Tak heran, banyak juga yang pada akhirnya mengakhiri masa lajang dengan menikah di hari kasih sayang tersebut.

Meski memang terdapat beberapa versi sejarah hari Valentine menurut Katolik, kembali lagi tergantung pada pemikiran masing-masing. Namun, jangan jadikan hari Valentine sebagai hari untuk melakukan hedonisme dengan menonjolkan kekayaan atau cara bersosialisai yang berlebihan, dan melupakan sejarahnya yang kelam.

Jadi, alangkah lebih baiknya untuk memahami asal mula Katolik sebagai dasar pengetahuan tentang ajaran agama yang dianut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn