Daftar isi
Pada realitanya, setiap produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari mempunyai siklus hidupnya masing-masing. Jangka waktu yang dimiliki pun tidak sama, ada yang dapat bertahan lama hingga menembus beberapa generasi serta ada juga yang hanya bertahan beberapa periode saja.
Bagi konsumen, mungkin kurang memperhatikan bagaimana siklus hidup produk yang ada disekitarnya, akan tetapi bagi produsen pemahaman mengenai siklus hidup produk sangatlah penting untuk kehidupan bisnisnya terutama dalam hal memproduksi dan memasarkan produk.
Lalu tahukah Anda apa itu sebenarnya siklus hidup produk dan bagaimana tahapan didalamnya? Mari simak penjelasan berikut.
Pengertian Secara Umum
Secara umum, siklus hidup produk merupakan dinamika persaingan kompetitif suatu produk yang meliputi beberapa tahapan mulai dari kemunculan produk pada pasar hingga menghilangnya produk dari pasar serta perlu adanya strategi pemasaran dalam melewati tahapan-tahapan tersebut.
Pengertian Menurut Para Ahli
Dalam siklus hidup produk setiap tahapannya mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda. Berikut merupakan karakteristik tahapan siklus hidup produk.
Keterangan | Tahap Pengenalan (Introduction) | Tahap Pertumbuhan (Growth) | Tahap Kedewasaan (Maturity) | Tahap Kemunduran (Decline) |
Penjualan | Rendah | Meningkat | Klimaks | Menurun |
Pengeluaran Dana | Tinggi | Sedang | Rendah | Rendah |
Keuntungan | Negatif | Positif | Positif | Negatif |
Minat Konsumen | Sedikit | Banyak | Banyak | Sedikit |
Persaingan | Kecil | Besar | Sedang | Kecil |
Fokus Pemasaran | Menciptakan kesadaran konsumen akan produk (product awareness) | Memperluas pangsa pasar | Mempertahankan produk di pasaran | Mengurangi beban kerugian produk |
Teori siklus hidup produk ini pertama kali dikemukakan oleh Levitt pada tahun 1965. Dalam teorinya menjelaskan mengenai pemahaman siklus hidup produk sebagai aspek penting bagi kehidupan berbisnis di pasaran.
Sebuah pemahaman yang baik terkait pengelolaan produk yang akan dan telah di pasarkan dapat memberikan keuntungan besar bagi produsen dalam penjualan dan mampu membuat pertahanan produk dari pesaing serta menghilangkan produk lain yang kurang menguntungkan.
Disisi lain, dampak atas kehidupan produk akan membantu manajemen dalam mempertimbangkan serta memutuskan ketentuan dan kebijakan yang tepat.
Pada tahun 1966, disusul oleh seorang ahli ekonomi asal Amerika Serikat bernama Raymon Vernon pada tahun 1966.
Dalam teorinya menjelaskan bahwa dalam perkembangan produk memerlukan sebuah strategi demi dapat bertahan lama di kehidupan nantinya.
Sementara itu, karena setiap produsen memiliki strategi atau cara unik tersendiri dalam peneraparannya maka setiap produk tentu mempunyai pengalaman siklus hidup di pasaran yang berbeda.
Produk yang telah diterjunkan ke pasaran secara langsung akan mengalami siklus hidup tertentu dengan berbagai tahapan, mulai dari pengenalan diikuti bersama kenaikan penjualan hingga sampai terjadinya penurunan dan hilang dari pasaran.
Tahap perkenalan produk merupakan tahap awal dari siklus hidup produk. Tahap ini produk akan mulai memasuki kehidupan di pasaran dengan mengenalkan diri kepada konsumen.
Peluncuran produk dengan menjelaskan manfaat apa saja yang akan didapat oleh konsumen adalah poin utama dalam tahap ini.
Tahap pertumbuhan merupakan tahap dimana produk telah mulai dikenal oleh konsumen. Secara berskala pasaran akan menerima produk dengan baik apabila memang konsumen mendapatkan manfaat dari produk tersebut.
Serta pada tahap ini pangsa pasar akan mulai terlihat dan menarik perhatian pesaing-pesaing lain.
Tahap kedewasaan merupakan tahap yang akan memperlihatkan produk yang telah dipasaran akan bertahan dengan baik atau akan segera dilupakan.
Pada tahap ini pertumbuhan produk berhenti atau stuck, sehingga memberikan tantangan-tantangan yang lebih besar bagi para produsen.
Tahap kemunduran merupakan tahap yang akan terjadi apabila pada tahap kedewasaan produk tidak dapat mempertahankan posisinya di mata konsumen.
Sehingga dalam tahap ini produk mengalami penurunan dan sudah tidak diminati oleh konsumen atau dengan kata lain pangsa pasar mengalami penyusutan. Hal tragisnya produk tidak akan ditemukan lagi di pasaran untuk selamanya.
Siklus Hidup Produk Frisian Flag
Produk Frisian Flag merupakan salah satu produk dalam bidang makanan jenis susu yang berdiri sejak tahun 1870. Frisian Flag lebih dikenal dikalangan konsumen sebagai susu bendera.
Produk Frisian Flag pada tahun 1988 mengembangkan produknya dengan memproduksi susu bubuk pertumbuhan pertama kali dalam sejarah di Indonesia. Hal tersebut tentu semakin memperkuat merk dagang Frisian Flag secara nasional.
Produk Frisian Flag pada tahun 2010, mencoba memberi inovasi pada kemasan produknya dengan mengubah menjadi warna yang lebih cerah, dinamis, dan menarik. Serta Frisian Flag juga mulai untuk memperluas pangsa pasarnya dengan merambah pada daerah-daerah bagian Indonesia Timur.
Produk Frisian Flag dalam menanggulangi terjadinya kemunduran, maka terdapat ketentuan dan kebijakan tertentu agar tidak mengalami beban kerugian yang drastis. Ketentuan dan kebijakan tersebut antara lain bekerja sama dengan sekolah-sekolah daerah untuk melakukan sosialisasi pentingnya nutrisi bagi anak-anak dimasa pertumbuhan dan memberikan kesempatan sekolah atau beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu.
Siklus Hidup Produk Ale-Ale Jeruk
Produk Ale-Ale Jeruk pertama kali dirilis pada tahun 2007 dengan menggunakan kemasan yang transparan agar konsumen tahu bahwa produk higenis. Konsumen mulai mengenal produk ini karena harga yang ditawarkan terbilang murah.
Produk Ale-Ale Jeruk pada tahun 2008 mengalami peningkatan penjualan yang drastis. Konsumen mulai tertarik dengan produk tersebut, sehingga banyak pesaing yang muncul pada saat itu.
Produk Ale-Ale Jeruk pada tahun2009 hingga 2010 mengalami pendewasaan dalam perkembangan produknya. Pada 2 tahun tersebut Ale-Ale Jeruk memberikan inovasi pada prduknya dengan memperbaiki kemasan menjadi lebih menarik dan memberi variasi rasa baru seperti rasa apel fuji da rasa strawberi.
Pada pertengahan tahun 2011, produk Ale-Ale Jeruk mulai mengalami penurunan akibat peluncuran rasa baru yaitu apel fuji dan strawberi. Ternyata konsumen lebih menyukai atau berminat dengan varian rasa baru tersebut, sehingga membuat produsen kehilangan fokus dan alih-alih tidak meningkatkan kualitasnya namun malah hanya memproduksi sesuai permintaan saja. Hal tersebut yang membuat Ale-Ale Jeruk sudah jarang ditemukan di pasaran, begitu pula dengan varian rasa lainnya.