Daftar isi
Sebagian dari kita pasti mengetahui apa itu siklus sulfur. Sulfur atau juga bisa disebut sebagai belerang dapat ditemukan dimanapun. Pada tanah, sulfur ini ditemukan dalam bentuk mineral. Selain itu kandungan sulfur juga banyak ditemukan di produk yang digunakan sehari hari oleh manusia.
Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai siklus sulfur atau siklus belerang mulai dari apa itu siklus sulfur hingga dampak siklus sulfur bagi lingkungan sekitar kita.
Siklus sulfur merupakan sebuah siklus yang termasuk ke dalam golongan biogeokimia. Siklus sulfur ini juga dikenal sebagai siklus belerang atau daur belerang.
Silus sulfur merupakan rangkaian perpindahan zat kimia yang di dalamnya mengandung unsur belerang yang berada di permukaan bumi. Belerang memberikan manfaat untuk beberapa makhluk yang hidup di bumi ini.
Dalam pembentukan sulfat pada siklus sulfur terdapat beberapa bakteri yang berperan di dalamnya. Bakteri bakteri tersebut yaitu:
Bakteri ini memiliki ukuran yang kecil dan beberapa spesies bersifat dengan flagel polar. Energi yang didapatkan dari oksidasi satu atau lebih reduksi senyawa sulfur yaitu sulfur thiosulfida, thiosionat, polithionat dan sulfida.
Beberapa bakteri bisa mendapatkan energi dari oksidasi besi ferro menjadi besi ferri dan bakteri juga bisa mengikat karbondioksida melalui lingkan BensonCalvin. Selain itu sanggup untuk hiduo secara autropik.
Bakteri jenis ini memiliki sifat termofilik dan hidup pada suku sekitar 45 – 50 derajat Celsius. Bakteri ini mampu mengoksidasi Fe (II) menjadi Fe (III) dan mengoksidasi senyawa belerang yang digunakan sebagai sumber energinya.
Bakteri jenis ini dapat mengurangi sulfat pada kondisi anaerob dan dapat membentuk logam sulfide apabila atom S berikatan dengan kation dari logam bebas yang berada di alam air.
Ada penelitian yang mengatakan bahwa reduksi sulfat pada bakteri jenis ini dipengaruhi oleh sumber karbon, yang mana etanol merupakan karbon yang terbaik.
Pelepasan oleh sulfur ke atmosfer bentuknya yaitu gas SO2 yang berasal dari penggunaan bahan bakar pada fosil, aktivitas gunung berapi dan air panas yang di dalamnya terdapat belerang. Ada juga gas SO2 yang sudah berada di udara dan akan mengalami oksidasi, lalu berubah menjadi gas sulfat.
Proses pembusukan dari beberapa bahan organik juga menghasilkan mikroorganisme yang nantinya menghasilkan belerang. Belerang ini nantinya akan masuk ke dalam tanah atau ke dalam atmosfer, bentuknya bisa berypa gas atau H2S.
Beberapa organisme bisa mengubah protein yang berasal dari bahan organik dan pada saat proses pembusukan organisme berubah menjadi senyawa H2S. Organisme pengurai berperan sebagai pengubah karbohidrat yang asalnya dari beberapa bahan organik menjadi senyawa lain.
Gas H2S akan berubah menjadi gas sulfat SO4 setelah melalui fase oksidasi. Gas sulfat akan kembali lagi ke permukaan bumi bersama dengan air hujan melalui fase yang bernama presipitasi.
Hal ini berbeda dengan gas H2S yang letaknya berada di dalam tanah dan nantinya gas ini akan menghasilkan unsur tunggal pada sulfur. Unsur tunggal akan masuk ke dalam fase oksidasi dan berubah menjadi SO4.
Fase dalam oksidasi ini dibantu oleh 2 jenis bakteri yaitu bakteri Thiobacillus denitrificans dan bakteri Thiobacillus thiooxidans.
Dampak Positif Siklus Sulfur
Siklus sulfur memberikan dampak positif terhadap lingkungan dikarenakan sulfur atau belerang ini dapat dimanfaatkan di dalam bidang industri. Biasanya digunakan untuk membuat sterilisasi alat pengasap, pembuatan pupuk, membuat buah yang kering menjadi lebih putih dan lainnya.
Dampak Negatif Siklus Sulfur
Disamping dampak positif, siklus sulfur juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan, hal ini udara menjadi lebih tercemar sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada atmosfer bumi.