Suku Banjar: Sejarah – Ciri Khas dan Kebudayaannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia terkenal dengan negara yang memiliki banyak sekali keberagaman mulai dari bahasa, suku, ras, agama dan yang lainnya. Suku di Indonesia sendiri ada banyak sekali dan sangat beragam.

Di satu daerah dengan daerah lainnya terdapat suku-suku yang berbeda. Tidak hanya itu, di setiap daerahnya pasti memiliki lebih dari satu suku. Pada materi kali ini, kita akan membahas mengenai salah satu suku yaitu suku Banjar.

Apa itu Suku Banjar?

Suku Banjar ialah salah satu suku yang terdapat di wilayah Kalimantan Selatan. Beberapa ada juga yang mendiami Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Di Riau, Jambi, Sumatera Utuara dan Semenanjung Malaysia adalah tempat populasi terbesar dari suku Banjar. Pada sensus penduduk tahun 2010 suku Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa.

Ada dua pendapat mengenai asal-usul nama Banjar. Ada yang mempercayai bahwa nama tersebut diambil berdasarkan profesi suku Banjar yaitu memancing. Kata Banjar memiliki arti yaitu meletakkan pancing di suatu tempat agar si ikan memakannya.

Ada juga yang mengatakan bahwa Banjar memiliki arti berbaris. Hal tersebut karena rumah suku Banjar yang terletak di sungai Barito terlihat seperti barisan yang berjejer.

Sejarah Perkembangan Suku Banjar

Berdasarkan sejarah, nenek moyang dari suku Banjar ini adalah orang-orang Jawa dan Melayu. Pada ribuan tahun yang lalu, orang Melayu dari Jawa dan Sumatera menetap di wilayah Kalimantan Selatan. Mereka menetap dan tinggal di wilayah Kalimantan Selatan yaitu untuk berdagang.

Mereka hidup secara bersama dan kemudian menghasilkan suatu budaya suku baru yaitu suku Banjar. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa suku Banjar mendapat pengaruh dari Jawa pada abad ke 17. Setelah itu pengaruh tersebut disebarkan kepada masyarakat yang berada di pedalaman.

Ciri Khas Suku Banjar

  • Agamis
    Masyarakat suku Banjar dikenal dengan masyarakat yang memiliki karakter agamis, karena sebagian masyarakat suku Banjar beragama Islam.
  • Suka berdagang
    Suku Banjar dikenal dengan orang yang suka berbisnis atau berdagang. Ini terbukti dari adanya sebaran suku Banjar yang terdapat di berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri.
  • Suka berkumpul
    Masyarakat suku Banjar kebanyakan senang berkumpul, atau disebut dengan budaya mewarung. Sebagian orang tua banyak yang suka berkumpul di warung sambil ngopi.

Pakaian Adat Suku Banjar

Ada 4 macam pakaian adat masyarakat suku Banjar, diantaranya yaitu:

  1. Bagajah Gamuling Baular Lulut

Pada pria menggunakan baju yang berlengan pendek dan tidak berkerah, ada juga yang tidak mengenakan atasan atau baju. Aksesoris pada pria yaitu kalung, samban, ikat pinggang dan juga penutup kepala yang memiliki bentuk ular lidi. Untuk bawahannya menggunakan kain bermotif halilipan.

Sedangkan untuk wanita menggunakan kemban. Ada aksesoris pendukung lainnya seperti, ikat pinggang, selendang, kembang goyang, konde dan bunga melati. Untuk bawahannya menggunakan kain yang bermotif halilipan.

2. Ba’amar Galung Pancaran Matahari

Pakaian adat yang satu ini sudah ada sejak abad ke 17. Pakaian adat ini merupakan perpaduan diantara budaya jawa dan hindu yang kental.

Budaya jawa terlihat dari penggunaan bunga melati dan mawar pada pengantin. Sedangkan budaya hindu terlihat dari dekorasi halilipan yaitu mahkota kain yang terdapat bentuk naga dan juga kelabang.

Untuk pria atasannya menggunakan kemeja dengan kerenda di dada. Selain kemeja, juga menggunakan jas tanpa kancing dan bawahannya menggunakan celana panjang.

Kemudia nditambah dengan kain yang diikatkan di pinggang dengan motif halilipan dan juga tali wenang.

Kemudian untuk perempuan, atasannya menggunakan baju poko disertai dengan hiasan manik manik rumbai. Selain itu juga ada kida, yaitu hiasan pengantin yang memiliki bentuk segi lima.

3. Babaju Kun (Hwa Kun) Galung Pacinan

Pakaian adat yang satu ini merupakan perpaduan dari budaya Banjar dan Tiongkok.

Untuk pria menggunakan atasan berupa baju yang panjangnya seperti gamis namun tanpa kancing. Menggunakan penutup kepala yang dililitkan. Aksesorisnya yaitu rentengan dari bunga melati.

Sedangkan untuk perempuan, menggunakan kebaya yang berlengan panjang yaitu yang dijahit menggunakan benang emas dan ada motif bunga teratainya. Bawahan yang digunakan yaitu rok panjang. Aksesoris yang lainnnya yaitu mahkota dengan permata, tusuk konde dan juga kembang goyang.

4. Babaju Kubaya Panjang

Nah pakaian yang terakhir ini merupakan turunan dari ketiga pakaian diatas tersebut. Untuk sang pria menggunakan atasan yaitu baju yang sama dengan baamar galung pancar matahari.

Sedangkan untuk wanita, atasannya menggunakan kebaya yang panjang seperti galung pacinan.

Agama yang dianut Suku Banjar

Pada umunya, sebagaian besar masyarakat suku Banjar memeluk agama Islam. Maka dari itu setiap tradisi yang dilakukan oleh masyarakat suku Banjar sangat kental dengan nuansa keislamannya.

Tidak hanya agama Islam saja, melainkan ada masyarakatnya yang memeluk agama Hindu dan juga Kristen. Tapi mayoritas masyarakat suku Banjar memeluk agama Islam.

Rumah Adat Suku Banjar

Rumah adat masyarakat suku Banjar sering disebut dengan rumah Bubungan Tinggi. Rumah Banjar memiliki derajat yang lebih tinggi karena pada jaman dahulu rumah ini sebagai tempat tinggal raja.

Rumah adat masyarakat suku Banjar memiliki atap yang tinggi menjulang dan tajam dengan 46 derajat kecuramannya. Rumah ini butuh biaya banyak dalam pembangunannya, jadi saat dahulu hanya orang-orang yang kaya saja yang mampu membuat rumah Bubungan.

Rumah adat Banjar ini dibuat di daerah dekat rawa-rawa yang berada di tepi sungai. Lantai pada bangunan rumah adat ini dibuat dengan lantai yang tinggi. Pondasai rumah adat Banjar biasanya menggunakan kayu kapur naga dan kayu galam.

Tiang dan tongkat penyangga bangunan menggunakan kayu ullin dengan jumlah yang cukup banyak yaitu 60 batang untuk tiangnya sendiri. Kemudian 120 batang untuk tongkat penyangga nya.

Atap merupakan ciri yang paling khas dari rumah adat Banjar ini. Bahan dari atap sendiri yaitu dengan menggunakan kayu ulin atau dari bahan rumbia. Rumah adat Banjar ini juga terdapat ukiran pada bagian tiang, papilis, tangga dan tataban.

Biasanya motif yang banyak digunakan yaitu motif bunga, daun dan juga kaligrafi.

Bahasa yang digunakan Suku Banjar

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Banjar yaitu Basa Banjar. Bahasa Banjar dibedakan menjadi dua dialek, yaitu:

  1. Bahasa Banjar Hulu. Digunakan oleh masyarakat yang berada di wilayah Banua Anam.
  2. Bahasa Banjar Kuala. Digunakan oleh masyarakat Banjar yang bertempat tinggal di daerah muara.

Perbedaan dari dua bahasa tersebut terletak pada pengucapan, kosa kata dan juga penggunaan huruf vokalnya.

  1. Bahasa Banjar Hulu
  • Memiliki irama tertentu.
  • Pengucapannya lebih cepat.
  • Hanya menggunakan huruf A, I dan U sebagai huruf vokalnya.
  • Tidak menggunakan huruf O untuk huruf vokalnya.

2. Bahasa Banjar Kuala

Menggunakan seluruh vokal baik itu A, I, U, E, O sama seperti penggunaan Bahasa Indonesia.

Selain dua dialek bahasa Banjar diatas, masyarakat suku Banjar juga menggunakan bahasa lainnya yaitu Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Ada kosakata dari bahasa Banjar yang sangat mirip dengan Bahasa Melayu.

Bahasa Melayu Banjar pun bahkan sudah mendominasi Kalimantan Selatan. Meskipun demikian, masyarakat suku Banjar berusaha agar bisa menggunakan bahasa Banjar.

Kebudayaan Suku Banjar

Sistem kekerabatan

Sistem kekerabatan pada suku Banjar menurut garis dari keturunan ayah dan juga ibu atau bisa juga bilateral. Namun, jika hal-hal yang menyangkut masalah kematian dan perkawinan yang menjadi wali adalah garis dari pihak sang ayah.

Dalam masalah keluarga, diberlakukan keduanya yaitu garis keturunan ayah dan juga ibu. Masyarakat suku Banjar juga mengenal istilah Bubuhan. Bubuhan disini berarti kelompok kekerabatan yang merupakan kumpulan dari satu kesatuan keluarga.

Mata pencaharian

Pada umumnya, masyarakat suku Banjar dikenal dengan julukan masyarakat air. Hal itu dikarenakan adanya pasar yang mengapung di air. Pasar tersebut menjual belikan berbagai macam hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari.

Mata pencaharian masyarkat suku Banjar yaitu ada yang bertani, nelayan, berdagang, menjadi pegawai negeri, perbankan dan lainnya.

Pertanian lahan rawa lebak dilakukan oleh masyarakat suku Banjar. Mereka mengelola lahan rawa tersebut masih menggunakan cara tradisional, mulai dari persemaian benih padi hingga panennya mereka lakukan secara tradisional.

Kesenian Suku Banjar

Seni tari

  1. Tari Baksa Kambang

Tari baksa kambang merupakan tari yang berkembang di lingkungan keraton Banjar. Tari ini memiliki fungsi yaitu guna menyambut tamu dari keraton atau negara lain. Tari baksa kambang menceritakan mengenai seorang putri yang sedang menari dan bernyanyi di taman bunga.

2. Tari maitik

Tarian ini bercerita mengenai keseharian masyarakat Pahaluan Banjar yang pekerjaannya sebagai peternak bebek. Dalam tarian maitik ini ada yang berperan sebagai bebeknya dan ada juga yang berperan sebagai pawangnya.

3. Tari radap rahayu

Tari radap rahayu ini merupakan tarian yang sakral. Tarian ini ditujukan untuk tolak bala di jaman dahulu. Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada saat upacara pernikahan, kematian dan lainnya.

Seni karawitan

Seni karawitan pada masyarakat suku Banjar yang terkenal yaitu gamelan banjar tipe keratin dan juga gamelan banjar tipe rakyatan.

Lagu daerah

Di dalam masyarakat suku Banjar juga ada beberapa lagu daerah yang terkenal, seperti:

  • Ampar-ampar pisang
  • Ampat
  • Paris barantai
  • Banjarmasin
  • Timang Banjar
  • Sapu Tangan Babuncu

Seni rupa

  • Seni anyaman
    Seni anyaman terbuat dari bahan bambu dan juga rotan. Barang yang dihasilkan dari anyaman yaitu tas dan kopiah.
  • Seni lukisan kaca
    Seni lukisan kaca ini sudah berkembang pada tahun 50-an. Hasil dari lukisan kaca berupa lukisan buroq, kaligrafi masjid dan lainnya.
  • Seni ukir
    Seni ukir pada masyarakat suku Banjar biasanya diterapkan dalam kayu dan juga kuningan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn