Daftar isi
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan taman nasional yang wilayahnya terbentang melalui perbatasan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau.
Taman Nasional ini menaungi banyak ragam kekayaan flora dan fauna endemik khas Indonesia. Berikut adalah uraian lengkap tentang Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Keberadaan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh melalui sejarah yang panjang hingga namanya bisa dikenal luas saat ini.
Pada mulanya, berdasarkan rencana konservasi pada tahun 1982, taman nasional ini direkomendasikan menjadi sebuah Suaka Margasatwa Bukit Besar dan Cagar Alam Seberida.
Di tahun yang sama, kawasan ini ditetapkan menjadi kawasan hutan lindung di Provinsi Jambi dan Provinsi Riau oleh Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK).
Kemudian di tahun 1995 kawasan ini berubah menjadi taman nasional yang diberi nama Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Keputusan tersebut disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 539/Kpts-II/1995 tentang perubahan fungsi Hutan Lindung.
Berlanjut ke tahun 2002 status sebagai taman nasional ditetapkan langsung oleh Ketetapan Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6407/Kpts-II/2002 pada tanggal 21 Juni 2002 tentang luas ‘temu gelang’ sebesar 144.223 ha.
Sampai saat ini, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh masih bertahan dan menjadi salah satu destinasi wisata walaupun luas wilayahnya semakin berkurang karena banyak digunakan perusahaan dan wilayah perkebunan sawit.
Berdasarkan letak geografis, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh terletak di titik koordinat koordinat 0°40’ – 1°30’ Lintang Selatan dan juga 102°13’ – 102°45’ Bujur Timur.
Sedangkan secara administratif, wilayahnya meliputi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Hilir, Provinsi Riau, dan juga Kabupaten Bungo Tebo dan Kabupaten Tanjung Jabang, Provinsi Jambi.
Secara topografi, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh terletak pada wilayah yang memiliki ketinggian rata-rata antara 60 hingga 734 MDPL yang bertopografi datar, bergelombang, hingga berbukit-bukit.
Iklim alam dan keadaan hidrologi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh konsisten memiliki kondisi basah walaupun dihadapkan dengan musim kemarau dan tanah yang cukup kering.
Temperatur atau suhu kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh berada pada kisaran 28° – 37° Celcius.
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh sering difungsikan sebagai tempat perlindungan hidro-orologis dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan Indragiri
Ekosistem alam yang ada di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh biasanya melingkupi hutan dataran rendah, ekosistem hutan pamah, dan ekosistem dataran tinggi.
Tipe ekosistem tersebut yang kemudian mempengaruhi beragam flora dan fauna yang membentuk habitat di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Berikut adalah rangkuman dari keragaman flora dan fauna yang menempati kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Memiliki banyak kekayaan habitat tumbuh-tumbuhan tropis yang beragam.
Dari hasil penelitian, ada sekitar 176 jenis yang teridentifikasi, dari hasil tersebut diketahui ada beberapa spesies yang langka.
Diantaranya adalah cendawan muka rimau (Rafflesia hasseltii), salo (Johannesteijsmannia altifrons), mapau (Pinanga multiflora), dan kempas (Koompassia excelsa).
Berbagai macam tumbuhan yang ada di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dimanfaatkan juga oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan pengobatan, memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, dan kebutuhan ritual magis.
Dasi hasil penelitian, ada setidaknya 59 jenis mamalia yang hidup di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Diantaranya adalah harimau sumatera (Panthera tigris sumatraensis), Gajah Asia (Elephas maximus),berang-berang (Aonyx cinerea), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing keemasan (Catopuma Temminckii).
Kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga sering digunakan sebagai tempat untuk penelitian sejumlah serangga, karena jumlah spesiesnya yang beragam.
Ada banyak tujuan wisata dan kegiatan outdoor yang bisa ditemukan di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Diantaranya sebagai berikut.
Di Camp Granit pengunjung dapat menikmati jalur trail dengan panjang sejauh 8,6 km, air terjun, juga bumi perkemahan.
Pengunjung bisa melakukan banyak kegiatan, seperti menikmati keindahan alam, berfoto ria, hiking, dan melihat burung endemik kawasan Taman Nasional Bukit Tiga puluh.
Jika menyukai jenis-jenis tumbuhan atau botanical, tembelung berasap adalah destinasi wisata yang cocok saat berkunjung ke Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Kegiatan seperti relaksasi seperti mandi atau melihat air terjun sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan.
Kegiatan susur sungai juga bisa dilakukan saat mengunjungi Taman Nasional Bikut Tiga Puluh, sambil menyusuri sungai pengunjung juga akan dimanjakan dengan banyak keindahan alam.
Dari berbagai macam satwa khas taman nasional ini, sampai keindahan flora yang memiliki banyak ragamnya.
Saat berwisata ke Taman Nasional Bukit Tiga Puluh pengunjung juga bisa melakukan kegiatan outdoor seperti arung jeram.
Pengunjung akan mengarungi sungai yang ada di kawasan taman nasional, seperti Sungai Menggantai, Sungai Sipang, atau Sungai Gangsal.
Penduduk asli dari Taman Nasional Bukit Tiga Puluh adalah Suku Talang Mamak dan Suku Kubu.
Orang yang berkunjung ke taman nasional ini, bisa mengenal lebih dekat kehidupan kedua suku tersebut yang merupakan keturunan langsung dari ras Proto-Melayu.
Untuk mengunjungi Suku Talang Mamak, pengunjung harus mendatangi sebuah dusun yang bernama Dusun Datai.
Dusun orang-orang Talang Mamak yang masih masih memegang teguh prinsip leluhur dan jarang berinteraksi dengan orang luar ini memiliki panorama keindahan alam yang sangat memukau.
Selain Dusun Datai, Dusun Lemang dan Dusun Siamang juga merupakan tempat tinggal orang-orang Talang Mamak dan masyarakat Melayu.
Di kedua dusun ini, ada destinasi wisata yang bisa dikunjungi seperti Sungai Gangsal juga air terjun yang tidak kalah indah.
Itulah uraian lengkap tentang Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, sebuah taman nasional di Pulau Sumatera yang terletak di dua provinsi, yaitu Provinsi Riau dan Provinsi Jambi.