Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan sebuah wilayah pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati yang berlokasi di Pulau Sulawesi. Kawasan ini memiliki cakupan wilayah seluas 105.194 hektar dan terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bentangan alam yang tersedia juga cukup bervariasi, walaupun sebagian besar didominasi oleh lahan basah.
Jika dibandingkan dengan taman nasional lainnya yang berada di sulawesi, TNRAW memang dapat dikatakan paling tidak terkenal. Walaupun demikian, keindahan alam dan kelestarian hayati di taman nasional ini tetap terjaga dengan baik.
Dahulu, kawasan TNRAW hanyalah kawasan hutan dengan fungsi taman buru menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No.648/Kpts/Um/10/1976. Wilayah tersebut seluas 50.000 ha dan meliputi Gunung Watumohai, Sungai Roraya dan Sungai Langkowala. Bahkan, kawasan Rawa Aopa dulu bukanlah hutan suaka alam atau wisata menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1967.
Pada tahun 1990, wilayah yang tergolong dalam TNRAW hanya seluaas 105.194 hektar. Wilayah ini mencakup areal hutan bakau, padang sabana, hutan rawa, dan hutan tropis dengan ketinggian tertinggi di 981 meter di atas permukaan laut.
Kawasan Rawa Aopa Watumohai baru dinyatakan bergabung dengan TNRAW pada 6 Maret 2011 sebagai situs Ramsar. Kawasan tersebut meliputi wilayah lahan basah guna tujuan konservasi.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai berada di Provinsi Sulawesi Selatan, terbagi dalam 4 kabupaten berbeda, dengan luas wilayah :
Terdapat pula 4 macam ekosistem dalam taman nasional ini, termasuk sabana, hutan bakau, rawa, dan hutan hujan tropika. Terdapat pula ekosistem hutan pantai yang berfungsi penting dalam hidrologis wilayah setempat. Beragam jenis tumbuhan dan hewan hidup secara bersamaan dengan harmonis.
Ekosistem rawa gambut merupakan wilayah terluas yang dapat anda temukan pada TNRAW. Ada sekitar 90% tutupan air di lingkungan rawa ini dengan material dasar di area rawa adalah gambut.
Topografi wilayah di TNRAW cukup bervariasi, termasuk perbukitan, gelombang, dan datar. Perbedaan topografi ini cukup menjadi daya tarik tersendiri untuk setiap pengunjung TNRAW. Namun, untuk dapat memasuki wilayah TNRAW, anda harus meminta izin ke Balai Taman Nasional di Kabupaten Konawe Selatan terlebih dahulu.
Ada sekitar 323 spesies tumbuhan yang dapat anda temukan di TNRAW. Tumbuhan tersebut memiliki keragaman jenis yang luas, termasuk :
Di kawasan TNRAW juga terdapat kurang lebih 155 spesies burung, dimana 37 spesies diantaranya tergolong dalam satwa endemik.
Burung Kacamata Sulawesi merupakan salah satu burung khas yang dapat anda temukan di TNRAW. Walaupun sempat dikatakan sudah punah, burung ini ditemukan kembali di TNRAW dan sangat dilindungi.
Selain Burung Kacamata Sulawesi, ada pula Burung Aroweli. Burung ini tergolong sebagai burung bagau susu putih yang berkeliaran di kawasan bunga teratai dan ilalang.
Anda juga dapat menemukan kurang lebih 23 spesies burung migran yang seling melintas di kawasan TNRAW. Beberapa jenis burung air juga sering ditemukan karena TNRAW memiliki kondisi alam yang mendukung habitatnya.
Satwa lainnya yang dapat anda temukan di wilayah TNRAW adalah :
Ada beberapa aktivitas dan destinasi wisata yang dapat anda nikmati di kawasan TNRAW, diantaranya adalah :
Padang sabana adalah sebuah pesona terindah yang dapat anda nikmati di TNRAW dengan luas yang mencapai 23 ribu hektar.
Anda dapat menyaksikan hamparan padang rumput yang luas dengan berbagai jenis flora, termasuk bambu, semak belukar, dan lontar. Ada pula beberapa jenis hewan yang sering melintasi kawasan ini, termasuk sapi dan rusa.
Untuk memasuki wilayah padang sabana ini, anda harus melewati sungai dan menyusuri hutan. Di sepanjang perjalanan, anda dapat melihat tempat bertelurnya Burung Maelo dan Burung Kakatua Jambul. Perjalanan yang ditempuh sekitar 2 jam.
Hutan Rawa dan Hutan Mangrove juga sangat cantik untuk anda kunjungi. Wilayah ini baru mulai dikembangkan pada tahun 2018 bersamaan dengan beberapa sektor lainnya, termasuk pertanian, perikanan, dan pariwisata. Terdapat pula tempat penginapan pada wilayah ini.
Selain keindahan alam, anda tidak bolehb melewatkan wisaya budaya di daerah TNRAW. Anda dapat bercengkrama dengan warga sekitar yang kebanyakan memiliki mata pencaharian dari hasil kekayaan alam, termasuk nelayan dan pengrangin.
Teknik memancing yang digunakan warga setempat cukuplah unik. Dua teknik yang sering digunakan adalah molonduri (menangkap ikan dengan tangan kosong) dan mekaroro (menangkap ikan dengan membubu, jala, atau memukat). Anda dapat melihat dan mempelajari teknik ini secara langsung di dekat sungai dalam kawasan TNRAW.
Jika anda cukup beruntung, anda dapat bertemu dengan penduduk setempat yang membuat kerajinan tikar pandan, atau yang disebut dengan totole. Tikar ini juga dapat anda beli dan jadikan oleh-oleh untuk keluarga dirumah.