Jawa Tengah terkenal dengan tari-tariannya yang identik dengan keanggunan kan kelembutan wanita Jawa.
Begitu pula dengan tari Bondan Payung yang dikenal menjadi tari khas Surakarta, Jawa Tengah.
Tari ini sering diajarkan di sanggar tari pada penari pemula yang usianya masih muda karena taiannya mudah untuk dihapalkan. Berikut ini pembahasan mengenai Tari Bondan Payung.
Apa itu Tari Bondan Payung?
Tari bondan payung adalah tarian tradisional yang menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Surakarta, Jawa Tengah.
Sejarah Tari Bondan Payung
Pada zaman kerajaan Mataram, para gadis desa menarikan tarian ini untuk menunjukkan kecantikannya di khalayak, khususnya kepada raja. Tarian ini dilakukan dengan gerakan-gerakan keseharian para gadis yang kelak akan menjadi ibu.
Pada perkembangannya, kini tarian ini dikenal sebagai budaya Jawa Tengah karena sejak zama kerajaan Mataram masih dilestarikan hingga kini.
Gerakan Tari Bondan Payung
Tari Bondan Payung tergolong tarian klasik sederhana dengan tema emosional. Ciri khas Tari Bondan adalah penari membawa properti berupa boneka dan payung kertas.
Gerakan Tari Bandan sangat mudah diingat. Penari memegang boneka bayi di satu tangan dan menari dengan payung kertas di tangan lainnya. Saat penari menari di atas kendi (kendi berisi air minum yang terbuat dari tanah liat), penari harus menjaga keseimbangan agar kendi tidak pecah.
Kostum Tari Bondan Payung
Penari mengenakan kostum khas gadis desa Jawa saat menampilkan tari Bondan Payung.
Untuk tarian Bondan Cindogo dan Bondan Mardisiwi, penari harus memakai jarik, kemben, dan jamang (aksesoris kepala). Sedangkan penari Bondan Tani, penari biasanya mengenakan aksesori tambahan berupa caping, properti pertanian, dsb. Tak lupa sampur yang menjadi ciri khas tarian Jawa wajib dipakai.
Properti yang digunakan pada Tari Bondan Payung
Boneka Bayi Boneka bayi ini digunakan untuk menunjukkan kasih sayang sang ibu kepada anaknya. Boneka ini merupakan atribut terpenting dalam Tari Bondan. Dalam tarian tradisional asal Jawa Tengah ini, anak perempuan diingatkan untuk selalu memahami jati dirinya yang kelak akan tumbuh besar dan menjadi ibu.
Payung Kertas Payung kertas dalam tarian digunakan sebagai simbol ibu untuk melindungi anaknya dari berbagai bahaya. Para ibu pasti akan melindungi anaknya dari panas, hujan dan segala macam penderitaan. Payung yang digunakan dalam tarian ini biasanya memiliki corak yang cantik dan indah, seperti bunga dengan warna yang unik. Dari motif ini banyak orang asing yang tertarik dengan payung kertas ini dan menjadikannya sebagai ornamen.
Kendil Kendiladalah wadah untuk menampung air minum terbuat dari tanah liat. Dalam tari Bondan Payung ini, kendil dijadikan pijakan bagi para penari. Saat penari memijak kendil dan menari di atasnya, mereka harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh dan membuat kendil pecah. Selain kendil membawa arti filosofis bahwa ibu akan mencukupi kebutuhan anaknya.
Bakul Bakul adalah wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Bentuknya lingkaran di bagian atasnya dan persegi sebagai alasnya. Bakul ini biasanya digunakan untuk wadah makanan. Bajul melambangkan cerita keseharian seorang ibu yang mengasuh anak dan membantu suaminya mencari nafkah di sawah.
Kain atau selendang untuk gendongan Biasanya kain yang digunakan adalah sampur, selendang tari khas tarian Jawa yang pada tarian ini berfungsi untuk menggendong boneka bayi. Sampur ini menjadi properti pelengkap dari boneka bayi.
Caping Caping adalah pelindung kepala yang biasa digunakan oleh petani untuk melindungi kepalanya dari terik matahari saat bekerja di sawah. Caping ini melambangkan bahwa selain menjadi ibu, seorang wanita juga mampu membantu pekerjaan yang dilakukan laki-laki.
Macam-macam Tari Bondan Payung
Tari tradisional semakin hari semakin berkembang. Saat ini secara umum ada tiga jenis tari bondan yang memiliki kisah yang cukup berbeda. Berikut ketiga tariannya:
Tari Bondan Cindogo Tarian ini menceritakan tentang kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya yang baru lahir kemudian meninggal dunia. Penari tarian ini memasang raut muka yang bernuansa sedih dan pilu.
Tari Bondan Mardisiwi Gubahan tari bondan jenis ini menyatakan kebahagiaan seorang ibu yang pertama kali dikaruniai buah hati. Tarian Bondan Mardisiwi bernuansa lebih bahagia dan positif.
Tari Bondan Pegunungan/Tani Menggunakan properti utama caping, tari jenis ini mengangkat kehidupan ibu-ibu di desa yang selain berkewajiban mengasuh anaknya juga membantu suaminya bekerja di sawah.