Tari Sirih Kuning: Sejarah – Fungsi dan Pola Lantai

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tari Sirih Kuning adalah salah satu tarian tradisional yang dimiliki Indonesia. Berikut ini pembahasan mengenai apa itu tari sirih kuning, sejarah, fungsi hingga pola lantainya. 

Apa itu Tari Sirih Kuning?

Tari Sirih Kuning

Tari sirih kuning adalah tarian khas yang berasal dari suku Betawi yang merupakan perpaduan antara budaya Betawi dan budaya Tionghoa. Tarian ini merupakan seni tari yang dipentaskan untuk menyambut para tamu kehormatan dan tari pergaulan diantara masyarakat suku Betawi. Tarian ini juga sering ditampilkan dalam acara-cara sakral seperti pernikahan. Tarian yang bisa dilakukan secara berkelompok dan perorangan ini merupakan hasil dari pengembangan tarian cokek yang juga merupakan tarian khas Betawi.  

Sejarah Tari Sirih Kuning

Tarian khas sirih kuning berawal dari tari cokek yang lebih dulu ada. Tari cokek merupakan tarian pergaulan yang banyak dimainkan oleh masyarakat Tionghoa yang ada di Betawi. Tarian ini banyak ditemukan di daerah pinggiran seperti Tangerang dan sekitarnya. Nama cokek sendiri berasal dari seorang bangsawan bernama Tan Sio Kek. Dia lah yang sering mementaskan tarian ini sebagai hiburan masyarakat. 

Tarian tersebut kemudian berkembang menjadi tarian sirih kuning. Tarian ini kemudian disebut sebagai tari sirih kuning karena dipentaskan pada saat mempelai pria menyerahkan Sirih Dare kepada mempelai wanitanya. Daun sirih tersebut berjumlah 14 helai yang dilipat terbalik hingga membentuk kerucut.

Pada awal kemunculannya, tarian ini dilakukan secara berpasangan yakni sepasang perempuan dan laki-laki. Perbedaan tari cokek dan tari sirih kuning adalah dalam tari sirih kuning penari pria dan wanita saling berjaga jarak dan tidak bersentuhan. Namun aturan tersebut berubah seiring berjalannya waktu  sehingga tarian ini dapat dilakukan secara berkelompok. 

Fungsi Tari Sirih Kuning 

Fungsi dari tari sirih kuning pada awalnya merupakan tarian pergaulan antar masyarakat. Namun tarian ini berkembang menjadi tarian persembahan untuk tamu dan juga dalam acara pernikahan. Pada proses pernikahan, tarian sirih dilakukan pada saat memasuki acara penyerahan sirih dare yang menjadi lambang untuk mengajak mempelai wanita duduk bersanding di pelaminan. 

Gerakan Tari Sirih Kuning

Tari sirih kuning terdiri dari rangkaian gerakan yang terbagi menjadi tiga bagian. Bagian gerakan tersebut adalah sebagai berikut. 

  • Sikap Awal : Penari memposisikan diri dengan kedua kaki membentuk huruf “v” dan badan tegap namun sedikit ke bawah. Posisi tangan penari sedikit diangkat dengan telapak tangan menghadap ke atas. Untuk posisi pinggang sedikit menonjol ke belakang dan pandangan lurus ke depan atau menatap pasangan. 
  • Nandak : Pada tahap gerakan ini badan penari masih dalam posisi tegak dan sedikit rendah. Tangan kemudian mengayun secara bergantian ke arah kanan dan kiri dengan telapak tangan digerakkan membuka dan menutup.  Begitu juga kaki secara bergantian bergerak ke depan menyesuaikan dengan gerakan tangan. Bagian kepala pun berlenggok mengikuti gerakan tangan dan kaki. Gerakkan dalam tahap kedua ini dihitung sebanyak 4 x 8. 
  • Gerak Sembah :Gerak sembah merupakan tahap ketiga atau  terakhir dalam tarian sirih kuning. Pada tahap ini penari  melipat salah satu kaki hingga sejajar dengan lantai. Sedangkan kaki yang lainnya dalam posisi seperti memberikan persembahan. Kemudian yang terakhir adalah gerakan menyatukan kedua tangan menghadap ke depan. 

Properti Tari Sirih Kuning

Sama halnya dengan tarian tradisional lainnya, tari sirih kuning juga dilengkapi dengan berbagai properti pendukung seperti di bawah ini. 

  • Pakaian
    Kostum yang digunakan oleh penari tari sirih kuning pada umumnya adalah baju tradisional tionghoa. Meski diberi nama tari sirih kuning kostum yang dikenakan tidak harus berwarna kuning. Untuk penari wanita mengenakan kebaya sebagai atasan dan baju longgar lengan panjang untuk penari laki-laki. 
  • Panggung
    Tarian khas sirih kuning biasanya dipentaskan di atas panggung ataupun lantai. Ukuran panggung menyesuaikan jumlah penari yang digunakan. 
  • Aksesoris
    Para penari juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti tusuk konde ala tionghoa, bunga, dan terkadang cadar sebagai hiasan kepala. Hiasan bunga merupakan simbol dari status sosial dan lambang dari kedewasaan dan kebahagiaan. Pada bagian pinggang diberi ikat pinggal dan selendang yang nantinya selendang tersebut digunakan untuk mengajak pasangannya menari. Pada bagian bawah penari mengenakan kain batik bermotif tanduk yang menjadi ciri khas Betawi. Properti lainnya yang tidak boleh tertinggal adalah sirih yang merupakan simbol cinta dan kasih sayang sang suami kepada istrinya. 

Iringan dan Musik Tari Sirih Kuning

Dalam pementasannya sebuah tarian tak lepas dari musik dan lagu sebagai pengiring. Hal tersebut juga berlaku pada tarian sirih kuning yang menggunakan musik gambang kromong khas betawi sebagai iringannya. Musik tarian ini merupakan kombinasi antara gamelan dan alat musik tionghoa seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Lagu yang digunakan dalam tarian ini adalah lagu sirih kuning yang berkisah tentang ungkapan rasa kasih sayang seorang pemuda kepada kekasihnya. 

Pola Lantai Tari Sirih Kuning

Terdapat dua pola lantai yang digunakan dalam tari sirih kuning yakni menyesuaikan jumlah penari. Jika tari sirih kuning dilakukan secara berpasangan maka pola lantai yang diterapkan adalah berdua-dua. Namun jika tarian dilakukan oleh sekelompok perempuan saja maka pola lantai yang digunakan adalah zig-zag. 

Kesimpulan 

Tari sirih kuning adalah tarian khas masyarakat Betawi yang bermula dari tari cokek yang dikembangkan dan. Tarian ini seringkali dipentaskan dalam acara pernikahan terutama ketika memasuki prosesi penyerahan sirih dare yang bermakna mengajak mempelai wanita untuk bersanding. Tarian ini diiringi oleh musik yang berasal dari kombinasi antara musik gamelan dan musik gesek Tionghoa. 

Penari tari sirih kuning mengenakan kostum tradisional Tionghoa dengan berbagai aksesoris pendukung. Tarian ini bisa dilakukan secara berpasangan maupun sekelompok wanita di atas panggung atau lantai. Pola yang digunakan adalah pola zigzag atau pola berdua-berdua. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn