Teori komunisme pasti tidak asing lagi dimasyarakat, bahkan beberapa orang memiliki kenangan buruk terhadap komunisme.
Teori komunisne selalu berkaitan dan berhubungan dengan teori marxisme, namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori marxisme?
Teori marxisme merupakan sebuah ilmu filsafat dimana menjelaskan mengenai kaum bawah yang ingin menjatuhkan kaum kapital dan menerapkan sistem sosial yang adil di kalangan masyarakat.
Menurut Collins English Dictionary, marxisme merupakan sebuah filsafat politik yang menekankan pentingnya perjuangan antara semua status sosial yang ada.
Awalnya teori marxisme dimulai pada abad 19 oleh Karl Marx dimana teori ini berkaitan dengan ekonomi, sosial serta politik.
Saat itu Karl Marx melihat sektor industri Eropa barat berkembang dengan cepat sehingga membuat kondisi para pekerja yang buruk dan menyedihkan.
Dimana kondisi para pekerja saat itu dipaksa untuk bekerja lembur dengan upah yang minim dan banyak tinggal di daerah pinggiran serta kumuh.
Hal tersebut membuat Karl Marx protes dan menganggap kaum kapital hanya mencari untung tanpa melihat kesejahteraan para pekerja.
Dampaknya para pekerja bisa membuat pemberontakan dan menuntut kaum kapital untuk adil namun sayangnya teori dari Karl Marx tidak berjalan mulus.
Kaum kapital dengan tegas menghapus dan menindaklajuti marxisme dengan membuat berita-berita bahwa marxisme ini sulit dimengerti oleh para pekerja.
Sayangnya marxisme tidak dapat lepas dari para pekerja karena marxisme sudah ada dalam kehidupan sehari-hari bahkan sudah menerapkan ilmunya di dalam pekerjaan.
Sehingga para pekerja dapat melawan kaum kapital dengan menggunakan marxisme ini dan menjadi dasar dari teori marxisme.
Selain itu tujual dari Karl Marx, yaitu agar setiap individu dapat memenuhi kehidupan sosialnya dan tidak terasingkan serta bebas dari penindasan.
Karl Marx juga ingin menciptakan negara dengan masyarakat yang sosialis tanpa membedakan status sosialnya
Saat ini, teori marxisme telah berkembang dan tanpa disadari teori marxisme sering ditemui didalam kehidupan sehari-hari, seperti:
Contoh pertama, ketika sedang diadakan pemilihan umum, banyak calon legislatif yang mendatangi masyarakat golongan bawah hingga ke perkampungan kumuh demi mendapatkan hati masyarakat dan memilihnya pada pemilihan umum.
Namun kenyataannya, ketika calon legislatif tersebut memenangkan pemilihan umum, mereka melupakan masyarakat golongan bawah tersebut.
Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi karena bagaimanapun kondisinya mereka harus peduli dengan masyarakat golongan bawah.
Contoh kedua, ketika satu karyawab bekerja di perusahaan dalam waktu yang cukup lama dan sudah senior ingin meminta kenaikan gaji namun ternyata ditolak oleh atasan dengan alasan suatu hal.
Lalu kemudian ada karyawan baru yang masih dalam posisi junior memiliki gaji lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan senior.
Ini juga menjadi contoh marxisme karena di dalam perusahaan seharusnya adil dalam memberikan karyawan sesuai dengan jabatannya.
Contoh ketiga, selain bekerja di perusahaan, pekerja sebagai assisten rumah tangga juga sering mengalami marxisme, seperti mendapatkan kekerasan dari atasan karena perbedaan derajat.
Hal tersebut juga terjadi karena atasan merasa memiliki faktor power yang kuat sebagai pemilik sehingga berhak melakukan kekerasan dan ekspolitasi terhadap asissten rumah tangga.
Assiten rumah tangga tersebut juga banyak yang masih dibayar dibawah upah minimun.
Contoh keempat, ketika berteman tidak boleh memilih-milih teman dengan memandang status sosialnya, seperti antara kaya dan miskin.
Biasanya orang kaya akan enggan memiliki berteman dengan orang miskin karena merasa mereka tidak bisa mengikuti gaya hidup orang kaya.
Contoh kelima, marxisme dapat terjadi di dalam keluarga yang memiliki dua orang anak. Biasanya para orangtua akan dituntut untuk adil dan tidak membedakan anaknya.
Misalnya, seorang ibu membawa pulang satu potong roti, agar adil dan kedua anaknya merasakan yang sama maka roti tersebut akan dibagi menjadi dua.