Daftar isi
Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan (erupsi) tertentu yang dapat dilihat dari material yang dikeluarkan, intensitas erupsi, bentukan alam hasil erupsi dan kekuatan letusannya.
Para ahli geologi membedakan letusan gunung api dalam 7 tipe yaitu:
Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain:
Contoh gunung berapi dengan tipe letusan Hawaii antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Letusan tipe Stromboli memiliki ciri-ciri:
Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.
Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.
Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.
Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel.
Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat.
Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya.
Contoh, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km.
Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera.
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava.
Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya.
Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.