Al-kabir: Pengertian Beserta Dalilnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai asmaul husna alkabir.

Pengertian Al-kabir

Asma Allah yang memiliki konsepsi tentang Kebesaran Allah yang tidak memadai bagi pemahaman manusia yaitu Al-Kabir.

Al-Kabir adalah Asma Allah yang menunjukkan bahwa Allah swt Sang Maha Tinggi atau Sang Maha Besar dalam sifat maupun perbuatannya.

Dalil Tentang Al-kabir

Al-Kabir merupakan sumber dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, Dia-lah Allah yang Mahabesar. Allah Berfirman : “ Allah yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; yang Maha Besar, Maha Tinggi.” (Q.S Ar-Ra’d 13:9)

Dengan Kebesaran-Nya, Allah telah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada hambanya yaitu umat manusia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia menyembah Allah dan selalu mengagungkan nama-Nya.

Sebagai manusia tidak boleh sombong atas yang dimilikinya, karena sesungguhnya semua itu milik Allah Swt.

Disepanjang hidup ini, seringkali manusia mengalami kesulitan baik dalam faktor ekonomi maupun sosial. Jika mereka tidak memiliki kekuatan dalam menghadapinya, maka mereka akan mengalami kelemahan yang menimbulkan kekalahan.

Akan tetapi, seoarang mukmin yang sedang berada pada fase masa sulit  bersandar diri kepada dua hal yang mengkokohkan pondasi kehidupan yang pertama kesabaran dan istiqamah, sedangkan yang kedua yaitu shalat dan berhubungan dengan Allah swt.

Sebagaimana firman Allah : “ Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.

Dengan melakukan dua hal yaitu sabar, istiqamah dan taat beribadah Niscaya Allah akan menampakkan kebesaran-Nya dan menjajikan kepada mereka untuk menghapus masa sulit yang dihadapinya.

Kebersamaan Allah Swt merupakan pendukung terbesar bagi seorang manusia dalam menghadapi segala macam kesulitan dan mengalami kesedihan.

Seperti kisah Nabi Yaqub Alaihi Wasallam yang pada saat itu menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf. Maka dengarlah jawaban nabi yaqub yang perlu diteladani setiap muslim.

Yaqub menjawab : “ Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku ” (Q.S Yusuf : 86)

Apabila seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan tersebut.

Namun, apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itulah yang bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan Allah ta’ala menjanjikan hal itu dalam sejumlah firmannya.

Berikut ini firman Allah swt “ Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku.” (Q.S Al-Baqarah : 186)

Semakin seorang hamba menunjukkan kerendahan hatinya di hadapan Allah swt, maka Allah akan menampakkan kebesarannya dengan cara mengabulkan permintaan seorang hambanya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn