Daftar isi
Batavia atau Jakarta meripakan daerah yang strategis karena pada zaman dulu menjadi pusat bertemunya orang-orang dari berbagai daerah, termasuk dari luar negeri. Oleh sebab itu, adanya berbagai jenis budaya yang masuk membuat budaya dari suku Betawi sangat beragam.
Beberapa budaya yang masuk, di antaranya Tionghoa, India, Arab, Sunda, Jawa, dan lain-lain. Banyaknya akulturasi pada budaya Betawi salah satunya berpengaruh terhadap alat-alat musik tradisionalnya. Berikut adalah 16 alat musik tradisional asal Betawi:
1. Bangsing
Bangsing pada dasarnya mirip seperti suling. Alat musik tradisional asal betawi ini terbuat dari bilah bambu yang diameternya kecil dan memiliki lima sampai enam lubang atas. Cara memainkan bangsing adalah dengan ditiup sambil tangan menutup lubang agar muncul suara yang merdu.
2. Gambang
Alat musik tradisional Betawi yang satu ini sudah sering disebut sehingga cukup dikenal. Asal dari alat musik ini dari seni tradisional Cina. Gambang terdiri atas 18 buah yang terbuat dari bilah-bilah kayu. Cara memainkan gambang adalah dengan dipukul dan biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan lenong serta tari cokek.
3. Gender
Selanjutnya ada alat musik gender. Alat musik tradisional dari Betawi tersebut masuk ke dalam bagian dari gamelan. Gender terbuat dari lempengan logam yang disusun dengan jumlah 10 sampai 14 bilah dalam satu tempat yang terbuat dari kayu dengan ukuran yang berbeda sehingga mengeluarkan suara yang bermelodi. Cara untuk menggunakan gender adalah dengan dipukul menggunakan pemukul yang ujungnya terdapat lapisan dari kain.
4. Gendhang
Pada dasarnya, gendhang merupakan bagian dari orkes gambang kromong. Cara memainkan gendhang adalah pemain duduk di belakang gendhang, lalu gendhang dipukul di kedua sisinya menggunakan tangan kosong. Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit kerbau.
5. Gambus
Gambus merupakan alat musik yang digunakan dengan cara dipetik dan bentuknya cenderung mirip seperti gitar. Akan tetapi, gambus asal Jakarta memiliki ciri khas tersendiri tergantung penggunaan awal, seperti tujuh utas, enam utas dengan tiga nada yang bersuara kembar, serta satu dawai yang berfungsi sebagai bass.
Badan alat musik gambus terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai resonator ketika dimainkan. Selain itu terdapat senar yang berjumlah 3 sampai 12 buah. Suara yang dihasilkan dari gambus adalah suara-suara yang bernuansa Timur Tengah.
6. Kromong
Kromong memiliki bentuk mirip seperti alat musik bonang. Alat musik tradisional Betawi ini terdiri atas 10 gong atau pecon yang berbahan dasar perunggu atau kuningan dan kemudian disusun dalam dua baris dalam kotak kayu, tetapi diberi tali penyangga antara pecon dan kotak. Cara memainkan kromong adalah dengan dipukul dengan tongkat kayu yang dibalut dengan kain.
7. Kemong
Alat musik tradisional Betawi selanjutnya adalah kemong. Alat musik ini memiliki bentuk yang mirip seperti gamelan dan terdiri dari beberapa buah dalam satu barisnya. Kemong ini diletakkan di atas kotak kayu dan disusun menjadi dua baris.
Cara memainkan kemong pun sama seperti gamelan, yakni dengan dipukul menggunakan alat pemukul dari kayu yang ujungnya dilapisi oleh kain atau karet. Akan tetapi kenong memiliki bentuk yang lebih lonjong.
8. Kecrek
Kecrek merupakan alat musik tradisional Betawi yang menjadi bagian dari gambang kromong. Bahan pembuatan kecrek adalah 2 sampai 4 lempengan logam tipis yang terbuat dari besi, kuningan, atau perunggu dan disusun di atas papan kayu.
Cara memainkan kecrek ini dengan dipukul menggunakan tongkat dari kayu. Suaranya yang khas walaupun hanya bisa memberikan satu nada berfungsi sebagai pengatur irama alat musik lainnya.
9. Kongahyan
Kongahyan yang ada saat ini muncul dari adaptasi musik gesek asal Tiongkok. Bentuk dari kongahyan mirip seperti rebab, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Awalnya, alat musik ini terbuat dari bambu, lalu pada sekitar tahun 1950-an bahannya diganti menjadi tabung batok kelapa.
Cara memainkan kongahyan adalah digesek dengan tongkat khusus yang bentuknya mirip busur tetapi fungsinya mirip seperti tongkat biola. Biasanya kongahyan dimainkan dengan alat musik yang serupa, yakni tehyan dan sukong pada acara-acara seperti penampilan gambang kromong, lenong, ondel-ondel, dan topeng betawi.
10. Keroncong Tugu
Sebenarnya alat musik ini memiliki bentuk mirip seperti gitar kecil atau ukulele atau cavaquinho. Hal itu dikarenakan keroncong tugu adalah gabungan dari budaya Betawi dan Portugis. Cara memainkan keroncong tugu awalnya dengan cara dipetik. Namun, lama kelamaan keroncong tugu menjadi alat musik yang dimainkan bersama alat musik lain.
11. Tanjidor
Sebenarnya, tanjidor merupakan set alat musik yang dimainkan secara berkelompok. Adanya penjajah asal Eropa pada masa Hindia Belanda yang datang ke Batavia turut mempengaruhi alat musik ini. Pada masa itu, tanjidor merupakan bentuk hiburan untuk majikan dari para budak yang memainkannya.
Cara memainkan alat musik ini adalah dengan ditiup oleh beberapa pemain dalam suatu kelompok. Perbedaan antartanjidor membuat nada yang dihasilkan menjadi melodi yang padu dan dimainkan. Saat ini, tanjidor biasanya digunakan untuk memeriahkan acara-acara atau menjadi pengiring musik.
12. Tehyan
Alat musik tradisional asal Jakarta ini dipengaruhi oleh kebudayaan Tionghoa yang dibawa ke jakarta. Awalnya, tehyan terbuat dari bambu, tetapi saat ini berubah menjadi batok kelapa. Tehyan terdiri atas dua senar dengan bentuk yang menyerupai rebab.
Tehyan dimainkan dengan cara digesek menggunakan tongkat yang juga sudah dipasangi senar dan biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukkan lenong atau ondel-ondel.
13. Trombon
Trombon menjadi alat musik yang berperan dalam tanjidor. Alat musik ini masih termasuk dalam kelompok terompet. Akan tetapi trombon memiliki ukuran yang lebih besar. Cara memainkan trombon adalah ditiup dengan menggetarka bibir sembari menekan tuts untuk mengendalikan nada sarta menggeserkan ke depan dan ke belakang.
14. Rebana
Terdapat tiga macam rebana yang digunakan dalam musik betawi. Pertama, rebana ketimpring yang terdiri atas rebana pada umumnya dengan tambahan kecrek yang dipasang di sisi rebana tersebut. Diameter rebana ini biasanya sekitar 20 sampai 25 cm dan dimainkan dengan cara dipukul
Kedua, rebana biang yang memiliki ukuran lebih besar dari rebana biasanya serta tidak terdapat kerincingan pada bagiannya. Ukuran dari rebana ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ketog yang berukuran 20 cm, gendung yang berukuran 30 cm, kotek yang berukuran 50 cm, serta biang yang berukuran 70-90 cm. Namun, cara memainkannya tetap dipukul.
Ketiga, rebana hardoh yang juga memiliki kecrek di sisi kayunya sejumlah tiga pasang. Meskipun sama-sama memiliki kerincingan seperti rebana ketimpring, tetapi rebana ini memiliki ukuran yang lebih besar, yakni 20 hingga 35 cm.
15. Ning-Nong
Alat musik ini dapat disebut juga dengan Sio-lo. Ning-nong adalah alat musik yang mirip seperti gamelan dan terbuat dari logam, perunggu, atau kuningan dengan diameter kurang lebih sekitar 10 cm yang kemudian diletakkan dalam bingkai kayu.
Ning-nong terdiri atas dua buah dan dimainkan dengan cara dipukul secara bergantian dari kanan ke kiri dan sebaliknya menggunakan sebuah tongkat dari kayu yang ujungnya dilapisi oleh kain.
16. Sukong
Sukong merupakan alat musik gesek yang memiliki bentuk kurang lebih sama seperti kongahyan dan tehyan. Cara memainkannya pun sama, yakni digesek menggunakan alat khusus seperti tongkat biola tetapi berbentuk busur. Akan tetapi ukurannya lebih besar di antara dua alat musik lainnya.
Selain itu, masih ada alat musik lain, seperti kecrek, kongahyan, keroncong tugu, serta tanjido tehyan, trombon, rebana, ning-nong, dan sukong. Seluruh alat musik tersebut lama kelamaan sudah mulai ditinggalkan sehingga perlu kita lestarikan kembali