Australopithecus robustus: Sejarah Penemuan –Karakteristik dan Kehidupan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Asal usul manusia sampai dengan hari ini masih menjadi perdebatan terutama dikalangan para ilmuwan. Telah banyak ditemukan fosil-fosil yang diduga nenek moyang atau kerabat dekat dari manusia. Dari sekian fosil yang berhasil diidentifikasi, salah satunya adalah Australopithecus robustus yang akan dibahas lebih lanjut dalam ulasan berikut ini. 

Siapa itu Australopithecus robustus?

Australopithecus robustus

Australopithecus robustus disebut juga sebagai Paranthropus robustus merupakan salah satu manusia purba yang berasal dari genus Australopithecus yang banyak ditemukan di Afrika. Au. Robustus diperkirakan hidup pada sekitar 1,8 juta hingga 1,2 juta tahun yang lalu di Afrika Selatan tepatnya di Cradle of Humankind. Sebagian para ilmuwan bahkan memprediksi mereka hidup pada 2,6 dan 0,6 juta tahun yang lalu yakni pada zaman akhir Pliosen hingga Pleistosen Tengah.

Spesies yang ditemukan pertama kali pada tahun 1938 ini merupakan salah satu manusia homonim yang paling awal berhasil diidentifikasi. Arti dari nama nya sendiri adalah “Australophitecus” diambil dari nama genusnya yang artinya “Manusia dari Selatan” dan “robustus” berasal dari bahasa Latin yang artinya “Kekar”. Nama tersebut sesuai dengan ciri khas manusia purba ini yaitu memiliki tengkorak dan rahang yang kuat. 

Sejarah Penemuan Australopithecus robustus

Penemuan fosil dari A. robustus pertama kali terjadi pada tahun 1938 oleh seorang anak sekolah bernama Gert Terblanche. Ia menemukan tengkorak parsial termasuk dengan tulang rahangnya di situs gua Kromdraai, Afrika Selatan sekitar bulan Juni. Terblanche kemudian menyerahkan fosil ini kepada ahli konservasi Afrika Selatan yang bernama Charles Sydney Barlow. 

Charles Sydney Barlow kemudian mempercayakan penelitian ini kepada ahli paleontologi Afrika Selatan Robert Broom. Selang beberapa minggu kemudian ditemukan lagi fosil-fosil lainnya yaitu humerus distal kanan atau bagian bawah tulang lengan atas, bagian atas tulang lengan bawah atau ulna kanan proksimal, serta tulang phalanx distal dari tulang lengan besar. 

Pada tahun 1948, fosil-fosil robustus kembali ditemukan di Gua Swartkrans. Penemuan dari fosil-fosil ini sebagian besar masih di tempat yang sama dan juga sekitarnya. Pada akhir abad ke 19 baru la fossil spesies ini ditemukan di tempat lain yaitu di Gua Sterkfontein, Gondolin, Cooper, dan Drimolen.

Berdasarkan penelitiannya, Broom menyatakan tulang rahang spesies ini lebih kuat dari spesies lainnya. Sehingga pada tahun yang sama, Broom memasukkannya ke dalam genus baru yaitu Paranthropus robustus. Tahun 1950 setelah mengidentifikasi penemuannya pada dua tahun sebelumnya, Broom mengusulkan agar spesies hominid awal dipisahkan ke dalam subfamili Australopithecines. 

Namun usulan ini mendapat kritikan dari ilmuwan-ilmuwan lainnya sehingga menimbulkan perdebatan dalam pengkalsifikasian manusia robustus ini. 

Tahun berikutnya yakni 1951, D. Patterson mengusulkan bahwa Paranthropus adalah sinonim dari Australopithecus. 

Karakteristik Australopithecus robustus

Berdasarkan penelitiannya, para ahli menggambarkan Australopithecus robustus memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 

  • Tengkorak
    Bagian tengkorak adalah ciri yang paling menonjol dari Au. robustus yaitu memiliki geraham yang besar namun gigi seri dan gigi taringnya memiliki ukuran hampir serupa dengan milik manusia. Begitu pula dengan ketebalan enamel mereka yang hampir sama dengan manusia modern. Hanya saja enamel gigi Au. robustus menebal di bagian ujung daun gigi molar sedangkan manusia modern berada di dasar daun gigi molar. Tengkorak milik laki-laki terlihat dengan jelas bagian puncak sagital di garis tengah tempurung kepala dan tulang pipi yang menggembung. Kemungkinan hal ini berfungsi untuk menopang otot temporal masif yang penting dalam menggigit. Sedangkan pada perempuan tidak ditemukan struktur seperti ini. Sementara itu bentuk wajah dari Au. robustus yakni memanjang dan tinggi serta sedikit prognatis yang artinya bagian rahang menonjol ke luar. Bagian pipih lebih menonjol sehingga hidung seperti berada di dalam cekungan. Posisi seperti ini menyebabkan rongga mata menjadi sedikit kedepan, alis yang tidak begitu menonjol dan dahi yang sedikit ke belakang. Bagian antara rahang atas dan rahang bawah terhubungkan dengan tulang yang panjang sehingga otot masseter dan pterygoid medial yang berfungsi untuk menggigit semakin kuat. 
  • Otak 
    Pada awalnya Brom mengatakan Au. robustus memiliki volume otak sebesar 600 cc namun setelah diteliti kembali bersama dengan Gerrit Willem Hendrik Schepers volumenya berkisar antara 575–680 cc. Pada tahun 2001, seorang antropolog Polandia yakni Katarzyna Kaszycka kembali mengidentifikasi dan menyatakan volume otaknya kemungkinan lebih rendah dari pada dugaan sebelumnya yakni sekitar 530 cc. Meski terdapat perbedaan pendapat namun semua hasilnya menunjukkan volume Australopithecus robustus lebih kecil dari spesies Australopithecus lainnya. 
  • Anggota Tubuh
    Anggota badan A. robustus bagian bawah sangat mirip dengan dalam variasi manusia modern dan simpanse. Ukuran jari-jari spesies ini serupa dengan jenis Australopithecus lainnya. Kemampuan bergerak sendi-sendi pergelangan tangan spesies ini sama dengan manusia yang hidup pada saat ini. Tak hanya itu otot-otot tangan seperti otot brachioradialis tergolong kuat dibandingkan spesies lain. Bagian jari-jari tidak melengkung serta memiliki otot yang lebih lemah daripada manusia saat ini. Dari struktur tangan, Au. robustus konsisten dengan pegangan presisi seperti manusia yang telah terbiasa menggunakan sensor motorik mereka seperti untuk membuat sesuatu. 
  • Ukuran
    Australopithecus digambarkan memiliki tubuh yang cukup besar yaitu sekitar 140 cm sampai 150 m dengan berat rata rata pada laki-laki 54 kg sedangkan perempuan hanya 40 kg. 

Kehidupan Australopithecus robustus

Setiap kelompok manusia memiliki bentuk kehidupan dan kebudayaan sendiri. Berikut ini adalah bentuk-bentuk kehidupan A robustus. 

  • Kebudayaan 
    Di situs gua Cradle of Humankind ditemukan berbagai macam alat yang kemungkinan digunakan oleh manusia A.robustus. Alat tersebut terbuat dari tulang dan juga batu yang kemudian disebut sebagai budaya osteodontokeratic leh Dart pada tahun 1950-an. Perkakas tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1959 di Sterkfontein Member oleh Robinson. Perkakas yang serupa juga ditemukan oleh ahli paleontologi Afrika Selatan Charles Kimberlin Brain di Swartkrans pada akhir 1980-an dan awal 1990-an yakni berupa 84 alat tulang. Sementara itu di Drimolen terdapat 23 perkakas tulang yang ditemukan oleh Keyser. Hingga saat ini total artefak peralatan yang digunakan A.robustus yang ditemukan berjumlah 108 buah. 
  • Pola Makan
    Berdasarkan struktur tulang tengkoraknya, rahang A robustus memiliki kekuatan menggigit yang lebih baik dari spesies lainnya sehingga dapat diambil kesimpulan mereka memakan makanan yang lebih keras seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian. Gigi yang kuat dan besar memungkinkan mereka adalah spesies yang makan dalam jumlah besar. Sementara itu pada tahun 2004 antropolog Bernard Wood dan David Strait mengatakan bahwa A. robustus adalah omnivora
  • Tempat Tinggal
    Berdasarkan penemuan fosil Australopithecus robustus, spesies ini tersebar di seluruh wilayah Afrika Selatan terutama di kawasan padang rumput. 
  • Perilaku
    Berdasarkan struktur kaki dan tangan. Para ahli menyimpulkan bahwa spesies ini bipedal atau berjalan dengan dua kaki serta sering melakukan aktivitas di pepohonan. Dugaan lainnya, para ahli memperkirakan mereka adalah spesies pertama yang sering menjelajahi padang rumput. Menurut ahli biologi Kelton McKinley, A. robustus mencapai usia kematangan secara seksual pada usia 11 tahun. 
  • Usia
    Pada tahun 1998 seorang antropolog Amerika bernama Alan Mann memperkirakan usia rata-rata spesies ini dengan menggunakan kematangan gigi. Dari beberapa spesimen yang diteliti Mann menunjukkan A. robustus memiliki harapan hidup hingga usia 17 tahun. Ahli biologi Kelton McKinley yang melakukan penelitian pada tahun 1971 dengan spesimen yang lebih banyak mendukung pernyataan Alam Mann.  

Hubungan Australopithecus robustus dengan Spesies Lainnya

Pada awal penemuannya, Australopithecus robustus dianggap sebagai bagian dari Au. africanus. Perdebatan ini berlangsung dalam kurun waktu 1940 sampai dengan 1970. Namun akhirnya Au. robustus diklasifikasikan menjadi spesies yang berdiri sendiri sejak 1970. 

Sementara itu teori lain mengatakan bahwa Australopithecus robustus merupakan hasil evolusi dari Paranthropus walker. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn