Daftar isi
Telah banyak diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak bahasa daerah. Data mencatat setidaknya ada 718 bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dari ratusan bahasa tersebut berikut ini adalah 15 bahasa daerah yang paling banyak penuturnya di Indonesia.
Jawa merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pulau dengan penduduk terbanyak. Tak heran jika bahasa Jawa menjadi bahasa yang paling sering digunakan di Indonesia. Penduduk di Pulau Jawa umumnya menggunakan bahasa Jawa terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sebuah data terbaru menunjukkan bahasa Jawa telah digunakan oleh 100 juta jiwa. Persebaran bahasa Jawa juga dipengaruhi oleh karakteristik orang Jawa yang suka merantau hingga ke luar pulau. Selain memiliki banyak penutur, bahasa Jawa juga memiliki berbagai aksen yang khas diantaranya adalah aksen Pekalongan, Kedu, Bagelen. Semarang, Pantai Utara, Blora, Surakarta, Yogyakarta, Madiun, Banten Utara, Cirebon, Tegal, Banyumas.
Bahasa selanjutnya masih berasal dari pulau Jawa namun dari suku Sunda. Suku sunda mempunyai penutur sebanyak 42 juta jiwa menjadikannya sebagai bahasa daerah kedua yang sering digunakan. Bahasa Sunda merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jawa Barat dan sebagian dari penduduk Jawa Tengah. Bahasa Sunda di Jawa Tengah penuturnya dimulai dari sungai Pemali di Brebes, Sungai Serayu di Cirebon, dan sebagian wilayah di kota Jakarta.
Sama halnya dengan bahasa Jawa, bahasa Sunda juga memiliki berbagai variasi dialek diantaranya adalah dialek barat yang digunakan di Banten Selatan, dialek utara yang digunakan penduduk Bogor dan sekitarnya, dialek Priangan yang digunakan di Bandung, dialek tengah timur yang dituturkan orang-orang majalengka, dialek timur laut yang digunakan oleh warga Kuningan, dan dialek tenggara yang dituturkan oleh warga Ciamis.
Sayangnya penutur bahasa Sunda saat ini terus berkurang sebanyak 2 juta setiap tahun. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sekarang lebih mengedepankan bahasa nasional.
Bahasa Melayu merupakan cikal bakal dari bahasa nasional kita bahasa Indonesia. Bahasa ini sudah digunakan oleh penduduk Indonesia sejak masih jaman kerajaan. Bahkan bahasa melayu menjadi bahasa pengantar di antara pada saudagar dan pedagang-pedagang ketika bertransaksi. Bahasa Melayu hingga saat ini masih banyak dituturkan setidaknya oleh 13 juta jiwa. Artinya bahasa Melayu menjadi bahasa daerah terbanyak ketiga yang paling sering digunakan.
Hingga saat ini wilayah yang menggunakan bahasa Melayu antara lain Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Lampung, Bandung, Bali, Ternate, Riau, Sumatera Utara, Ambon, Manado, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Bahasa Melayu memiliki banyak ragam dialek seperti Palembang Sukabangun, Kisam, Muara Saling, Selangit, Rupit, Bentayanyang, Palembang, Padang Binduyang, dan dialek Talang, dialek Stabat Lama, dialek Secanggang, dialek Sungai Sakat , dialek Cinta Air, dialek Hamparan Perak, dialek Dolok Manampang, dialek Tanjung Balai Asahan, dialek Muara Sipongi, dialek Sorkam, dialek Binjai, dialek Medan, dan masih banyak lagi.
Madura merupakan salah satu suku yang menghuni pulau Jawa khususnya di Jawa Timur. Suku ini memiliki budaya dan bahasa sendiri yakni bahasa Madura. Bahkan bahasa Madura menjadi salah satu bahasa daerah terbanyak ke 4 dengan 13 juta penutur. Bahasa yang baru muncul pada tahun 1900 an ini sering dikaitkan dengan bahasa Jawa Kuno sebab memiliki banyak kemiripan di antara keduanya.
Daerah yang menggunakan bahasa Madura yaitu daerah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, serta di sebagian wilayah Magelang, Malang, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, jember, Banyuwangi, Pulau Bawean. Bahasa Madura juga tersebar di wilayah luar Jawa seperti di Brang Bara dan Bugis (NTB), Celukan Bawang, Gerokgak, dan Buleleng (Bali) serta di Sui Pinyuh dan Pontianak (Kalimantan).
Adapun aksen bahasa Madura antara lain dialek Bangkalan, dialek Bawean, dialek Pamekasan, dialek Sampang, dialek Sapudi (di pulau Sapudi), dialek Sumenep.
Bahasa Batak menjadi bahasa daerah paling banyak dituturkan ke 4. Terdapat sebanyak 7 juta jiwa yang menggunakan bahasa ini sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa batak adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia di Sumatera Utara terutama oleh orang-orang suku Batak.
Wilayah dengan penduduk berbahasa Batak antara lain Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Tengah,Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, dan bagian utara Kabupaten Deli Serdang. Adapun daerah daerah tersebut memiliki aksen tersendiri seperti aksen Toba, aksen Mandailing, aksen Karo, Aksen Pakpak, aksen Angkola, aksen Simalungun.
Bahasa Minangkabau sering disebut juga dengan nama bahasa Minang merupakan bahasa ibu dari masyarakat suku Minangkabau. Bahasa Minang menjadi bahasa daerah ke 6 yang paling banyak dituturkan di Indonesia. Data mencatat ada lebih dari 5,5 juta jiwa yang menjadikan bahasa Minang sebagai bahasa pertama mereka.
Persebaran bahasa Minang mencakup wilayah-wilayah yang dahulu kala berada di bawah kekuasaan kerajaan Pagaruyung yang berlokasi di Sumatera Barat. Saat ini peta persebaran bahasa Minangkabau selain di Sumatera Barat yaitu mencakup wilayah Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, sebagian wilayah di Aceh, dan sebagian wilayah di Riau. Sama dengan bahasa daerah lainnya bahasa Minangkabau juga terdiri dari beberapa logat seperti logat padang, logat lima puluh kota, logat koto baru, logat pasaman, logat agam-tanah datar, dan logat pancung soal. Di antara logat tersebut yang paling banyak penuturnya adalah dialek agam-tanah datar.
Sebagian orang mungkin sudah tak asing lagi dengan bahasa Betawi sebab bahasa ini sering ditampilkan dalam acara televisi. Faktanya bahasa Betawi menempati posisi 7 sebagai bahasa paling banyak penuturnya. Bahasa ini menjadi bahasa ibu bagi 5 juta penduduk di Indonesia. Penutur aslinya adalah orang-orang suku Betawi yang pusatnya berada di Jakarta.
Bahasa Betawi sangat mirip dengan bahasa Indonesia hanya saja bahasa ini dipengaruhi oleh 4 bahasa lainnya yaitu bahasa Arab, bahasa China, bahasa Jawa, dan Bahasa Sunda. Menurut sejarahnya bahasa ini telah muncul sejak abad ke 10 Masehi. Adapun daerah lain selain Jakarta yang menggunakan bahasa ini yaitu di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kecamatan Batu Raya di Kabupaten Karawang serta Kabupaten Tangerang. Logat atau aksen yang dimiliki oleh bahasa Betawi tidak terlalu banyak yaitu hanya ada logat pinggiran dan logat DKI Jakarta.
Bahasa Bugis menempati posisi ke 8 sebagai bahasa yang paling banyak dituturkan di Indonesia. Bahasa Bugis memiliki penutur asli sebanyak 5 juta jiwa khususnya oleh suku Bugis yang mendiami pulau Sulawesi bagian selatan. Bahasa ini memiliki keunikan tersendiri yaitu tidak memiliki bunyi atau huruf konsonan sehingga setiap kata atau bunyi berakhiran dengan huruf dasar yaitu “A”.
Masyarakat Bugis yang menggunakan bahasa bugis adalah mereka yang berada di wilayah Maros, Pangkep, Barru, Parepare Pinrang, sebagian Enrekang, sebagian Majene, Luwu, Sidenreng, Rappangm Soppeng, Wajo, Bone, Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng. Ragam logat yang dimiliki bugis cukup banyak yaitu ada 27 aksen. Diantara 27 aksen tersebut Bone, Pangkep, Camba, Sidrap, Pasangkayu, Sinjai, Soppeng, Wajo, Barru, Sawitto, Luwu, Rappang, Sinjai, Pinrang, Maiwa, Maroangin, Malipung, Sidenreng, dan lainnya.
Bahasa Aceh adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Aceh di Aceh. Bahasa Aceh memiliki penutur sebanyak 3,5 juta jiwa yang menjadikannya sebagai bahasa daerah ke 9 sebagai yang paling banyak digunakan. Penuturnya yaitu mulai dari Langsa sampai dengan Banda Aceh yang artinya hampir seluruh wilayah Aceh menggunakan bahasa Aceh. Namun ada beberapa daerah yang tidak menggunakan bahasa ini seperti Aceh bagian timur dan Aceh bagian barat daya.
Keunikan dari bahasa Aceh yaitu memiliki kosa kata yang lebih sederhana dari bahasa Indonesia. Sebagian besar kosa kata bahasa Aceh hanya memiliki satu sampai dua suku kata saja. Bahasa Aceh memiliki beberapa dialek namun yang paling banyak digunakan adalah dialek Lambunot, dialek Masjid Punteut, dan dialek Panthe Ketapang. Dialek lainnya adalah Banda Aceh, Baruh, Bueng, Daja, Pase, Pidie, dan Tunong.
Nama Bali tentu sudah tersohor hingga ke seluruh dunia dengan pesona alamnya. Tak hanya pulaunya saja yang menarik namun juga tentang budaya dan masyarakatnya. Sebanyak 3.3 Juta penduduk Bali menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa ibu mereka. Hal tersebut menjadikan bahasa Bali masuk ke dalam jajaran bahasa daerah terbanyak penuturnya.
Bahasa Bali terbagi menjadi dua yaitu bahasa Bali Kuno atau Kawi dan bahasa Bali Modern. Bahasa Bali kuno adalah bahasa yang sering digunakan oleh para sastrawan sedangkan bahasa Bali modern merupakan bahasa yang digunakan di kehidupan sehari-hari. Ragam dialek Bali dibagi menjadi dua yaitu dialek Bali Aga yang digunakan di wilayah pegunungan dan Bali dataran yang sering dikenal juga dengan Bali umum.
Bahasa Sasak merupakan bahasa ibu bagi masyarakat yang mendominasi sekaligus suku Asli pulau Lombok. Berdasarkan data mencatat ada 2,1 juta jiwa yang menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa pertama mereka. Selain di pulau Lombok, bahasa Sasak juga tersebar di daerah lain seperti Lapung, Bali dan Sulawesi Tenggara.
Bahasa Sasak masih berasal dari rumpun yang sama dengan bahasa Bali dan Jawa rumpun Sumbawa. Jadi jangan heran jika menemukan kesamaan kosakata diantara ketiga bahasa tersebut. Ragam aksen Sasak dibagi menjadi empat berdasarkan pengucapannya yakni [a-a], [a-â], [â-â], dan [a-o].
Sesuai dengan namanya Bahasa Lampung merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Lampung. Bahasa ini menjadi salah satu bahasa terbanyak penuturnya dengan jumlah 1,8 jiwa. Bahasa lampung memiliki dua macam dialek yaitu dialek Belalau atau sering disebut juga dengan dialek A (Api) dan dialek Abung yang disebut juga dengan dilake O.
Penutur dialek Belalau yaitu orang-orang yang berada di Pesisir Rajabasa, Melinting-Maringgai, Pesisir Teluk, Pesisir Krui, Pesisir Semaka, Belalau dan Ranau, Komering, dan Kayu Agung, Sedangkan dialek Abung yaitu dialek yang digunakan oleh masyarakat Lampung Manggala dan Abung.