Daftar isi
Setelah mempelajari berbagai jenis batuan. Kali ini akan kita pelajari lebih dalam mengenai batu gamping.
Apa itu Batu Gamping?
Batu Gamping yang dalam bahasa inggris disebut dengan Limestone, adalah batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsit dan aragonit, yang merupakan dua varian yang berbeda dari kalsium karbonat (CaCO3).
Sumber utama dari kalsit adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai ooze pelagik.
Kalsit sekunder juga dapat terdepositkan oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang mengendapkan material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit.
Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (Gamping Oolitik) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Gamping membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Batu gamping paling sering terbentuk di perairan laut dangkal. Batu gamping (batu kapur) kebanyakan merupakan batuan sedimen organik yang terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, dan pecahan-pecahan sisa organisme.
Pada prinsipnya, definisi batu gamping mengacu pada batuan yang mengandung setidaknya 50% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit.
Sisanya, batu gamping dapat mengandung beberapa mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya.
Bahkan batu gamping juga dapat mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul siderit.
Kandungan kalsium karbonat dari batu gamping memberikan sifat fisik yang sering digunakan untuk mengidentifikasi batuan ini.
Biasanya identifikasi batu gamping dilakukan dengan meneteskan 5% asam klorida (HCl), jika bereaksi maka dapat dipastikan batuan tersebut adalah batu gamping.
Ciri-ciri Batu Gamping
Batu gamping atau kapur terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan binatang laut yang telah mati.
Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur.
Ciri-ciri batu gamping ini yaitu:
- Agak lunak
- Berwarna putih keabu-abuan serta membentuk gas karbon dioksida jika ditetesi asam.
Manfaat Batu Gamping
Manfaat batu gamping, diantaranya:
- Bahan alam ini bisa digunakan untuk berbagai macam campuran kimia maupun lainnya. Gamping dapat dijadikan bahan baku dalam berbagai macam olahan barang hasil industri, terutama industri semen yang digunakan sebagai bahan utama dalam melakukan suatu proyek pembangunan.
- Vitalnya peran gamping tidak dapat dianggap remeh karena dalam pembuatannya sangat tidak efektif jika dilakukan secara kimiawi oleh manusia maupun sintetisasi. Proses pembentukan gamping hanya dapat dilakukan oleh alam agar tidak menguras banyak tenaga dan lebih efisien.
- Sebagai bahan mentah pembuatan semen. Semen adalah bahan perekat elemen – elemen pada bangunan serta sebagai bahan penopang sekaligus pelapis yang kuat dalam penegakan suatu bangunan.
- Kemudian yang menjadi manfaat gamping lainnya adalah sebagai bahan pembuat keramik kualitas unggul. Keramik merupakan bahan bangunan atau kerajinan yang dibentuk dari tanah yang kemudian dikeringkan. Salah satu jenis tanah terbaik untuk pembuatan keramik adalah jenis tanah gamping atau tanah kapur.
- Gamping dapat diolah menjadi karbit, pemutih yang biasa digunakan oleh pabrik soda.
Proses Terbentuknya Batu Gamping
Proses pembentukan batu gamping terbagi menjadi dua (2), yaitu:
Pembentukan Batu Gamping pada Lingkungan Laut
Mayoritas terbentuknya batu gamping berada di dasar laut dangkal, tenang dan perairan yang hangat.
Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk batu gamping.
Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi batugamping.
Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi untuk pembentukan sebuah massa sedimen.
Batu gamping yang terbentuk dari sedimen sisa organisme dikelompokkan sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering terlihat oleh kehadiran fosil.
Pembentukan Batu Gamping pada Lingkungan Evaporasi
Batu gamping juga dapat terbentuk melalui penguapan. Stalaktit, stalakmit dan formasi gua lainnya (sering disebut speleothems) adalah contoh dari batu gamping yang terbentuk melalui penguapan.
Di sebuah gua, tetesan air akan merembes dari atas memasuki gua melalui rekahan atau pun ruang pori di langit-langit gua, kemudian akan menguap sebelum jatuh ke lantai gua.
Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan tersimpan di langit-langit gua.
Seiring waktu, proses penguapan ini dapat mengakibatkan akumulasi seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit ini dikenal sebagai stalaktit.
Jika tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua) depositnya disebut dengan stalakmit.
Batu gamping yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai “travertine” dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.
Jenis-jenis Batu Gamping
Batu Gamping mempunyai banyak nama istilah. Nama-nama tersebut didasarkan pada bagaimana terbentuknya batu gamping, penampilan, tekstur, komposisi mineral tersusun, dan faktor lainnya.
Dan berikut ini jenis-jenis dari batu gamping :
Chalk
Merupakan sebuah batu gamping lembut dengan tekstur yang sangat halus, biasanya berwarna putih atau abu-abu.
Batuan ini terbentuk terutama dari cangkang berkapur organisme laut mikroskopis seperti foraminifera atau dari berbagai jenis ganggang laut.
Coquina
Merupakan sebuah batu gamping kasar yang tersemenkan, yang tersusun oleh sisa-sisa cangkang organisme.
Batuan ini sering terbentuk pada daerah pantai dimana terjadi pemisahan fragmen cangkang dengan ukuran yang sama oleh gelombang laut.
Fossiliferous Limestone
Fossiliferous Limestone merupakan sebuah batu gamping yang mengandung banyak fosil.
Batuan ini dominan tersusun atas cangkang dan skeleton fosil suatu organisme.
Lithographic Limestone
Lithographic Limestone merupakan sebuah batu gamping padat dengan ukuran butir sangat halus dan sangat seragam, yang terjadi di dalam sebuah lapisan tipis membentuk permukaan sangat halus.
Oolitic Limestone
Oolitic Limestone merupakan sebuah batu gamping yang terutama tersusun oleh kalsium karbonat “oolites”, berbentuk bulatan kecil yang terbentuk oleh hasil presipitasi konsentris kalsium karbonat pada butir pasir atau cangkang fragmen.
Travertine
Travertine merupakan sebuah batu gamping yang terbentuk oleh presipitasi evaporasi, sering terbentuk di dalam gua, yang menghasilkan deposit seperti stalaktit, stalakmit dan flowstone.