Daftar isi
Tubuh manusia tidak hentinya memberikan gambaran akan adanya suatu sistem-sistem yang saling bekerjasama dalam tubuh itu sendiri. Makanan, minuman, serta seluruh yang masuk melalui kerongkongan diproses dalam tubuh.
Setelah diproses didalam tubuh, sistem-sistem dalam tubuh tidak hanya berhenti disitu. Sistem-sistem dalam tubuh selalu melakukan pekerjaannya dan menjalani aktivitasnya demi menciptakan metabolisme seimbang tubuh itu sendiri.
Sehabisnya diproses di dalam tubuh, sisa-sisa dan atau unsur atau zat yang tidak diperlukan dalam tubuh nantinya dikeluarkan atau dibuang oleh tubuh itu sendiri.
Unsur dan atau zat yang sudah tidak diperlukan dalam tubuh yaitu salah satunya adalah bilirubin. Berikut dijabarkan mengenai bilirubin.
Apa itu Bilirubin?
Di dalam tubuh manusia terdapat organ-organ dengan koneksi satu sama lain. Koneksi tersebut memberikan gambaran mengenai hasil daripada metabolisme dalam tubuh. Dengan adanya metablisme dalam tubuh, aktivitas dan pergerakan pun dapat dilakukan selayaknya oleh tubuh itu sendiri.
Metabolisme dalam tubuh pula menjadi penanda bahwa sistem-sistem daripada organ-organ dalam tubuh dalam keadaan dapat melakukan fungsinya masing-masing. Berbicara mengenai metabolisme, sistem daripada organ tubuh manusia mengalami prosesnya dari masuk ke kawasan kerongkongan hingga dikeluarkan kembali melalui anus.
Seluruh zat dan atau unsur yang awalnya masuk ke bagian kerongkongan, pada akhirnya dihempaskan juga ke wilayah anus. Zat dan atau unsur dalam tubuh dengan tidak adanya manfaat berakhir tujuan ke wilayah anus. Zat dan atau unsur yang tidak diperlukan oleh tubuh itu sendiri disebut dengan feses atau tinja.
Di dalam tinja, terdapat unsur dan atau zat pendukung daripada tinja atau feses, yang dikenal dengan bilirubin. Ketika bilirubin hinggap di pikiran, mungkin banyak kepala yang tidak mengetahui mengenai makna dari hal tersebut.
Secara umum, bilirubin merupakan unsur pemberi warna daripada air empedu. Kehadiran bilirubin merupakan salah satu tanda bahwa fungsi hati bekerja dengan selayaknya. Hal ini dikarenakan bahwa bilirubin adalah suatu zat dan atau unsur yang terbentuk dari hasil pemecahan sel darah merah yang dilakukan hati.
Jadi, bilirubin mengandung makna yaitu sebuah warna dari hasil pemecahan sel darah. Kehadiran bilirubin ada dua macam, diantaranya yaitu bilirubin langsung serta bilirubin tak langsung.
Dalam bilirubin langsung, unsurnya dapat bersatu dengan air. Sedangkan dalam bilirubin tak langsung, unsurnya tidak dapat bersatu dengan air. Eksistensi daripada bilirubin mengalami proses secara alami dan wajar pada tubuh.
Eksistensinya terbentuk karena oksigen dalam darah mengalami perpisahan selama disalurkan ke seluruh bagian tubuh. Bekerjanya fungsi hati dengan baik nantinya mengarahkan bilirubin tersebut untuk dibuang oleh tubuh. Bilirubin dibuang dalam bentuk warna kuning dan atau coklat melalui feses atau urine.
Maka dari itu, bilirubin sangat dekat hubungannya dengan fungsi hati. Bilirubin dalam tubuh harus memegang nilai seimbang, tidak boleh hadir dengan angka rendah maupun angka tinggi. Angka rendah dan tinggi pada bilirubin dapat memberikan gambaran atas fungsi kerja hati yang mengalami gangguan.
Fungsi Bilirubin
Kehadiran sistem daripada organ tubuh memberikan peran bagi bekerjanya metabolisme tubuh itu sendiri. Tubuh pun sudah mengerti dirinya sendiri. Tubuh serta organ dan sistem di dalamnya selalu memproses semua yang masuk melalui tubuh itu sendiri.
Semua yang masuk tersebut pula nantinya memberikan gambaran atas adanya fungsi-fungsi yang bekerja dalam dan bagi tubuh. Salah satunya yaitu bilirubin.
Bilirubin dapat dikatakan sebagai pemberi tanda dan atau acuan mengenai fungsi hati dapat bekerja dengan baik. Pasalnya, bilirubin berhubungan dekat dengan fungsi hati, karena apabila fungsi hati bekerja dengan baik, bilirubin diarahkan ke proses pembuangan oleh tubuh.
Bilirubin yang diarahkan ke proses tersebut memegang fungsi sebagai pemberi warna bagi urine dan atau feses yang dikeluarkan oleh tubuh.
Bilirubin juga memberikan gambaran mengenai fungsi hati dapat bekerja dengan baik atau sebaliknya. Selain itu, fungsi daripada bilirubin juga sebagai pengatur pasokan jumlah darah. Bilirubin pada tingkat rendah maupun tinggi pula dapat berfungsi sebagai gambaran mengenai gangguan organ dalam tubuh.
Gejala dan Penyebab Bilirubin Tinggi
Bilirubin sangat erat kaitannya dengan fungsi hati. Apabila fungsi hati mengalami gangguan, bilirubin memberikan tanda adanya peningkatan atupun penurunan dalam jumlahnya. Maka dari itu, jumlah bilirubin hendaknya hadir dalam batas normal. Kadar normalnya berkisar pada angka 0,1 hingga 1,2 mg/dL. Pada bayi, kadar normalnya berkisar di angka 20 mg/dL dalam jangka usia lebih dari tiga hari.
Jika kadarnya melebihi batas normal, tentu hal ini dapat menjadi gambaran serius bagi suatu gangguan dan atau penyakit. Dalam bilirubin kadar tinggi, gejala utama serta paling nampak terlihat yakni dengan adanya warna kuning pada indera penglihatan dan juga indera perasa serta peraba.
Gejala tersebut ditemani dengan adanya gejala lain berupa pigmen urine dengan warna gelap. Gejala utama tersebut memberikan tanda bahwa adanya hambatan pada fungsi hati dalam menjalankan kerjanya.
Selain gejala tersebut, gejala lain yang perlahan-lahan dapat muncul, seperti adanya demam, muntah, serta sakit perut. Gejala-gejala tersebut pula tentunya tidak datang dengan tanpa adanya penyebab.
Bilirubin dalam tingkat tinggi dapat disebabkan oleh kondisi tidak normal pada fungsi hati dan sel darah merah. Bilirubin tak berhasil dikeluarkan oleh tubuh nantinya diarahkan mendiami wilayah hati. Alhasil, penimbunannya pun mendiami wilayah hati dan mengharuskan fungsi hati bekerja lebih keras.
Sel darah merah dikeluarkan melebihi batas normal dapat menjadi pemicu adanya bilirubin tinggi. Kondisi adanya gangguan pada sel darah merah dapat pula muncul pada anemia hemolitik.
Pada bayi, bilirubin disebabkan karena beberapa faktor, seperti bayi lahir secara prematur dan bayi tidak dapat mendapatkan asupan air susu ibu (ASI).
Penanganan Bilirubin Tinggi
Bilirubin tinggi dapat menimbulkan gejala yang tidak ramah bagi tubuh. Bilirubin tinggi pula dapat menjadi tanda adanya ketidakberesan dengan fungsi hati.
Pengobatan bilirubin dengan kadar tinggi sangat diperlukan untuk menormalkan fungsi hati serta fungsi daripada sistem-sistem organ lain di dalam tubuh.
Pada bayi, pengobatan bilirubin kadar tinggi dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi sinar, pemberian asi secara berkala, serta menjemur bayi di bawah matahari pagi. Cara tersebut nantinya dapat menurunkan kadar bilirubin ke arah normal serta mengubah molekul bilirubin dan membuangnya melalui feses atau urine.
Pada usia dewasa, pengobatan bilirubin dapat dilakukan dengan cara menjaga fungsi hati serta apabila disebabkan oleh penyakit kuning, dapat dilakukan vaksinasi hepatitis A dan hepatitis B.
Kesimpulan Pembahasan
Ketika bilirubin hinggap di pikiran, mungkin banyak kepala yang tidak mengetahui mengenai makna dari hal tersebut. Secara umum, bilirubin merupakan unsur pemberi warna daripada air empedu.
Bilirubin memegang fungsi sebagai pemberi warna bagi urine dan atau feses yang dikeluarkan oleh tubuh. Bilirubin juga memberikan gambaran mengenai fungsi hati dapat bekerja dengan baik atau sebaliknya. Selain itu, fungsi daripada bilirubin juga sebagai pengatur pasokan jumlah darah.
Bilirubin pada tingkat rendah maupun tinggi pula dapat berfungsi sebagai gambaran mengenai gangguan organ dalam tubuh. Dalam bilirubin kadar tinggi, gejala utama serta paling nampak terlihat yakni dengan adanya warna kuning pada indera penglihatan dan juga indera perasa serta peraba.
Gejala tersebut ditemani dengan adanya gejala lain berupa pigmen urine dengan warna gelap. Pengobatan bilirubin kadar tinggi dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi sinar, pemberian asi secara berkala, serta menjemur bayi di bawah matahari pagi. Apabila bilirubin kadar tinggi disebabkan oleh penyakit kuning, dapat dilakukan vaksinasi hepatitis A dan hepatitis B.