Metamorfosis Jangkrik: Pengertian dan Tahapannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jangkrik merupakan Ciri-ciri klasifikasi makhluk hidup yang anatomi tubuhnya hampir mirip dengan kecoa ini mengalami metamorfosis dalam daur hidupnya. Metamorfosis jangkrik merupakan metamorfosis tidak sempurna.

Pengertian Metamorfosis Pada Jangkrik

Jangkrik diklasifikasikan dalam famili Gryllidae dan dalam ordo Orthoptera.

Ciri-ciri makhluk hidup beradaptasi ini termasuk dalam golongan omnivora.

Jangkrik suka memakan serangga dan tanaman. Terdapat lebih dari 900 spesies jangkrik yang tersebar di seluruh dunia.

Metamorfosis adalah perkembangbiakan tubuh secara biologi yang berlangsung melalui tahapan-tahapan tertentu, mulai dari telur hingga dewasa.

Tidak semua makhluk hidup mengalami proses metamorfosis. Hanya beberapa hewan dan pengertian metamorfosis tumbuhan yang mengalami metamorfosis.

Berbeda dengan metamorfosis semut dan metamorfosis lebah, jangkrik merupakan contoh hewan yang dalam kehidupannya mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik tidak melewati fase kepompong.

Metamorfosis jangkrik diawali dengan telur, nimfa, kemudian tumbuh menjadi jangkrik dewasa.

Waktu yang dibutuhkan setiap jangkrik dalam tahapan metamorfosis berbeda-beda.

Tahapan Metamorfosis Jangkrik

Metamorfosis Jangkrik

1. Telur

Kehidupan jangkrik dimulai dari sebuah telur. Setelah melakukan pembuahan dengan jangkrik jantan, jangkrik betina bertelur hingga puluhan jumlahnya.

Seekor jangkrik betina mampu bertelur 100 sampai 200 butir sepanjang hidupnya.

Setelah bertelur, jangkrik betina mulai mencari tempat yang nyaman untuk meletakkan telur-telurnya.

Tempat yang disukai adalah tempat yang basah dan lembap yaitu tanah dan tumbuhan.

Telur-telur yang disimpan di dalam tanah ditempatkan pada kedalaman kira-kira 1/2 inci. Telur tersebut berjumlah antara 50 hingga 100 butir.

Dalam waktu kira-kira 14 hari, telur-telur yang berada di dalam tanah tersebut menetas.

Meski demikian, tidak semua telur dapat menetas menjadi nimfa. Beberapa di antaranya akan mati karena terseleksi oleh alam.

Hanya jangkrik yang mampu mendapatkan makananlah yang dapat bertahan hidup.

2. Nimfa

Tahap selanjutnya adalah fase nimfa. Saat pertama kali menjadi nimfa, ukurannya sangat kecil yaitu sekitar 1/8 inci.

Pada dasarnya, wujud fisik nimfa hampir mirip dengan jangkrik dewasa. Namun, organ-organnya belum berkembang seperti jangkrik dewasa. Beberapa hal yang membedakannya antara lain:

  • Nimfa belum memiliki sayap.
  • Nimfa yang akan menjadi jangkrik betina belum matang secara seksual karena ovipositornya belum sempurna sehingga tidak bisa melakukan reproduksi.

Tidak semua nimfa dapat tumbuh dan berkembang menjadi jangkrik dewasa.

Beberapa nimfa mati karena dimangsa serangga lain dan bahkan jangkrik dewasa sendiri.

Selama fase ini, nimfa mengalami molting (pergantian kulit dengan cara mengelupas) beberapa kali.

Saat molting, kulit luar nimfa (eksoskeleton) terlepas dan terbentuk kulit baru yang lembut dan berwarna putih susu.

Kulit baru ini kemudian mengeras hanya dalam beberapa jam.

Molting terjadi antara 8 sampai 10 kali hingga nimfa benar-benar berubah menjadi jangkrik dewasa secara sempurna.

Waktu yang dibutuhkan nimfa untuk melakukan molting sekitar 1 bulan kemudian nimfa mulai menumbuhkan sayapnya.

3. Imago

Pada tahap ini, anatomi jangkrik sudah sempurna. Sayapnya sudah terbentuk sempurna dan organ-organ lainnya sudah berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan induknya.

Jangkrik betina sudah dapat melakukan reproduksi dan jangkrik jantan sudah dapat bersuara untuk memikat perhatian jangkrik betina guna melakukan pembuahan.

Tubuh jangkrik dewasa terdiri atas 3 bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Jangkrik biasanya dapat bertahan hidup selama kurang lebih 2 bulan.

Keseluruhan siklus metamorfosis jangkrik membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 bulan tergantung kondisi lingkungan luarnya.

Suhu yang paling baik untuk perkembangbiakan jangkrik antara 26,7ºC hingga 32,2ºC.

fbWhatsappTwitterLinkedIn