Biologi

Brachiopoda : Pengertian, Ciri, Klasifikasi, dan Strukturnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Brachiopoda merupakan salah satu kelompok hewan laut yang memiliki sejarah evolusi yang panjang. Meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan molluska atau arthropoda, kelompok ini memiliki keunikan dan kompleksitas tersendiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, ciri, klasifikasi, serta struktur tubuh brachiopoda secara lengkap dan mendetail.

Brachiopoda, juga dikenal sebagai “brakiopoda” atau “lampu kerang”, adalah kelompok hewan laut yang tergolong dalam filum Brachiopoda. Mereka memiliki ciri khas berupa cangkang yang terdiri dari dua bagian, yang mirip dengan cangkang kerang. Namun, perlu ditekankan bahwa brachiopoda bukanlah kerang sejati. Mereka telah mengalami evolusi terpisah dan memiliki karakteristik yang berbeda.

Ciri-ciri Brachiopoda

  • Cangkang yang Terdiri dari Dua Bagian

Salah satu ciri utama yang membedakan brachiopoda adalah cangkangnya yang unik dan terdiri dari dua bagian yang disebut kleptidium (bagian atas) dan brachidium (bagian bawah). Cangkang ini memiliki fungsi penting dalam melindungi tubuh hewan dari ancaman lingkungan dan predator di dalam laut.

Kleptidium, bagian cangkang yang berada di atas, menutupi sebagian besar tubuh hewan dan memiliki bentuk yang lebih cembung. Fungsi utama kleptidium adalah melindungi organ-organ vital seperti sistem pencernaan dan reproduksi. Ketika hewan merasa terancam, kleptidium dapat menutup dengan cepat untuk mengamankan tubuh hewan di dalamnya.

Sementara itu, brachidium adalah bagian bawah cangkang brachiopoda. Brachidium memiliki bentuk yang lebih datar dan berfungsi sebagai alas yang menempelkan hewan pada substrat di dasar laut menggunakan alat penggantung yang disebut pedikel. Pedikel ini adalah struktur fleksibel yang memungkinkan hewan untuk menempel dan bergerak di atas permukaan dasar laut.

Dengan adanya cangkang yang terdiri dari dua bagian ini, brachiopoda memiliki perlindungan yang baik terhadap lingkungan eksternal yang bisa menjadi ancaman. Kleptidium melindungi bagian atas tubuh dan organ-organ vital, sementara brachidium dan pedikel membantu hewan tetap berada pada posisi yang aman di dasar laut.

  • Struktur Jantan dan Betina Berbeda

Brachiopoda memiliki perbedaan yang menarik dalam struktur antara individu jantan dan betina. Struktur ini berkaitan dengan peran masing-masing jenis dalam reproduksi dan adaptasi lingkungan.

Pada individu jantan, terdapat struktur yang disebut pedicel. Pedicel adalah struktur berbentuk pipih yang berfungsi dalam reproduksi dan menyokong organ reproduksi jantan. Struktur ini merupakan bagian penting dari siklus reproduksi brachiopoda jantan.

Sementara itu, pada individu betina, terdapat struktur yang disebut delthyrium. Delthyrium adalah area berongga yang terletak di bagian bawah cangkang. Fungsi utama delthyrium adalah memberikan ruang bagi organ reproduksi betina.

Perbedaan dalam struktur antara anak laki-laki dan anak perempuan ini mencerminkan peran khusus yang dimainkan oleh masing-masing jenis dalam reproduksi dan kelangsungan hidup. Struktur ini juga mencerminkan adaptasi yang berkembang seiring waktu dalam merespons tuntutan lingkungan dan tekanan evolusi.

  • Alat Penggantung (Pedikel)

Salah satu fitur menarik dalam struktur tubuh brachiopoda adalah adanya alat penggantung yang disebut “pedikel”. Pedikel adalah struktur yang memainkan peran penting dalam kehidupan dan adaptasi harian hewan ini.

Pedikel adalah semacam “tali” yang menghubungkan tubuh brachiopoda dengan substrat atau permukaan di mana mereka hidup, biasanya dasar laut. Struktur ini memungkinkan brachiopoda untuk menempel pada tempat yang mereka pilih, seperti batu, pasir, atau benda padat lainnya di bawah air.

Keunikan pedikel adalah kemampuannya untuk mengatur panjang dan tegangannya. Ini memungkinkan brachiopoda untuk mengontrol ketinggian mereka di atas substrat dan mengatur orientasi tubuh mereka sesuai dengan kondisi lingkungan.

Pedikel yang lebih panjang dapat memberi hewan lebih banyak kelonggaran dalam mencari makanan atau menghindari bahaya, sementara pedikel yang lebih pendek memberi kestabilan lebih besar pada posisi yang dipilih.

Selain itu, pedikel juga membantu dalam pertukaran zat-zat kimia dan nutrisi antara hewan dan lingkungan sekitarnya. Dengan mengontrol posisi dan panjang pedikel, brachiopoda dapat mengoptimalkan kemampuan mereka untuk mendapatkan makanan dan nutrisi dari air sekitar mereka.

  • Makan dengan Memfilter

Metode makan yang unik dan menarik dari brachiopoda adalah melalui proses penyaringan atau filtrasi. Ini merupakan cara yang sangat efektif bagi hewan-hewan ini untuk mendapatkan makanan dari lingkungan mereka di dalam laut.

Brachiopoda adalah hewan filter feeder, yang berarti mereka menggunakan struktur khusus untuk menyaring partikel makanan dari air sekitar. Struktur ini dikenal sebagai lophophore, yang merupakan sejenis “kerucut” atau “karangan bunga” yang mengelilingi mulut hewan.

Pada lophophore, terdapat serangkaian duri atau tentakel yang memiliki rambut-rambut halus yang membantu menangkap partikel makanan yang mengapung di air. Ketika air mengalir melalui lophophore, partikel makanan seperti plankton atau detritus terperangkap oleh rambut-rambut halus di tentakel.

Hewan kemudian menggunakan gerakan dan arus air untuk membawa partikel-partikel makanan menuju mulutnya. Di mulut, partikel-partikel ini dicerna dan nutrisi diambil, sementara sisa-sisa yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan.

Proses filtrasi ini memungkinkan brachiopoda untuk mendapatkan makanan tanpa perlu bergerak aktif atau berburu. Ini adalah adaptasi yang sangat cocok bagi hewan-hewan yang hidup menempel pada substrat di dasar laut.

Metode makan ini juga mencerminkan keahlian evolusi dalam mengembangkan cara-cara unik untuk memanfaatkan sumber daya makanan yang tersedia dalam lingkungan.

  • Tidak Memiliki Mata dan Indra Pendengaran

Kurangnya mata dan indra pendengaran yang berkembang dengan baik pada hewan ini. Alih-alih mengandalkan indera penglihatan dan pendengaran seperti banyak hewan lain, brachiopoda mengandalkan indra lain dan mekanisme lain untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Ketika datang ke penglihatan, brachiopoda tidak memiliki mata yang berfungsi seperti pada hewan lain yang dapat melihat warna dan bentuk. Meskipun demikian, mereka memiliki kemampuan untuk mendeteksi perubahan cahaya dan kegelapan di sekitar mereka, yang dapat membantu mereka merespons perubahan waktu dan keadaan sekitar.

Selain itu, brachiopoda juga tidak memiliki indra pendengaran yang berkembang secara khusus. Namun, mereka memiliki indra lain seperti reseptor kimia dan indra sentuhan yang membantu mereka merespons rangsangan dalam lingkungan. Ini memungkinkan mereka untuk merasakan perubahan getaran air dan perubahan kimia dalam air sekitar mereka.

Klasifikasi Brachiopoda

Brachiopoda dibagi menjadi dua subfilum utama, yaitu Linguliformea dan Rhynchonelliformea.

  • Subfilum Linguliformea

Dalam pengklasifikasian brachiopoda, terdapat subfilum yang menarik yang dikenal dengan nama Linguliformea. Subfilum ini mengacu pada kelompok hewan brachiopoda yang memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang khas dan kuno.

Brachiopoda dalam subfilum Linguliformea memiliki cangkang yang terbuat dari kalsit, yang membuat mereka memiliki struktur cangkang yang berbeda dari kelompok brachiopoda lainnya. Cangkang kalsit ini memberikan perlindungan tambahan terhadap lingkungan sekitar dan memberikan ciri khas yang dapat membedakan mereka dari subfilum lain.

Selain itu, brachiopoda dalam subfilum Linguliformea cenderung memiliki cangkang yang memiliki bentuk yang lebih sederhana dan kurang rumit dibandingkan dengan kelompok brachiopoda lainnya. Ini mencerminkan karakteristik evolusi yang mungkin terjadi pada kelompok awal dalam garis keturunan brachiopoda.

  • Subfilum Rhynchonelliformea

Terdapat subfilum yang menarik yang disebut Rhynchonelliformea. Subfilum ini mengacu pada kelompok hewan brachiopoda dengan karakteristik unik yang membedakan mereka dari kelompok lain dalam filum ini.

Brachiopoda dalam subfilum Rhynchonelliformea memiliki cangkang yang terbuat dari bahan kalsit atau fosfat. Ini adalah ciri yang mencolok dan penting, karena bahan cangkang ini memberikan kekuatan dan perlindungan tambahan terhadap lingkungan dan ancaman luar.

Kelompok dalam subfilum Rhynchonelliformea mencakup variasi bentuk cangkang dan struktur tubuh. Beberapa famili yang termasuk dalam subfilum ini adalah Rhynchonellidae, Terebratulidae, dan Pentameridae. Masing-masing famili ini memiliki ciri khas sendiri dalam hal bentuk dan tata letak struktur tubuh.

Struktur Tubuh dan Anatomi Brachiopoda

  • Cangkang

Salah satu fitur yang paling mencolok dari brachiopoda adalah cangkang yang melindungi tubuh mereka. Cangkang ini adalah struktur keras dan kuat yang memiliki dua bagian yang disebut kleptidium (bagian atas) dan brachidium (bagian bawah).

Cangkang brachiopoda memiliki fungsi utama untuk melindungi tubuh hewan dari berbagai ancaman yang mungkin ada di lingkungan laut, seperti predator atau perubahan lingkungan yang tiba-tiba. Ketika hewan merasa terancam, cangkang dapat menutup dengan cepat untuk melindungi bagian dalam tubuh.

Bentuk cangkang ini juga memberikan ruang bagi organ dalam hewan, seperti organ reproduksi dan sistem pencernaan. Selain melindungi, cangkang juga berperan dalam memberikan struktur dan dukungan tubuh secara keseluruhan.

Cangkang terdiri dari bahan yang kuat, seperti kalsium karbonat atau fosfat, tergantung pada kelompok brachiopoda.

  • Lophophore

Lophophore adalah salah satu komponen penting dalam anatomi brachiopoda. Ini adalah struktur yang menonjol dan berbentuk seperti “karangan bunga” yang mengelilingi mulut hewan. Lophophore memiliki peran sentral dalam cara brachiopoda mendapatkan makanan.

Struktur ini adalah alat pengumpul makanan yang efisien dan canggih. Pada lophophore, terdapat serangkaian duri atau tentakel yang memiliki permukaan yang dilapisi dengan rambut-rambut halus. Rambut-rambut ini memiliki kemampuan menangkap partikel makanan yang mengapung di air.

Ketika brachiopoda mengalirkan air melalui lophophore, rambut-rambut halus ini bekerja seperti jaring kecil yang menangkap plankton, detritus, dan partikel makanan lainnya dari air. Setelah partikel makanan terperangkap, brachiopoda menggunakan gerakan dan arus air untuk membawa partikel tersebut menuju mulutnya.

Proses ini sangat efektif dalam mengumpulkan makanan tanpa perlu gerakan aktif atau usaha yang berlebihan. Lophophore memungkinkan brachiopoda untuk menjadi filter feeder yang efisien, menangkap dan mengambil nutrisi dari air sekitar mereka.

  • Usus dan Organ Dalam

Selain ciri-ciri eksternal seperti cangkang dan lophophore, brachiopoda juga memiliki organ-organ dalam yang penting untuk kelangsungan hidup dan fungsi tubuh mereka.

Usus adalah bagian penting dari sistem pencernaan brachiopoda. Ini adalah tempat di mana makanan yang telah diambil oleh lophophore dipecah menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Usus juga berperan dalam mengeluarkan sisa-sisa yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

Selain usus, brachiopoda juga memiliki organ-organ lain seperti sistem reproduksi dan sirkulasi yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup mereka. Meskipun organ-organ ini mungkin lebih sederhana dibandingkan dengan beberapa kelompok hewan lain, mereka tetap menjalankan fungsi-fungsi penting dalam siklus hidup dan adaptasi hewan ini.