Daftar isi
Singapura dikenal sebagai satu-satunya negara maju yang ada di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut dikarenakan kesuksesannya dalam bidang perdagangan dan jasa, sekaligus letaknya yang sangat strategis, yakni berada di antara jalur pelayaran dari negara-negara di Asia Barat, Asia Timur, Eropa, Amerika, Afrika, serta Australia.
Akan tetapi, meskipun sudah menjadi negara yang maju, masyarakat Singapura masih memiliki budaya tradisional yang terus dipertahankan dan dikembangkan dari tahun ke tahun. Kebudayaan tersebut dikemas dengan cara yang modern sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Berikut adalah beberapa budaya yang ada di Singapura.
Masyarakat Singapura memiliki cara tersendiri untuk merayakan Tahun Baru Cina. Perayaan tradisional ini diselenggarakan di China Town dengan meriah karena dipenuhi berbagai ornamen, hiasan, atau dekorasi lainnya yang memenuhi sepanjang jalan.
Terdapat satu makanan khas yang ada pada saat perayaan tahun baru, yakni bah kwa. Makanan tersebut adalah irisan daging babi barbekyu yang sangat diminati hingga pengunjung rela mengantre selama beberapa jam. Selain itu, hanya pada momen inilah pemerintah Singapura mengizinkan adanya kembang api.
Singapura juga memiliki cara lain untuk merayakan Tahun Baru Cina, yakni dengan parade Chingay. Parade tersebut merupakan parade jalan tahunan yang dilaksanakan di Malaysia dan Singapura. Biasanya, parade Chingay menjadi bagian dari perayaan ulang tahun dewa Cina yang disebut dengan Dewi Belas Kasih (Guanyin).
Di Singapura, parade Chingay pertama kali diadakan pada tahun 1973. Awalnya, hanya orang Cina yang dapat tampil dalam parade ini, tetapi lama-kelamaan orang Malay dan India juga dapat ikut serta sehingga menjadi semakin meriah. Oleh sebab itu, parade Chingay juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Selain perayaan Tahun Baru Cina di China Town dan parade Chingay, ada pula festival lainnya yang berkaitan dengan tahun baru, yakni Festival Sungai Hong Bao. Sungai Hong Bao sendiri sudah menjadi destinasi wisata bagi masyarakat lokal maupun wisatawan asing ketika ingin merayakan tahun baru sejak tahun 1987.
Festival ini dimeriahkan oleh hiasan lentera berukuran besar yang menggambarkan tokoh-tokoh mitologi serta legenda dari Tiongkok, seperti Dewa Kekayaan dan figur 12 hewan Shio. Terdapat pula opera dan pertunjukkan di jalan serta wahana hiburan yang bisa dinikmati oleh pengunjung.
Festival Malam Singapura atau Singapore Night Festival adalah perayaan yang diselenggarakan saat memasuki minggu ketiga bulan Agustus selama dua minggu. Festival ini terkenal dengan pertunjukkan cahaya yang diperlihatkan pada Museum Nasional Singapura.
Selain pertunjukkan cahaya di museum, terdapat pula berbagai karya seni yang menggunakan media lampu di sepanjang kawasan pusat seni utama bernama Bras Basah Bugis (BBB). Tidak hanya itu, terdapat pula penampilan bakat-bakat baik lokal maupun internasional. Seluruh rangkaian acara sebagian besar dibuka hingga larut malam.
Singapura memiliki festival seni cahaya yang dilaksanakan dengan memperhatikan sustainability sehingga tidak membahayakan alam. Festival i Light Marina Bay ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 oleh Urban Redevelopment Authority (URA), yakni otoritas yang menentukan sistem perencanaan kota Singapura.
Penggunaan huruf “i” dalam menamakan festival ini menggambarkan inovasi-inovasi yang digunakan dalam pelaksanaan festival, seperti pemilihan pencahayaan yang dilakukan oleh orang-orang penuh bakat dan kreativitas yang sudah terkenal hingga taraf internasional.
Festival Pertengahan Musim Gugur adalah sebuah perayaan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen di akhir musim gugur. Di sisi lain, masa ini juga merupakan saat di mana cahaya bulan sedang terang-terangnya dan inilah yang menyebabkan legenda bulan selalu dikaitkan dengan perayaan ini.
Festival ini juga disebut dengan Festival Kue Bulan atau Festival Lampion. Hal ini dikarenakan terdapat banyak penjual kue bulan dan lampion ketika festival ini diselenggarakan. Tidak hanya itu, di sekitar toko yang terdapat di gang-gang daerah Pecinan juga dihiasi dengan lampion warna-warni dengan berbagai ukuran dan bentuk serta biasanya diisi juga dengan pertunjukkan budaya Cina yang bermacam-macam.
Tidak hanya masyarakat Amerika yang memiliki Halloween, orang-orang Cina juga memiliki Festival Hungry Ghost atau disebut juga dengan Zhong Yuan Jie sebagai bentuk penghormatan bagi mereka yang sudah meninggal. Mereka meyakini bahwa arwah-arwah akan berkeliaran dan harus diberi persembahan agar arwah tersebut tidak berbuat “kerusakan”.
Selain memberikan makanan dan uang, memberikan hiburan untuk para arwah juga penting. Oleh sebab itu, terdapat pula pertunjukan ‘getai’ yang dilakukan untuk menghibur roh-roh pengembara tersebut. ‘Getai’ merupakan hewan unik yang dihiasi lampu-lampu. Masyarakat biasa pun bisa melihat pertunjukkan ini asal tidak duduk di barisan depan.
Masyarakat Singapura pada dasarnya terdiri atas berbagai suku bangsa sehingga ada pula perayaan khas di negara ini yang berkaitan dengan agama, yakni festival Thaipusam. Festival ini dirayakan setiap tahun selama dua hari oleh mereka yang beragama Hindu atau komunitas Hindu Tamil.
Pada saat festival Thaipusam, orang-orang yang merayakannya akan membawa kavadi, sebutan untuk pot berisi susu yang terbuat dari kayu serta berjalan kaki sejauh 4,5 km. Perayaan festival tersebut berpusat di antara Kuil Sri Srinivasa Perumal di Serangoon Road dan Kuil Sri Thendayuthapani Temple di Tank Road.
Demikianlah penjelasan mengenai budaya negara Singapura. Kesimpulannya, Singapore yang merupakan negara maju karena perdagangan dan jasa serta wilayahnya yang strategis tidak membuat masyarakat di negara ini meninggalkan budayanya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan berbagai perayaan yang masih dilakukan hingga saat ini sebagai bagian dari kebudayaan di Singapura, di antaranya, yaitu Tahun Baru Cina, Parade Chingay, Festival Sungai Hong Bao, Festival Malam Singapura, i Light Marina Bay, Festival Pertengahan Musim Gugur, Festival Hungry Ghost, dan Festival Thaipusam.