Rapid test Antigen, saat ini lebih direkomendasikan oleh World Human Organization atau WHO daripada Rapid tes antibody. WHO sendiri menganjurkan tes ini pada kondisi di mana real-time reverse transcription polymerase chain reaction (rRT-PCR) tidak mungkin dilakukan untuk semua kasus suspek.
Antigen dikenal lebih efektif dan akurat dibanding test antibody yang mana mampu untuk mendeteksi komponen protein SARS-CoV-2 secara langsung (bila dibandingkan dengan rapid test yang hanya mendeteksi antibodi), akurasinya yang baik untuk fase akut, dan hasilnya yang bisa diperoleh lebih cepat daripada rRT-PCR.
Selain itu, rapid test antigen tidak memerlukan spesifikasi laboratorium khusus (biosecurity level II)dan tidak memerlukan keterampilan petugas yang terlalu rumit. Untuk pengambilan sampel test rapid antigen hampir sama dengan PCR, yaitu dengan Swab atau tes usap.
Secara umum, rapid test antigen bekerja dengan cara mendeteksi struktur asing (dari virus, bakteri, maupun patogen lain) yang dapat mencetuskan respons imun tubuh. Sebagian besar rapid test antigen untuk COVID-19 menggunakan metode imunodeteksi sandwich dengan format tes alur lateral yang umum dipakai untuk tes HIV, malaria, dan influenza.