Peluang usaha dapat diartikan suatu kesempatan yang dapat digunakan seseorang untuk melakukan proses dalam mencapai tujuan.
Dalam hal ini, tujuan tersebut dapat berupa laba. Kesempatan yang dimaksud adalah waktu, modal, sumber daya, dan sebagainya.
Namun, perlu dilihat apakah resiko usaha yang ada lebih besar daripada laba yang akan diperoleh.
Terdapat beberapa metode untuk menganalisis peluang usaha. Di antaranya adalah SWOT dan CSF.
CSF (Critical Success Factor) adalah metode analisis peluang usaha dengan cara melihat hal-hal kritis di dalam lingkungan perusahaan.
Beberapa hal membutuhkan perhatian khusus dan dapat menjadi pengaruh pada suatu usaha.
Perusahaan perlu mengetahui visi, misi, dan tujuan pengambilan suatu peluang untuk melakukan analisis ini.
Banyak cara untuk melakukan analisis CSF. Misalnya melihat kualitas produk, teknologi yang digunakan, sumber daya manusia, dan sebagainya.
Masalah yang telah dikumpulkan dapat menjadi pertimbangan bisnis ke depan. CSF dapat dikaitkan dengan SWON.
CSF dapat digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan.
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weakness, Opportunities, Threats.
Dalam bahasa Indonesia, SWOT dapat diterjemahkan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman.
Strengths
Strengths adalah kekuatan yang dimiliki oleh seorang pengusaha. Strengths merupakan faktor internal.
Modal apa yang dimiliki seorang pengusaha? Apa saja sumber daya yang ada?
Contoh:
Weakness
Sama seperti strengths, weakness pun berasal dari faktor internal. Jika strengths merupakan sesuatu yang sudah dimiliki, weakness ialah sesuatu yang belum dimiliki.
Contoh:
Oppurtunities
Oppurtunities merupakan faktor eksternal. Oppurtunities adalah kesempatan yang ada di pasar, masyarakat, dan sebagainya.
Oppurtunities dapat menjadi nilai tambah dalam rencana melakukan suatu usaha.
Contoh:
Threats
Threats merupakan kebalikan dari opportunities. Threats adalah bahaya yang ada di luar. Threats dapat menjadi resiko terhadap kelangsungan usaha.
Jika tidak dipertimbangkan dengan baik, threats dapat membuat kelangsungan usaha berhenti.
Contoh:
Contoh Kasus menganalisis Peluang Usaha:
Toko Lezzat menjual beraneka oleh-oleh. Toko ini memiliki reputasi yang baik. Toko tersebut berlokasi tetap di jalan yang ramai dengan turis dan dekat dengan berbagai objek wisata.
Toko Lezzat ingin menambah varian kue berupa bolu gulung berbahan sesuatu yang khas dari daerah tersebut.
Namun, toko tersebut tidak memiliki staff yang dapat membuat bolu gulung.
Selain itu, di lokasi tersebu toko lain juga baru saja meluncurkan produk baru.
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa Toko Lezzat mempunyai kekuatan berupa lokasi tetap dan reputasi.
Namun, toko tersebut tidak memiliki staff yang dapat merealisasikan produk baru. Karenanya, perlu ada staff baru atau pelatihan terhadap staff lama.
Hal tersebut memerlukan modal untuk membayar staff baru atau memberikan pelatihan kepada staff lama.
Opsi lainnya adalah mencari pihak ketiga yang dapat memasok bolu gulung.
Untuk itu, analisis faktor eksternal diperlukan untuk melihat apakah kekuatan yang ada dan modal yang harus dikeluarkan sesuai dengan peluang yang ada.
Dalam hal ini, Toko Lezzat perlu mempertimbangkan selera masyarakat.
Keberadaan objek wisata di sekitar dapat menjadi peluang untuk mendapatkan konsumen dengan berbagai selera.
Toko Lezzat juga perlu membuat produk yang jauh lebih unggul daripada toko kompetitor. Hal itu agar konsumen lebih memilih berbelanja ke Toko Lezzat.