Cara Penulisan Kutipan dalam Karya Tulis Ilmiah

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kutipan merupakan salah satu hal yang penting dalam penyusunan karya ilmiah. Akan tetapi, banyak dari kita yang bingung bagaimana cara menulis kutipan yang benar dalam sebuah karya ilmiah.

Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari penulisan kutipan yang benar dalam karya ilmiah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengutip:

  • Kutip sehemat-sematnya, maksudnya adalah kita harus mengutip dengan sehemat-hematnya, yaitu dengan mengutip kalimat yang diperlukan saja. Misalnya, kita hanya memerlukan satu kalimat dari sebuah paragraf, maka kita hanya perlu mengutip satu kalimat tersebut.
  • Kutip hanya jika dirasa perlu, sebelum mengutip sebuah kalimat kita perlu mempertimbangkan keselarasan kutipan dalam sebuah teks. Kutipan memang diperlukan untuk mendukung sebuah argumen. Akan tetapi, keberadaannya perlu kita pertimbangkan, karena bisa saja kutipan tersebut tidak ada kaitannya dengan materi yang sedang kita susun.
  • Kutipan langsung harus menggunakan tanda petik dua (“…”). Sebenarnya, alangkah lebih baik lagi apabila kita mengubah kutipan langsung menjadi kutipan tidak langsung. Apabila kita merasa kekuatan atau maksud kutipan menjadi tidak pas atau berkurang, kita dapat menggunakan kutipan langsung. Gunakan kutipan langsung secukupnya dan seperlunya saja, jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung.
  • Terlalu banyak kutipan langsung membuat susunan paragraf menjadi tidak selaras atau tidak nyambung.

Kutipan dalam penulisan karya ilmiah terdiri dari dua jenis, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Kutipan langsung adalah kutipan yang sama persis seperti yang dikutip, bahasa yang digunakan pun sama persis dan tidak diubah.

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang menulis kembali bahan yang dikutip dengan kata-kata kita sendiri dengan tidak mengubah makna yang terkandung di dalamnya.

Cara Menulis Kutipan Langsung

Ada dua cara untuk menulis kutipan langsung.

Cara pertama: Kutipan langsung yang kurang dari empat baris dituliskan dalam teks dengan jarak yang sama dengan baris asli di dalam teks (2 spasi).

Contoh :

Lebih lanjut Alwi (1998:319) mengatakan, “Kecuali dalam intonasi akhir atau tanda baca, kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dengan klausa.”

Cara kedua: Kutipan langsung yang terdiri dari empat baris atau lebih ditempatkan di bawah baris teks yang mendahuluinya, ditulis dengan jarak satu spasi dan menjorok sama dengan paragraf baru dan tanpa tanda petik. Dapat juga ditulis atau diketik dengan huruf yang sama atau lebih kecil tergantung ketentuan instansi.

Contoh :

Terkait dengan kalimat dan klausa, khususnya perbedaan antar keduanya, berikut ini adalah pendapat Alwi (1998:319).

Kecuali dalam hal intonasi akhir atau tanda baca yang menjadi ciri kalimat yang telah disinggung, kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dari klausa. Baik kalimat maupun klausa merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi. Dilihat dari struktur internalnya, kalimat dan klausa keduanya terdiri atas unsur predikat dan subjek dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan.

(Ukuran huruf tergantung kebijakan, bisa sama dengan ukuran huruf di baris sebelumnya atau lebih kecil.)

Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan cara untuk menghindari penjiplakan. Oleh karena itu, lebih baik kita mengubah kutipan langsung menjadi kutipan tidak langsung.

Kutipan tidak langsung juga menghindarkan kita dari susunan paragraf yang tidak sinkron atau tidak nyambung.

Contohnya : (kutipan langsung pada contoh di atas, kita ubah menjadi kutipan tidak langsung).

Mengenai persamaan dan perbedaan antara klausa dan kalimat, Alwi (1998:319) berpendapat bahwa perbedaan yang paling mencolok antara klausa dan kalimat yaitu terletak pada intonasi dan tanda baca. Klausa tidak menggunakan intonasi dan tanda baca. Berbeda dengan klausa, kalimat dilengkapi dengan intonasi dan tanda baca.

Cara Menulis Catatan Pustaka

Baik dalam kutipan langsung maupun tidak langsung harus memuat cacatan pustaka sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Catatan pustaka dicantumkan di awal atau di akhir kutipan, yaitu memuat nama akhir pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.

Berikut ini cara menulis catatan pustaka dalam karya ilmiah:

  • Apabila nama pengarang dinyatakan di dalam teks, nama pengarang ditulis nama akhirnya (apabila dua kata atau lebih). Nama pengarang ditulis dengan diikuti tahun terbit dan halaman teks yang dikutip. Tahun dan nomor halaman di ketik di dalam kurung dan dipisahkan dengan titik dua tanpa spasi. Contoh :
    • Menurut Alwi (1998:318) dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar.
  • Apabila nama pengarang tidak dinyatakan di dalam teks, nama akhir pengarang, tahun terbit, serta halaman diletakkan di akhir kutipan sebelum tanda titik. Nama pengarang, tanda koma, spasi, kemudian tahun terbit lalu tanda titik dua dan diakhiri dengan nomor halaman. Contoh:
    • Dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar (Alwi, 1998:318).
  • Apabila pengarang terdiri dari dua orang, kedua nama akhir pengarang dicantumkan dan dipisahkan dengan kata dan. Jika lebih dari dua orang menggunakann dkk. (dan kawan-kawan). Contoh:
    • Dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar (Alwi dkk., 1998:318).
  • Apabila pada tahun yang sama terdapat beberapa karya dari pengarang, maka digunakan a, b, c, dan seterusnya di belakang tahun terbit sebagai pembeda. Contoh:
    • Alwi (1998a:37) berbendapat bahwa …. Pendapat tersebut diperkuat dengan pernyataan …. (Alwi, 1998b:56).
  • Apabila beberapa sumber diacu secara bersamaan, nama pengarang, tahun terbit dan nomor halaman dicantumkan di dalam satu kurung. Contoh:
    • Imbuhan dalam bahasa Indonesia terdiri atas imbuhan awal (prefiks) , imbuhan akhir (sufiks), sisipan (infiks) dan imbuhan gabungan prefiks dan sufiks (alwi dkk., 1998: 103; Sugiarto dkk., 1998: 33).
  • Apabila sumber pustaka tidak mempunyai tahun terbit, maka setelah nama pengarang ditulis Tanpa Tahun.
    • Dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar (Alwi, Tanpa Tahun: 318).
fbWhatsappTwitterLinkedIn