David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White berpendapat bahwa sosialisasi merupakan proses belajar peran, status, dan nilai yang diperlukan oleh individu untuk ikut serta / berpartisipasi dalam institusi sosial.
Menurut James W. Vander Zanden sosialisasi adalah suatu proses interaksi sosial yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku esensial (mendasar dan sangat diperlukan) agar dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
Berdasarkan polanya, sosialisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sosialisasi represif dan partisipatif. Kedua pola sosialisasi tersebut memiliki perbedaan dan karakteristik masing-masing. Berikut adalah penjelasan mengenai sosialisasi partisipasif beserta contohnya.
Sosialisasi partisipatif atau partisipatoris merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang terdapat dalam masyarakat. Bentuk sosialisasi ini menekankan pada pemberian kebebasan dan independensi kepada anak tanpa melakukan paksaan dan kekerasan fisik maupun verbal. Melalui pola sosialisasi ini dapat membentuk kepribadian anak menjadi lebih mandiri, memiliki kemampuan memimpin, dan bekerja sama yang baik.
Ciri-ciri sosialisasi partisipatif adalah sebagai berikut:
Berikut adalah beberapa contoh sosialisasi partisipatif yaitu: