Makna kias dalam teks (novel) sejarah adalah makna kata atau rangkaian kata yang berbeda dengan makna kata atau rangkaian kata penyusunnya. Perbedaan ini dapat menimbulkan keindahan dalam cerita atau juga menyampaikan pesan tertentu. Hal inilah yang mendorong penggunaan makna kias.
Penggunaan makna kias dalam cerita adalah salah satu gaya penulisan yang kerap digunakan. Makna kias menimbulkan keindahan sehingga kerap dibuat untuk meningkatkan daya Tarik sebuah karya sastra. Makna kias dapat dituangkan baik dalam bentuk kata, rangkaian kata, atau yang lainnya.
Sama halnya dalam penulisan cerpen atau novel lainnya. Novel sejarah juga banyak menggunakan makna kias dalam penulisannya. Tujuan menggunakan makna kias adalah untuk memperkuat rasa imajinasi atau khayalan para pembaca.
Di dalam novel sejarah kata kias dapat berupa kata, frasa, ungkapan, dan peribahasa. Kata atau frasa yang bermakna kiasan ini digunakan si penulis untuk menumbuhkan khayalan atau imajinasi para pembaca saat membacanya atau membuat lebih indah ceritanya. Makna kias atau makna konotasi yang terdapat dalam teks cerita atau novel sejarah bisa dilihat sebagai berikkut :
Menhujani = terkena
Berguguran = tewas, meninggal dunia, terbunuh
Tulang punggung = penopang ekonomi
Terpukul hatinya = sangat sedih
Tulang punggung = sandaran atau sumber kekuatan
Membeku = diam saja
Kucing hitam di waktu malam dan burung merak di waktu siang = orang yang menakutkan secara fisik namun baik hatinya