Daftar isi
Sosiologi adalah ilmu yang memelajari fakta di lapangan, berfokus pada peristiwa-peristiwa nyata di tengah masyarakat sebagai bagian dari kehidupan sosial. Namun, sosiologi juga bersifat abstrak karena merupakan ilmu yang tidak nyata atau bukan berfokus pada pengetahuan yang konkret.
Ilmu pengetahuan yang berkonsentrasi pada hal-hal konkret tentu saja memerlukan wujud dan bentuk nyata dari obyek yang dipelajari. Konkret artinya benar-benar ada di mana obyek tersebut harus dapat kita sentuh, lihat, dan ukur secara fisik. Sementara itu, sosiologi bersifat abstrak tidak dapat dipegang, diraba, dilihat, dan dirasakan secara fisik.
Oleh sebab itu, sosiologi dengan sifat abstrak dikenal berkaitan dengan aspek kebudayaan non-material. Artinya, sosiologi memelajari dan membahas hal-hal yang tidak dapat dirasakan secara nyata namun sudah jelas hadir di tengah masyarakat.
Berikut contoh sosiologi bersifat abstrak.
Budaya adalah salah satu bagian yang dipelajari dalam sosiologi yang bersifat abstrak. Budaya merujuk pada suatu pola atau cara hidup suatu masyarakat, baik dalam kelompok kecil ataupun besar. Budaya akan terus berkembang seiring waktu dan sudah pasti diwariskan turun-temurun agar tidak luntur dan punah.
Budaya dapat bersifat konkret seperti karya seni rupa, bangunan, pakaian, hingga perkakas, namun beberapa budaya juga bersifat abstrak atau non-material, seperti bahasa, adat istiadat hingga keyakinan atau kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Perilaku individu maupun kelompok sangat dipengaruhi oleh unsur budaya ini karena budaya tidak hanya abstrak, tapi juga sangat luas serta kompleks.
Istilah ide, gagasan atau pikiran adalah salah satu contoh bentuk sosiologi bersifat abstrak, entah itu pada individu atau kelompok. Konsep abstrak adalah suatu konsep yang tidak ada wujud nyatanya sehingga hanya merupakan gambaran mental.
Ide, gagasan maupun pikiran selalu bersifat spontan yang terkadang pula out of the box (tidak teratur, tidak terduga, dan benar-benar berbeda dari apa yang umumnya orang lain pikirkan). Kemampuan individu atau suatu kelompok dalam berpikir atau mengeluarkan ide berbeda biasanya disebut dengan istilah berinovasi.
Ide dan gagasan abstrak juga kerap dikaitkan dengan bentuk kreativitas seseorang, entah dalam pemecahan masalah, perencanaan suatu hal, atau dalam hal lainnya. Meski bersifat abstrak dan tergolong sebagai budaya non-material, adanya ide, gagasan atau pikiran merupakan penentu sikap, tindakan, dan perilaku masyarakat.
Dengan adanya bahasa yang beraneka ragam, antara individu satu dengan individu lain dan kelompok satu dan kelompok lain dapat saling berinteraksi. Bahasa sebagai contoh budaya non-material juga tergolong sebagai sosiologi bersifat abstrak yang membuat komunikasi berjalan lancar di dalam masyarakat.
Individu atau kelompok tertentu yang menguasai satu atau lebih bahasa tertentu dapat berkomunikasi secara bebas dengan orang yang memiliki bahasa tersebut, baik ketika ada kepentingan atau sekadar basa-basi. Walau tidak dapat disentuh dan dilihat, bahasa adalah abstraksi yang bersifat pokok di mana saja kita berada.
Pola pikir dan perilaku adalah contoh lain bahwa sosiologi bersifat abstrak karena keduanya sama sekali tidak dalam bentuk nyata yang bisa kita sentuh. Pola pikir dan perilaku individu dan kelompok tertentu dalam masyarakat hanya dapat diamati dan dinilai.
Sebagai bagian dari budaya, pola pikir dan perilaku antara satu orang/kelompok dengan lainnya bisa berbeda-beda menurut lingkungan tempat mereka berada atau lingkungan mereka dibesarkan.
Walau sosiologi tidak mengedepankan suatu peristiwa benar atau salah menurut nilai dan norma sosial karena bersifat kategoris, dalam memelajari perilaku masyarakat tentu kita perlu mengenal nilai dan norma yang berlaku. Nilai sosial berperan penting dalam etika yang berpengaruh dalam penentuan individu atau kelompok dalam bertindak dan beraktivitas.
Norma sosial pun demikian, berfungsi utama memengaruhi perencanaan individu atau kelompok dalam hidup bermasyarakat. Tradisi dan adat istiadat adalah dua hal yang tergolong sebagai norma sosial agar seseorang atau kelompok tertentu bisa menyesuaikan diri ketika berada di tengah masyarakat.
Sifat abstrak dalam sosiologi juga ditunjukkan melalui keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh individu atau suatu kelompok terhadap apa yang mereka rasakan tanpa ada wujud nyatanya. Seseorang dengan kepercayaan atau keyakinan dalam suatu hal akan sangat memercayainya dan menganggap itu benar, terlepas dari hal tersebut memang sungguh-sungguh benar atau justru salah.
Suatu keyakinan atau kepercayaan yang masih cukup besar di Indonesia adalah Sunda Wiwitan yang tidak asing lagi bagi orang-orang yang tinggal di daerah Sunda serta tradisi Kejawen di Jawa.
Contoh-contoh sosiologi bersifat abstrak tidak dapat ditentukan benar salahnya serta tidak bisa diukur seberapa baik dan seberapa buruknya.