Daftar isi
Dalam kehidupan sosial lingkungan bermasyarakat yang beragam dengan adanya banyak perbedaan antar individu maupun kelompok adalah suatu hal yang sangat wajar terjadi. Keberagaman dalam kelompok masyarakat tersebut merupakan sebuah fenomena sosial yang bersifat horizontal dan vertikal.
Perbedaan anggota masyarakat dalam struktur sosiologi ini disebut sebagai stratifikasi sosial yang bisa mengelompokkan setiap individu dan kelompok dalam suatu masyarakat yang berbeda tersebut. Stratifikasi sosial merupakan sebuah penggolongan masyarakat ke dalam suatu kelas yang bisa disusun secara bertingkat. Stratifikasi sosial dikenal juga dengan sebutan lapisan antar anggota masyarakat.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa stratifikasi sosial merupakan sebuah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas sosial secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.
Penggolongan kelas ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangnya pembagian antara hak, kewajiban, dan tanggung jawab nilai sosial dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial lalu terbagi menjadi stratifikasi sosial terbuka, tertutup, dan campuran.
Salah satu contoh stratifikasi sosial tertutup seperti adanya sistem kasta di Jawa dan sistem kasta di agama Hindu. Sistem kasta di tanah Jawa membagi masyarakatnya menjadi dua golongan yaitu golongan darah biru dan golongan rakyat biasa.
Hal ini menyebabkan tidak mungkin bagi seseorang yang berasal dari keturunan orang biasa seperti petani bisa bergabung menjadi anggota keluarga dari keturunan ningrat atau bangsawan darah biru.
Dalam masyarakat agama Hindu juga mengenal sistem kasta dari yang paling tinggi Brahmana (pendeta) dan kasta yang paling rendah adalah Sudra (masyarakat biasa). Sistem kasta ini sudah ada sejak kehidupan sosial seseorang itu dilahirkan.
Adanya sistem kasta membuat lapisan terendah tidak bisa naik kasta, namun terdapat pengecualian jika seseorang berasal dari kata atas turun menjadi kasta yang lebih rendah.
Salah satu contoh stratifikasi sosial berdasarkan tingkat kekayaan dan materi yaitu kepemilikan tanah di lingkungan pertanian pada kebanyakan masyarakat Indonesia. Bentuk stratifikasi sosialnya seperti petani pemilik tanah, petani penyewa, dan penggarap, serta para buruh tani.
Kebanyakan pemilik tanah akan menyewa tenaga dari para petani penggarap yang tidak mempunyai tanah. Kadang mereka akan dibayar dengan ongkos yang tidak setimpal dengan tenaganya. Perbedaan ekonomi diantara keduanya juga sangat terlihat meskipun itu terjadi di masyarakat pedesaan.
Contoh stratifikasi sosial dalam pendidikan adalah seseorang yang mempunyai tingkat ekonomi keluarga yang baik mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang yang paling tinggi dari pada keluarga yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Mereka tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi.
Faktor ekonomi menjadi salah satu alasan mengapa hal itu terjadi. Perbedaan itu menjadi penghambat bagi seseorang untuk belajar dan berkembang mengasah skill nya untuk meningkatkan taraf hidup sosialnya di lingkungan masyarakat.
Sehingga kebanyakan keluarga yang mempunyai ekonomi yang buruk akan terulangi lagi pada generasi sebelumnya. Kecuali jika ia mau berubah dan mengubah nasib dirinya sendiri.
Contoh stratifikasi sosial dalam bidang kesehatan yaitu ketika orang yang mempunyai taraf ekonomi yang baik akan mampu untuk berobat di rumah sakit yang memiliki kualitas dan teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai tingkat perekonomian yang lebih rendah. Orang tersebut akan mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya karena mereka memiliki uang untuk membayarnya.
Sedangkan untuk masyarakat dari kalangan yang tidak mampu akan mendapatkan pelayanan yang kurang memuaskan karena mereka tidak sanggup untuk membayar biaya yang diperlukan. Padahal kebanyakan dari orang itu lebih menderita akibat dari faktor ekonomi yang dialaminya.
Contoh stratifikasi sosial berdasarkan pekerjaan seperti halnya seseorang yang mempunyai cukup banyak modal akan lebih mudah untuk semakin memperluas usahanya agar mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Sedangkan bagi seseorang yang tidak mempunyai banyak modal tentu akan merasa kesulitan sekali. Untuk bersaing membuka usaha tentu akan kalah dengan para pengusaha yang sudah merintis bisnisnya secara besar-besaran.
Para pencari kerja juga merasa kesulitan untuk bersaing mendapat pekerjaan dengan skill dan bekal pengetahuan yang tidak mumpuni di tengah-tengah sedikitnya peluang lapangan pekerjaan yang terbuka.
Kebanyakan orang yang termasuk dari kalangan atas atau memiliki status sosial yang tinggi tentu mempunyai gaya hidup dan gaya berpakaian yang berbeda dengan masyarakat yang tidak mampu.
Mereka akan berbusana dengan menonjolkan wujud dari perhiasan atau fashion branded-nya, sedangkan masyarakat yang berasal dari kalangan bawah memakai pakaian hanyalah sebatas untuk melindungi tubuh dari panas dan dinginnya cuaca saja itu saja sudah sangat bersyukur sekali.
Sebuah contoh dari stratifikasi campuran yaitu ketika seseorang yang berstatus Raden mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, ketika ia berpindah tempat tinggal di seperti Jakarta dan bekerja sebagai buruh. Maka, kondisi orang itu memiliki kedudukan strata sosial yang lebih rendah di lokasi tersebut, sehingga perlu adanya penyesuaian diri di tempat ia tinggal sekarang.
Di dalam sebuah struktur keluarga, tentunya seorang suami menempatkan dirinya di dalam struktur sosial sebagai yang paling tinggi dibandingkan dengan para anggota keluarga lainnya seperti istri dan anak-anaknya. Ia menjadi kepala keluarga yang mengambil andil dan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan anggota keluarga yang lainnya.
Di dalam sebuah keluarga yang masih menjunjung tinggi adat dan istiadat biasanya akan berlaku ketentuan jika anak laki-laki akan mendapatkan kesempatan yang lebih besar daripada anak perempuan dalam hal pendidikan dan warisan.
Tidak hanya dalam lingkungan keluarga saja, tetapi banyak ditemukan perbedaan untuk mendapatkan kesempatan yang sama antara laki- laki dan perempuan dalam berbagai bidang. Padahal keduanya sama-sama bisa melakukan pekerjaan yang dianggap tidak mampu untuk dilakukan oleh keduanya.