Daftar isi
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai ekuinoks, berikut pembahasannya.
Ekuinoks merupakan istilah serapan bahasa Latin dari Equinox (Equi = sama, dan nox = malam) yang berarti malam yang sama. Maka dari itu, ekuinoks digunakan untuk menggambarkan peristiwa saat lama waktu siang dan malam sama.
Fenomena siang dan malam adalah fenomena yang selalu kita temui setiap hari, bukan? Akibat rotasi bumi dari barat ke timur, penyinaran matahari secara periodik akan berpindah dari belahan bumi timur ke barat.
Apabila ada saat lama waktu siang dan malam sama-sama 12 jam, justru peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang langka dalam satu tahun. Hal-hal berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipahami terkait peristiwa ekuinoks.
Saat mempelajari bumi dan benda langit lainnya dalam bidang ilmu Astronomi, kita tahu bahwa bumi merupakan salah satu planet yang mengitari matahari. Bentuknya bulat pepat dan melakukan dua gerakan sekaligus yakni rotasi dan revolusi.
Dalam melakukan rotasi, bumi berputar terhadap sumbunya sendiri seperti sebuah gasing. Sumbu bumi ini miring (sekitar 23,5o) sehingga berputarnya pun miring. Menarik, bukan? Akibat gerakan ini kita mengalami waktu siang dan malam.
Karena kemiringan sumbu tadi, lama waktu siang dan malam setiap harinya berbeda. Tempat-tempat di bumi pun memiliki durasi siang malam yang berbeda antar satu tempat terhadap tempat yang lain.
Lalu, bumi juga mengitari matahari. Kita kenal dengan gerakan revolusi Bumi. Untuk mengitari matahari sebagai pusat galaksi, bumi berputar dalam sebuah lintasan yang seolah-olah terlihat seperti bidang datar yang disebut dengan ekliptika.
Sebelumnya kita tahu bahwa sumbu bumi itu miring, bukan? Apabila dibandingkan dengan bidang ekliptika yang dilewati, sumbu bumi selalu miring ke satu arah.
Dalam sudut pandang ini, katakan saja bahwa sumbu bumi miring ke sisi kanan. Maka akan seterusnya miring ke sisi kanan, bukan? Sehingga akan ada saat ketika kutub utara lebih condong menuju matahari dan ada juga saat ketika kutub selatan yang lebih condong menuju matahari.
Saat itu, sinar matahari tidak tepat jatuh pada garis equator/khatulistiwa. Sinar tersebut jatuh lebih ke belahan utara atau lebih ke belahan bumi selatan.
Lalu, akan ada juga saat ketika kutub utara maupun selatan tidak condong menuju matahari. Saat itu kutub utara sedang mengalami musim gugur (autumn) atau musim semi (spring).