Elastisitas Pendapatan: Pengertian, Rumus, Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Elastisitas Pendapatan?

Elastisitas pendapatan merupakan tingkat perubahan respon yang mengarah pada permintaan suatu barang akibat perubahan pendapatan konsumen. Kondisi ini disebut juga dengan income elasticity, dimana perubahan tersebut bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah.

Pendapatan memang sangat mempengaruhi daya beli konsumen. Secara tidak langsung, kondisi ini akan berdampak pada permintaan barang-barang tertentu. Saat pendapatan konsumen meningkat, permintaan barang tersebut juga akan ikut meningkat. Dengan pendapatan yang lebih banyak, maka uang yang digunakan untuk belanja semakin banyak.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan, orang-orang akan melakukan peningkatan terhadap barang-barang yang dipakainya. Hal ini akan berbanding lurus dengan jumlah barang yang diminta di pasaran.

Namun, di kasus-kasus tertentu, kondisi akan berbeda. Ada beberapa kasus yang berlangsung berkebalikannya. Saat barang naik, permintaan justru mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, termasuk harga produk pelengkap, harga produk substitusi, selera, serta preferensi dari konsumen.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi elastisitas pendapatan adalah :

  • Harga Jual Produk

Secara langsung, harga jual produk akan mempengaruhi elastisitas pendapatan. Kondisi ini akan diperkuat jika produk tersebut tergolong dalam kebutuhan pokok yang sulit dicari penggantinya.

  • Harga Produk Pelengkap/Komplementer

Barang pelengkap adalah barang yang harus digunakana bersamaan dengan barang pokok. Apabila barang pelengkap tidak tersedia, penggunaan barang utama akan menjadi tidak maksimal dan mempengaruhi harga penjualan.

  • Harga Produk Pengganti/Substitusi

Barang pengganti yang cocok untuk mensubstitusi barang utama dapat mempengaruhi harga jual kedua barang tersebut. Sebagai contoh, masyarakat dapat mengganti beras dengan mie yang sama-sama berfungsi sebagai karbohidrat utama yang mengenyangkan.

  • Selera/Minat Konsumen

Minat dan selera konsumen terhadap suatu barang sangat mempengaruhi elastisitas pendapatan. Jika masyarakat ingin barang dengan kualitas yang baik dan mahal, maka barang mewah akan mendapatkan permintaan yang lebih tinggi daripada barang inferior.

Jenis Elastisitas Pendapatan dari Permintaan

Bisnis hanya dapat mengukur elastisitas pendapatan dari permintaan produk dengan minimal salah satu dari lima hubungan kausal, diantaranya adalah :

  • Tinggi, peningkatan pendapatan konsumen dapat menyebabkan peningkatan kuantitas produk. Hal ini disebabkan karena lebih banyak individu yang dapat membeli produk.
  • Unitary, peningkatan pendapatan konsumen yang sejalan dengan kuantitas perminta suatu produk.
  • Rendah, poin rendah dapat diartikan dengan peningkatan pendapatan konsumen yang kurang selaras dengan kuantitas yang diminta dalam suatu produk.
  • Nol, sebuah kondisi dimana jumlah produk yang dibeli atau diminta oleh konsumen sama dengan pendapatan mereka.
  • Negatif, sebuah kondisi dimana peningkatan pendapatan konsumen menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta.

Menurut Nugrohi (2003), ada 5 jenis elastisitas permintaan, diantaranya adalah :

  • Permintana Inelastis Sempurna (E=0), sebuah kondisi dimana perubahan harga yang terjadi tidak mempengaruhi permintaan sehingga perubahan tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan barang, misalnya obat-obatan.
  • Permintaan Inelastis (E<1), sebuah kondisi dimana perubahan harga kurang berpengaruh terhadap perubahan permintaan, dimana perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang relatif kecil, misalnya beras.
  • Permintaan Elastis Uniter (E=1), sebuah kondisi dimana perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga, dimana perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama, misalnya barang elektronik.
  • Permintaan Elastis (E>1), sebuah kondisi dimana perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga, dimana perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar, misalnya barang mewah.
  • Permintaan Elastis Sempurna (E=~), sebuah kondisi dimana perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga, dimana perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik turunnya permintaan, misalnya bumbu dapur.

Rumus Elastisitas Pendapatan

Untuk menghitung elastisitas pendapatan, anda dapat menggunakan beberapa langkah sederhana saja. Bandingkan saja persentase perubahan jumlah permintaan sebuah barang dengan persentase dari perubahan pendapatan.

Dari hasil elastisitas pendapatan, akan ditemukan dua jenis klasifikasi barang, yaitu :

  • Barang Normal, jika elastisitasnya lebih dari 0 (IE > 0), dimana kuantitas permintaan meningkat saat harga naik.
  • Banrang Inferior, jika elastisitasnya kurang dari 0 (IE < 0), dimana peningkatan pendapatan menurunkan kuantitas permintaan

Setelah mengetahui rumusnya, anda juga harus mengetahui langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk mendapatkan hitungan yang akurat. Langkah tersebut antara lain :

  • Hitung Rata-Rata Perubahan Pendapatan Konsumen Setiap Tahunnya

Lakukanlah sedikit riset pasar untuk memperoleh data rata-rata perubahan pendapatan konsumen setiap tahunnya. Misalnya, pendapatan rata-rata konsumen tahun lalu adalah 60 juta pertahun sedangkan tahun ini rata-rata pendapatannya adalah 70 juta pertahun. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa pendapatan rata-rata konsumen mengalami kenaian.

  • Bandingkan Permintaan Produk yang Terjual dengan Tahun Sebelumnya

Lakukan juga pengumpulan data barang yang terjual saat ini dan bandingkanlah dengan data di tahun sebelumnya. Dari poin ini akan didapati hasil apakah ada peningkatan atau penurunan dari jumlah barang yang terjual.

  • Analisis Perubahan Permintaan Barang dan Pendapatan

Saat kedua data telah diketahui secara lengkap, anda dapat menghitung perubahan permintaan serta menghitung pendapatan konsumen dari tahun sebelumnya. Masukanlah setiap data yang sudah dimiliki dalam rumus elastisitas pendapatan.

Pengertian Barang Normal dan Barang Inferior

Barang inferior merupakan suatu jenis produk yang memiliki tingkat elastisitas pendapatan yang negatif, atau dibawah nol. Permintaan produk ini cukup berbanding terbalik dengan nilai pendapatan konsumen. Jika pendapatan konsumen bertambah, permintaan akan produk ini akan mengalami penurunan.

Barang normal merupakan salah satu jenis barang yang memiliki tingkat elastisitas di atas nol, atau dapat disebut juga positif. Kondisi menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan sehingga jumlah permintaannya juga ikut bertambah.

Menurut signifikansi perubahan jumlah permintaan, barang normal dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

  • Barang Mewah

Barang mewah merupakan produk yang memiliki elastisitas pendapatan di atas satu. Barang ini juga menunjukan bahwa permintaan sangat sensitif pada perubahan penghasilan konsumennya. Barang mewah dikatakan elastis pada pendapatan karena akan dibeli saat kebutuhan umum telah terpenuhi.

  • Barang Kebutuhan

Barang kebutuhan merupakan produk dengan elastisitas pendaptan di atas nol namun tidak lebih dari satu. Tingkat elastisitasnya dapat dikatakan rendah dan kenaikan pendaptan tidak akan mempengaruhi jumlah permintaanya secara setara. Jika pendaptan naik sebesar 10%, jumlah permintaan akan mengalami peningkatan kurang dari nilai tersebut.

Pengaruh Elastisitas Pendapatan pada Kurva Permintaan

Peningkatan pendapatan tidak secara langsung mengubah jumlah permintaan ataupun menggeser kurvanya ke arah positif. Masih ada kemungkinan bahwa produk akan mengalami penurunan jumlah permintaan saat pendapatan meningkat.

Pada barang normal, pertambahan pendapatan menciptakan peningkatan permintaan. Kondisi ini akan membuat peningkatan pendapatan menggeser kurva permintaan dari jenis barang tersebut ke arah positif.

Berbeda dengan barang normal, penambahan pendapatan atau tingkat pendapatan pada barang inferior akan menyebabkan permintaan menurun. Hal ini akan membuat kurva permintaan bergeser ke arah negatif.

Penerapan Elastisitas Pendapatan pada Bisnis

Di kondisi ekonomi masyarakat sedang berada dalam kondisi sejahtera, bisnis produk mewah akan mengalami prospek dan tingkat permintaan yang tinggi. Pendapatan masyarakat yang lebih besar dapat mendorong kenaikan atas permintaan produk mewah.

Berbeda dari produk mewah, perusahaan akan menghindari proses produksi barang inferior yang berlebihan pada kondisi ekonomi tersebut. Risiko permintaan produk inferior menurun akan menjadi lebih tinggi.

Pada kondisi ekonomi yang berlawanan, misalnya saat mengalami krisis ekonomi, perusahaan atau produsen barang mewah tidak akan memperoleh pendapatan yang besar. Kondisi ini disebabkan karena jatuhnya tingkat pendapatan konsumen dan imbasnya pada penurunan permintaan atas barang mewah.

Pada perusahaan atau produsen produk kebutuhan, mereka akna mengubah harga jual setiap produknya, baik itu menurunkannya ataupun menaikkannya. Kondisi ini dapat dilakukan perusahaan apabila perusahaan tersebut memproduksi barang kebutuhan yang lepas dari situasi ekonomi yang tengah memburuk.

Karena termasuk dalam kebutuhan pokok, masyarakat atau konsumen akan tetap membeli produk kebutuhan ini. Penyebabnya tentu saja karena jenis produk tersebut memiliki elastisitas pendapatan yang rendah. Sehingga, perubahan permintaan yang terjadi tidak akan sebesar dengan perubahan permintaan pada jenis produk kebutuhan.

Contoh Elastisitas Pendapatan

Secara umum, beberapa barang dapat dikategorikan dalam barang elastis dan barang tidak elastis. Elastisitas permintaan akan meningkat karena pendapatan lebih meningkatkan kemungkinan konsumen akan membeli produk bisnis.

  • Barang Elastis, yaitu sekelompok barang yang tidak terlalu diperlukan untuk bertahan hidup dan kemungkinan kecil dibeli saat pendapatan menurun, beberapa diantaranya adalah :
    • Pakaian
    • Soda
    • Mobil
    • Elektronik
  • Barang Tidak Elastis, yaitu sekelompok barang yang akan selalu diminati baik dalam masa ekonomi stabil ataupun ekonomi sulit, beberapa diantaranya adalah :
    • Gas
    • Makanan
    • Rokok

Contoh elastisitas pendapatan sangat berkaitan dengan jenis produknya. Misalnya saja beras atau nasi. Nasi dapat dianggap sebagai barang kebutuhan. Hal ini disebabkan karena saat pendapatan meningkat, masyarakat tetap membelinya walaupun data jumlah yang tidak terlalu banyak.

Namun, nasi atau beras juga dapat disebut dalam barang inferior. Hal ini terjadi saat masyarakat mengalami peningkatan pendapatan dan mulai berpikir untuk mengganti nasi dengan produk karbohidrat lainnya yang lebih mahal, misalnya kentang atau roti. Kondisi ini akan menyebabkan penambahan pendapatan dan menurunkan permintaannya.

Selain nasi, kebutuhan pokok lainnya yang disebut dalam barang yang dipengaruhi oleh pendapatan adalah minyak goreng. Saat pendapatan masyarakat menurun, masyarakat akan tetap membeli minyak goreng karena barang tersebut diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

Namun, minyak goreng juga disebut sebagai barang inferior saat peningkatan pendapatan terjadi di masyarakat. Saat pendapatan lebih banyak, masyarakat akan mulai berpikir untuk mengganti minyak goreng biasa dengan minyak kelapa sawit atau olive oil yang lebih mahal untuk keperluan kesehatan.

Contoh lainnya adalah di bidang kendaraan atau otomotif. Mobil merupakan salah satu barang mewah yang tidak wajib dimiliki sebelum mencapai tingkat pendapatan tertentu. Namun, menurut sekelompok orang lainnya, bukan tidak mungkin produk tersebut menjadi kebutuhan wajib untuk dipenuhi karena secara pendapatan juga telah mampu untuk membelinya.

Kondisi otomotif juga mirip dengan bidang elektronik. Ponsel dan laptop merupakan barang wajib yang dimiliki oleh orang yang sudah bekerja. Namun, bagi beberapa orang lainnya, ponsel hanyalah barang mewah yang hanya akan dibeli jika terjangkau oleh pendapatan. Oleh sebab itu, barang-barang ini dipengaruhi oleh pendapatan dan anggapand ari individu yang bersangkutan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn