Daftar isi
Ketika mempelajari tata surya, bukan hanya matahari dan bulan yang menarik perhatian, melainkan juga bintang. Bintang adalah benda langit yang muncul di malam hari yang kita ketahui sebagai teman kemunculan bulan, namun jumlahnya banyak dan tampak sangat kecil dan berkerlap-kerlip.
Bintang walau bisa terlihat oleh manusia-manusia yang ada di bumi, sebenarnya jaraknya dengan bumi sangat jauh. Hal ini menjadi alasan mengapa bintang tampak kecil, hanya muncul di malam hari, dan memancarkan cahaya sendiri tanpa bantuan benda langit lainnya.
Bintang juga dikenal sebagai benda kecil di langit yang terkadang banyak dan terkadang sedikit. Pemancaran cahayanya berasal dari reaksi fusi nuklir penghasil energi di intinya atau setidaknya menurut Rhorom Priyatikanto selaku peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional, pembentukan bintang terjadi dari penggumpalan dan pemanasan awan gas.
Berikut sejumlah fakta menarik seputar bintang yang menambah wawasan kita.
Ketika melihat bintang di malam hari jika ditanya apa warnanya, pasti jawabannya adalah putih. Padahal, warna bintang tidak selalu putih, ada pula warna biru dan merah di mana warna-warna ini merupakan penentu suhu permukaan bintang tersebut.
Untuk suhu permukaan bintang yang rendah biasanya bintang memiliki warna merah, lalu di atas merah adalah bintang berwarna putih dengan suhu panas lebih tinggi. Untuk bintang berwarna biru-putih, suhu permukaan bintang artinya lebih panas, dan bintang berwarna biru menunjukkan suhu permukaan bintang yang jauh lebih panas lagi.
Setiap melihat bintang-bintang di malam hari, bintang selalu tetap berada di posisinya dan hanya terang cahayanya yang berkelap-kelip. Namun faktanya, bintang bergerak setiap saat dan tidak pernah berhenti atau berada dalam kondisi stabil dan statis.
Bumi berotasi pada sumbunya dan bumi juga yang mengelilingi matahari, bukan matahari yang mengelilingi bumi, hal ini sama dengan bintang. Hanya saja, gerakan bintang tergolong lambat dan mata manusia tidak akan mampu mengetahuinya.
Dari kecil manusia diperkenalkan dengan visual bintang berbentuk segi lima, dan begitu juga cara kita menggambar bintang di atas kertas. Namun faktanya, para peneliti berhasil menunjukkan bahwa bentuk bulat adalah bentuk asli bintang dan bukan segi lima seperti yang kita ketahui selama ini.
Bintang yang kita lihat berkelap-kelip memang benar adanya dan ini merupakan sebuah fakta. Namun bukan karena seperti lampu hias yang berkelap-kelip karena aliran listrik, bintang tampak berkelap-kelip karena cahayanya melewati berbagai lapisan atmosfer bumi lalu terbiaskan oleh atmosfer karena suhu dan kepadatan atmosfer bumi tidak sama.
Pembentukan bintang terdiri atas helium, hidrogen, dan unsur lainnya yang kemudian mendukung bintang untuk bisa memancarkan cahayanya sendiri. Meskipun ada pula bintang yang sifatnya hanya memantulkan cahaya dari bintang lain, namun pancaran cahaya tersebut tidak langsung menuju bumi sehingga apa yang cahaya bintang-bintang ini lewati merupakan sebab dari kelap-kelipnya.
Fakta menarik seputar bintang yang juga belum banyak diketahui adalah bahwa seperti halnya makhluk hidup, bintang juga melalui proses kehidupan dan kematian. Walau ketika melihatnya dari bumi bintang-bintang tersebut tampak sama, rentang hidup mereka berbeda-beda.
Bintang tercipta melalui proses gravitasi sekaligus akumulasi gas serta debu di luar angkasa dan usia bintang-bintang tersebut ditentukan oleh massa dan ukurannya. Sebab bila bintang-bintang kecil berusia panjang, maka bintang-bintang besar berusia lebih pendek sehingga lebih cepat masuk ke dalam fase kematian.
Belum banyak orang mengetahui fakta menarik tentang adanya bintang paling jauh dan bintang paling terang. Selama ini tentu jelas diketahui bahwa bintang berjarak jauh dari bumi, namun bintang paling jauh telah teridentifikasi, dan bintang tersebut memiliki jarak 13 miliar tahun cahaya lebih dari bumi.
Dari segi pemancaran cahaya, bintang juga ada yang tidak terlalu terang dan ada pula yang paling terang. Bintang Pistol di Pusat Galaksi terdeteksi sebagai bintang yang energinya 10 juta kali lebih besar daripada energi matahari sehingga disebut sebagai bintang paling terang.
Bintang sudah ada sejak tata surya terbentuk dan pada dasarnya pun pengamatan terhadap bintang sudah dilakukan manusia sejak ribuan tahun lalu. Jika kini kita dapat melihat gambar-gambarnya secara mudah melalui internet, zaman dulu para pengamat menggambar pola-polanya secara manual.
Konstelasi ini adalah sebutan untuk gambar dari pola-pola bintang tersebut. Konstelasi bintang memiliki fungsi utama sebagai penunjuk arah dan rasi bintang Ursa Major adalah penunjuk arah utara yang memudahkan manusia memahami arah.
Konstelasi bintang ini juga disebut dengan rasi bintang (biasanya berkaitan dengan zodiak). Rasi bintang merupakan sekelompok bintang yang berhubungan satu sama lain membuat bentuk atau konfigurasi khusus yang kini juga lebih dikenal dengan contoh-contoh seperti Capricorn, Aquarius, Pisces, dan lainnya.
Bintang Neutron adalah bintang paling kecil dan bahkan dikenal paling padat di alam semesta. Bintang dengan panas permukaan 18 juta derajat Celsius ini merupakan inti bintang kecil dan padat hasil ledakan supernova. Massa 1 sendok the materi bintang Neutron saja mencapai 1 miliar ton lebih karena terdapat kandungan atom serta partikel-partikel lain.
Bila sebelumnya membahas bintang Neutron yang merupakan hasil ledakan Supernova, maka Supernova sendiri adalah objek sementara di mana bintang yang mengalami supernova menyebabkan pancaran cahayanya super terang.
Fenomena Supernova adalah fenomena ledakan suatu bintang yang hampir mati dan oleh karena itu pancaran cahayanya sangat cemerlang dan kuat di galaksi. Ledakan tersebut dipicu oleh kematian bintang besar dan keruntuhan bintang yang cepat.
Bintang tidak hanya terus-menerus bergerak, tapi juga berdenyut hingga bergetar. Bintang di langit memiliki “denyut jantung” yang terbukti melalui hasil penelitian dari Harvard-Smlthsonlan Center. Menurut para ilmuwan, tingkat kecerahan bintang yang bisa berubah-ubah berkaitan dengan “denyut jantung”. Penemuan tersebut rupanya juga dapat menjadi penentu usia sebuah galaksi karena denyut yang berbeda-beda sekaligus mendukung pemahaman struktur internal bintang secara lebih mudah.
Adanya teori bintang kembar yang merupakan teori terbentuknya tata surya. Menurut teori ini, ada dua bintang besar dan kembar yang membentuk tata surya; terjadi ledakan pada salah satunya dan terpecah menjadi debu-debu.
Debu-debu dari ledakan satu bintang kembar besar ini yang memicu pembentukan planet-planet, lalu satu bintang kembar besar lainnya yang tidak meledak adalah mataharinya. Teori ini telah ada sejak tahun 1940 oleh RA Lyttleton dan tahun 1956 dijelaskan kembali oleh Fred Hoyle.